Suami Misterius - Bab 981 Dilemparkan Ke Lift Seperti Melempar Paket

“Sudahlah, jarang-jarang Rudy datang. Kamu cemberut dan bermuka judes seperti itu untuk diperlihatkan ke siapa hah.

Hubungan suami istri mereka begitu baik begini, kamu jangan memberantakkannya.”

Kata Aeris meleburkan suasana canggung.

“Oh, hampir saja aku lupa, aku masih ada sup di panciku, sup kambing wortel untuk menambah gizi tubuh, jadi makanlah yang banyak ya.”

Selesai bicara, Aeris pun pergi ke dapur.

Makan malam juga sama megahnya. Aeris sendiri yang langsung memberikan satu mangkok penuh sup ke Clara.

“Terima kasih bibi, tetap bibi yang selalu paling baik padakku.”

Clara tersenyum sambil mengambil mangkok berisi sup itu. Dia hanya memakan wortel di supnya dan tidak memakan dagingnya sama sekali.

“Rudy, kamu juga makanlah yang banyak. Satu keluarga jangan terlalu sungkan.”

Aeris terus menyuruh semua orang untuk makan, dia sama sekali tidak melihat ketidakwajaran pada diri Clara.

Mungkin karena perasaan yang dekat dari pasangan, Rudy yang duduk di samping Clara melihat kalau Clara tidak berani makan dagingnya.

Padahal makan malam kemarin, Clara masih menggigit dan mengunyah habis satu utuh kaki babi. Hari ini, dia sama sekali tidak menyentuh makanan yang berupa daging. Jelas sekali ada trauma kecil yang dialaminya yang disebabkan karena paket yang berisi kelinci mati itu.

Rudy mengambil daging ikan dengan sumpitnya lalu memisahkan duri ikannya dengan hati-hati, menyelupkan daging ikan itu ke dalam saus, lalu meletakkan ke dalam mangkok Clara.

“Masakan ikan buatan bibi ini lumayan enak. Sedikitpun tidak amis, kamu coba deh.”

Daging ikan berwarna putih, jadi trauma dalam hati Clara tidak terlalu berpengaruh dengan daging ikan. Dia memasukkan daging ikan itu ke dalam mulutnya, lalu memiringkan kepala tersenyum kepada Rudy.

“Pintar sekali.”

Rudy mengulurkan tangan dan mengelus kepalanya, mereka pun saling menatap dengan hangat dan lembut.

"Hei, hei,hei, sedang makan ini. Kalian begitu jelasnya menunjukkan kemesraan, apa kalian tidak khawatir kami nanti mual dan tak nafsu makan.”

Kata Tamtam dengan keras menggoda mereka berdua.

“Jangan iri deh. Walaupun kamu mau bermesraan pun, sayangnya tidak ada orang yang menemanimu bermesraan.”

Jawab Clara tidak terima.

“Kege-eran kamu itu, siapa juga yang iri padamu. Sana makan saja, agar sepupuku satu ini tidak sampai kurus kering.”

Selesai bicara, Tamtam pun menyumpitkan makanan ke mangkok Clara.

“Sudah sudah, kalian berdua jangan banyak bicara lagi. Sudah sebesar ini, masih saja bertengkar mulut seperti anak kecil.”

Kata Aeris tak berdaya sambil geleng-geleng kepala.

Suasana di meja makan pun jadi hangat. Setelah makan, ekspresi di wajah Ezra juga jadi lebih membaik. Rudy menemaninya bermain catur beberapa kali, tidak ada jejak kekalahan sehingga membuat Ezra tersenyum senang.

Namun, di tengah permainan catur. Perusahaan logistik mengirimkan hasil penyelidikan.

Meskipun nama pengirim, informasi kontak dan nomor KTP itu palsu, tapi setiap paket yang dikirim punya nomer resinya masing-masing. Dari nomer resi itu, bisa dengan mudah diselidiki dari area kurir mana yang menerima paket itu.

Perusahaan logistik dengan mudah menemukan kurir yang mengirim paket itu. Tapi, karena ada terlalu banyak paket jadi kurir itu tidak terlalu yakin paket itu diambil dari distrik yang mana.

Namun, distrik yang menjadi tanggung jawab masing-masing kurir sangat terbatas.Perusahaan logistik menyelidiki satu per satu dan akhirnya mendapatkan satu distrik penerima paket itu. Perusahaan logistik pun mengambil video cctv di distrik itu pada hari pengiriman.

Dalam video cctv, tampak seorang gadis muda membawa sebuah kotak paket dan menyerahkannya kepada kurir.

Setelah video diperbesar, paket yang dikirim itu benar-benar adalah paket mengerikan yang diterima oleh Clara.

Setelah menentukan tersangka, maka mudah mengidentifikasi identitas gadis itu. Dia adalah cucu dari bibi sepupu Rudy.

Setelah insiden keluarga Sunarya yang harus terpaksa melepaskan semua kekuasaannya terakhir kali itu, Bahron pun harus berurusan dengan berbagai keributan orang-orang yang suka membuatnya menderita. Dan bibinya ini adalah salah satu dari orang-orang itu.

Bibi sepupunya ini hanya memiliki satu putra, yang kemampuannya tidak terlalu baik dan tidak terlalu jelek. Dulu Bahron lah yang membantunya bekerja di direktorat jenderal pajak negara. Meskipun tidak memberikan kontribusi yang luar biasa. Tapi di bawah perlindungan keluarga besar seperti Keluarga Sunarya ini, dia bisa menjadi kepala departemen kecil. Sehari-hari dia menjalani hidup yang cukup nyaman.

Hanya saja, hati manusia tidak akan ada puasnya. Putra bibi sepupunya ini tahun lalu ingin bersaing memperebutkan posisi wakil kepala direktorat jenderal pajak. Dia memohon bantuan keluarga Sunarya. Bagi mereka, hal ini hanyalah masalah sepele untuk keluarga Sunarua, seolah tidak ada alasan tidak membantu mereka.

Hanya saja Bahron tidak terlalu mengurusi masalah keluarga Sunarya yang sekarang. Rudy lah yang mengurusi dan mengambil keputusan. Rudy tidak ada hubungan yang dekat apapun dengan para bibi ini, jadi dia langsung menolaknya.

Alhasil, keluarga bibi sepupunya menyimpan dendam kepada Rudy. Di bawah kilau orang lain dan juga di bawah insiden pengambilan paksa kekuasaan keluarga sunarya, mereka mencari gara-gara seenaknya, seperti badut. Jadi tentu saja, Bahron harus memberi pelajaran kepadanya. Tidak usah wakil kepala direktorat jendral pajak, cukup mencari kesalahan kecil saja sudah bisa membuat putra bibi sepupu itu dipecat dan akhirnya jadi pengangguran yang hanya bisa di rumah saja.

Satu keluarga tidak ada penghasilan maka wajar masuk ke dalam kesusahan dan kesulitan.

Cucu bibi sepupunya itu kesal jadi menggunakan cara yang sangat kekanak-kanakan ini untuk melampiaskan amarahnya.

Setelah Ezra mengetahui bahwa kerabat Keluarga Sunarya yang membuat masalah ini, dia pun langsung marah. Kesan baik yang diberikan Rudy beberapa saat tadi, langsung musnah begitu saja menjadi kesan yang sangat negatif.

Ezra dengan tegas tidak mengizinkan Rudy membawa Clara pulang, siapapun yang membujuk tidak ada gunanya.

Aeris pun sangat tak berdaya, “Ezra, bagaimana bisa kamu semakin tua jadi semakin keras kepala sih. Kenapa kamu bisa-bisanya mau memisahkan pasangan yang punya hubungan yang sangat baik.

Lagi pula, Clara juga sedang hamil...” “Justru karena hamil jadi tidak boleh pulang ke sana lagi. Jika ada kesalahan sedikit saja maka dua nyawa akan melayang.

Kali ini paket kelinci mati, selanjutnya bisa-bisa paket bom.

Kerabat keluarga Sunarya kalian ini apapun hal bisa dilakukan tanpa ada batasnya! Sebelum Clara melahirkan, dia akan tinggal di rumah ibunya ini. Aku mau lihat, siapa yang berani datang mengirimkan barang-barang buruk dan kotor ke rumah keluarga Qin ini!”

Suara dan nada bicara Ezra terdengar sangat marah sekali. Setelah nbicara, dia memerintahkan ke Tamtam, “Kamu, cepat selidiki para bibi sepupu keluarga Sunarya itu sudah melakukan hal apa saja yang berniat untuk mengganggu keponakan perempuanku ini. Mereka pikir keluarga Qin ini sudah tidak ada orang apa!”

Ezra tampak geram dan marah sekali. Clara mana berani mengikuti Rudy pulang ke rumah mereka. Dia pun mendorong Rudy keluar dari pintu Keluarga Qin.

Rudy berdiri di luar pintu, menatapnya dengan amat sedih dan kasihan.

"Istriku, apa kamu benar-benar tidak pulang bersamaku?"

"Em."

Clara mengangguk, "Kamu tahu pamanku punya penyakit jantung. Mana berani aku membuatnya marah, bagaimana nanti kalau nanti dia tiba-tiba dia kena serangan jantung karena terlalu marah.”

“Kamu hanya memikirkan pamanmu. Kenapa kamu tidak memikirkan bagaimana aku?

Aku tidak akan bisa tidur kalau tidak memelukmu.”

Rudy menarik tangan Clara, dia terus di luar pintu dan tidak mau pergi.

“Sudah jangan menipuku. Ketika kamu begitu sibuk di tentara dan menginap dan tidak pulang semalaman di sana, aku tidak melihatmu tidak bisa tidur karena merindukanku.”

Kata Clara.

Baru saja dia menjatuhkan ucapannya, Rudy menarik tubuh Clara masuk ke dekapannya. Hanya saja, di antara mereka dipisahkan sedikit jarak oleh seorang bayi perempuan kecil di kandungan. Sehingga tidak bisa terlalu intim.

Kepala Rudy bersandar di dekat leher Clara, napas hangatnya terasa di telinga Clara yang sensitif, "Bagaimana kamu tahunya kalau aku tidak bisa tidur karena terlalu merindukanmu?

Selama kamu tidak di sisiku, aku akan merindukanmu dan memikirkanmu sampai insomnia. "

"Kalau begitu, kamu terpaksa hanya bisa meneruskan insomnia mu itu."

Clara tersenyum, dia mengulurkan tangannya jail lalu mencubit wajah Rudy, "Setidaknya lebih baik kamu insomnia daripada pamanku yang harus masuk rumah sakit kan.

Suamiku, ayo mengertilah. Kamu pulang sendiri dulu ya.”

Setelah mencubit wajahnya, Clara mencium wajah Rudy yang tadi dicubitnya.

Lalu Rudy pun dilemparkan ke lift olehnya seperti melempar paket.

Rudy masuk ke lift lalu turun dengan liftnya. Ketika lift turun ke lantai lima, ponsel Rudy berdering.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu