Suami Misterius - Bab 967 Kemungkinan Melepaskan Su Loran Lebih Besar

Su Loran meminta orang memantau putra Su Dalika, tujuannya sangat jelas, ingin menculik putra Su Dalika lalu memaksa Su Dalika tunduk.

Dari sifat Su Loran, sangat tidak mungkin dia akan duduk diam.

Dia pasti dipaksa melakukan hal yang tidak bermoral ini, dia yang masih menjalani masa jaminan, kalau di masa ini kembali melakukan kejahatan, ini sama saja dengan mencari mati.

“Beritahukan kepada dewan kota, sebisa mungkin kita jangan ikut campur.”

Rudy hanya menyampaikan ini lalu mematikan telepon.

Clara memiringkan kepala dan menatapnya, tatapan matanya berbinar, seolah sedang berpikir, tapi tidak mengatakan apa-apa.

Lalu, menundukkan kepalanya terus merevisi karya seninya, hanya saja, dia tidak berminat lagi berdiskusi dengan Rudy.

Rudy kembali ke sisinya, tersenyum dengan lembut, mengulurkan tangan menyentuh kepalanya “Besok biarkan Sus Rani membersihkan kamar yang ksosng dan aku akan meminta sekretaris menghubungi perusahaan dekorasi.”

“Hmm.”

Clara menganggukkan kepala.

Hari ketiga, begitu kamar sudah dibersihkan, designer perusahaan dekorasi datang.

Designer mengeluarkan puluhan design kamar baru, Clara melihat sebentar, tapi karena dia mempunyai pemikiran sendiri, jadi pada akhirnya kamar di dekorasi sesuai dengan sketsa gambarnya.

Mendekorasi kamar bayi sebenarnya sangat sederhana, hanya perlu mencat dinding, menambahkan beberapa item bayi, itu saja sudah lengkap.

Rudy yang pulang dari kantor, berdiri di depan pintu, menatap kamar berwarna pink yang penuh dengan nuansa romantis.

Dinding pink, tirai kartun pink, lantai kayu solid, atap biru, lampu gantung berbentuk bulan dan bintang-bintang di sebelahnya, tempat tidur bayi berwarna putih gading yang ditempatkan di tengah, lalu ditutupi dengan selimut pink yang terlihat sangat lembut.

Ada boneka malaikat cantik di atas selimut.

Di samping tempat tidur bayi tergantung sebuah lonceng dan Clara sedang duduk di samping tempat tidur, dengan hati-hati menggantung boneka dekoratif di atasnya.

Jendela kamar setengah terbuka dan angin bertiup dari luar dengan lembut mengangkat rambutnya.

Lonceng yang tertiup angin di samping tempat tidur membuat suara jingle yang halus dan sangat enak didengar.

Seluruh pemandangan indah ini seperti mimpi, membuat orang merasa itu tidak nyata.

Tanpa sadar Rudy melangkahkan kakinya, memeluk Clara dari belakang, secara alami mengambil boneka dari tangannya dan menggantungnya dengan lembut di samping lonceng tempat tidur.

Clara memiringkan kepala memandangnya dan tersenyum, lalu berkata “Sudah pulang.”

“Iya.”

Rudy menjawabnya, sambil menekan dagunya dengan ringan ke pipinya, menggosok dengan penuh kasih sayang, suaranya yang lembut dan menggoda “Kamarnya sangat cantik, putri kita pasti sangat menyukainya.”

Clara tersenyum menganggukkan kepala, ada kelembutan di antara alis dan matanya.

Dia mengangkat matanya melihat keluar jendela, seolah memikirkan sesuatu, tatapannya sedikit linglung.

“Ketika aku kecil, kamar yang aku tempati mirip dengan ini.”

Tempat tidur princess berwarna putih gading dengan renda yang indah dan atapnya ditutupi oleh bintang-bintang yang bersinar.

Saat itu, aku sangat menyukai boneka, ada banyak boneka di rumah.

Saat itu, ibuku masih hidup, dia belum bercerai dengan Yanto, kehidupan kita bertiga tidak ada Rina, tidak ada Yunita dan Elaine, momen itu sangat indah.”

Clara juga tidak tahu apa yang salah dengan dirinya, mungkin ibu hamil lebih sensitif, akhir-akhir ini dia sering mengingat masa lalu.

Rudy memeluknya dan mencium dahinya dengan lembut “Berhentilah memikirkan masa lalu.”

“Sekarang kamu memiliki diriku, Wilson dan putri kecil kita.”

“Ehn.”

Clara tersenyum menganggukkan kepala “Aku masih ada kalian.”

Clara bersandar dalam pelukannya dengan lembut dan patuh.

Rudy menundukkan kepalanya perlahan, mencoba mencium bibir merahnya yang lembut, tapi begitu bibir satu sama lain saling menyentuh, ada suara langkah kaki di koridor.

Pintunya tidak tertutup, Wilson mendobrak masuk, dengan sepasang mata hitam berbinar terang dan berkata dengan terkejut: “Kamar adik benar-benar cantik.”

Ketika Wilson masuk, Rudy dan Clara langsung berpisah.

Clara berjalan ke samping Wilson, menyentuh kepalanya dengan lembut dan berkata: “Apakah kamar adik cantik? bagaimana kalau kamu bertukar kamar dengan adik?”

Tanpa sadar Wilson menggelengkan kepalanya “Tidak mau, aku anak laki-laki.”

Setelah mengatakannya, dia meletakkan boneka yang ada di tangannya di tempat tidur bayi.

“Apakah kamu membelikannya untuk adik?”

Tanya Clara.

Wilson menganggukkan kepala “Bersama dengan teman sekelasku Dodo, adiknya sangat menyukai boneka, Dodo mengatakan anak perempuan sangat menyukai boneka.”

“Aku pikir, adik mungkin menyukainya juga, jadi aku membelinya.”

“Wilson benar-benar abang yang baik.”

Clara memeluk Wilson dengan puas.

“Clara, Wilson, ayo makan.”

Terdengar suara Sus Rani dari bawah, dia sudah menyiapkan makanan, memanggil mereka untuk turun makan.

Putri kecil dalam perutnya terus tumbuh besar, nafsu makan Clara meningkat, sekarang dia bisa makan sampai dua piring nasi, setelah itu masih ada makanan penutup.

Benar-benar satu orang makan porsi dua orang.

Tapi makan banyak belum tentu hal yang baik, hasil pemeriksaan kandungan terakhir kali, Lena sengaja mengingatkannya untuk memperhatikan makanan.

Karena nutrisi yang baik, membuat putri kecil di dalam perut tumbuh menjadi gadis gemuk, jauh lebih berat daripada janin seharusnya di bulan yang sama.

Janin yang terlalu besar sulit untuk dilahirkan, semua orang mengetahui hal ini.

Jika terjadi dystocia atau operasi caesar, Clara akan lebih menderita.

Setelah makan malam, Sus Rani menemani Wilson mengerjakan PR, Rudy mengandeng tangan Clara berjalan santai untuk mencerna makanan di dalam perut.

Malam hari di musim dingin datang lebih cepat, hanya menyisakan lampu jalan berwarna oranye.

Clara merangkul lengan Rudy, berjalan bersama dengannya di jalan bebatuan yang datar.

Ada butiran salju halus di langit, ketika salju turun, cuaca tidak terlalu dingin, tapi membuat udara segar.

“Bagaimana dengan Ahmed?”

Clara bertanya dengan tiba-tiba.

Keberadaan Ahmed seperti telur yang akan menetas, kalau tidak menariknya keluar, kehidupan tenang seperti ini akan dirusak setiap saat.

“Selangkah demi selangkah.”

Jawab Rudy.

Masalahnya sudah sampai tahap ini, bukan lagi masalah yang bisa diselesaikan dengan tergesa-gesa.

Ahmed di matanya tidak mungkin bisa membuat masalah lagi.

Sekarang hanya perlu menunggu di antara Talia dan Su Loran, dia akan memilih yang mana dan yang tidak dipilih itu pasti akan menyeretnya ke neraka.

“Apakah bayi dalam kandungan Su Loran tidak bisa dipertahankan?”

Tanya Clara seolah tidak memikirkannya terlebih dulu, membuat Rudy sedikit terkejut.

Dia tahu istrinya sangat cerdas, tapi dia tidak menyangka dia begitu tajam.

Saat ini, Talia dan Su Loran dalam keadaan seimbang, tidak ada yang kalah dan kesempatan untuk memecahkan keseimbangan ini mungkin dengan bayi di dalam kandungan Su Loran.

Yaya diculik dan hampir saja meninggal dunia, Talia sangat peduli pada putrinya, tidak mungkin membiarkan Yaya menderita.

Dan dendam ini, pasti akan Talia balas kepada Su Loran.

Dan Ahmed mungkin mengetahui ini dengan jelas.

Sekarang tinggal melihat dia memilih yang mana.

Kalau dia memilih anak Su Loran, Talia pasti tidak akan iklas begitu saja.

Kalau dia memilih Talia, anak Su Loran pasti tidak bisa dipertahankan.

Dari pemahaman Rudy kepada Ahmed, kemungkinan dia melepaskan Su Loran lebih besar.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu