Suami Misterius - Bab 1033 Belum Siap

"Hah?"

Honey terkejut dan matanya melebar, telapak tangannya scara spontan menyentuh perut, "Tidak, tidak bisa begini."

"Bisa atau tidak, harus bertanya pada dirimu sendiri."

Clara menepuk bahu Honey, melihat wajahnya memucat, kemudian membujuk dan berkata: "Mengapa kamu begitu takut? Apakah kehamilan itu mengerikan? Kamu tidak suka dengan anak-anak atau kamu takut Aldio tidak mau bertanggungjawab?"

"A, aku belum siap."

Honey berkata dengan ragu-ragu.

Honey masih bimbang apakah ingin bersatu kembali dengan Aldio atau tidak, apa yang harus dilakukan jika tiba-tiba memiliki anak? Jika tidak menggugurkannya, maka menikah.

Honey benar-benar belum siap menikah dengan Aldio.

Belum siap untuk menjadi istrinya dan juga belum siap menjadi seorang Ibu.

"Setelah jamuan makan selesai, minta asistenmu pergi ke apotek untuk membeli alat tes kehamilan.

Mungkin, benar-benar salah makan, jangan menakuti diri sendiri. "

Clara berkata lagi.

Honey mengangguk dan mengikutinya kembali ke meja.

Namun, meskipun sedang duduk di sana, Honey selalu tampak linglung.

Raut wajahnya tidak begitu baik dan pikirannya kacau.

Saat Honey dan Aldio hidup bersama, Tuan Muda Vosh sangat berpengalaman dan tindakan pengamanan selalu dilakukan dengan ketat.

Honey masih belum dewasa dalam hubungan antara pria dan wanita, sama sekali tidak memiliki konsep kontrasepsi. Oleh karena itu, terakhir kali setelah keduanya minum... Honey sama sekali tidak berpikir akan mengambil tindakan untuk solusinya.

Setelah dihitung-hitung, jika benar-benar waktu itu dan sekarang tidak datang bulan, maka waktunya sangat tepat.

Tetapi, hanya saat itu saja mereka tidak mengambil tindakan. Bisa begitu mujur, hanya dengan sekali saja?

Honey mendengar dari ibunya bahwa perlu waktu lebih dari setahun bagi abang sepupu dan ipar sepupunya untuk mempersiapkan kehamilan.

Honey frustrasi dan semakin memikirkannya, semakin bingung. Akhirnya bisa bertahan sampai akhir dari perjamuan. Kemudian Honey mencari alasan, lalu meninggalkan Nyonya Verome dan pergi.

Honey menelepon asistennya, kemudian menjemput asisten di lokasi yang sudah disepakati, lalu mengemudi menuju ke apotek di pinggiran kota dan berhenti di depan pintu apotek.

Honey duduk di dalam mobil dan memperhatikan asisten yang mengenakan mantel dan topi masuk ke apotek dengan tergesa-gesa, kemudian keluar dengan tergesa-gesa juga, di tangannya ada tambahan kantong obat.

Setelah masuk ke dalam mobil, asisten menyerahkan kantong itu ke Honey, Honey melihat di dalamnya ada tiga atau empat kotak.

"Mengapa beli begitu banyak?"

"Satu saja tidak menjamin, aku biasanya membeli lebih dari tiga.

Jika hasil tes ketiganya sama, barulah bisa disebut akurat. "

Setelah selesai menjelaskannya, asisten bertanya dengan sedikit bergosip: "Kak Honey, anak ini milik siapa?"

"Kurangi pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan."

Honey menjawab dengan acuh tak acuh.

Honey sekarang dalam kebingungan dan tidak berniat membahas gosip asistennya.

"Aku hanya penasaran saja. Bukankah Anda dan Tuan Vosh sudah putus? Apakah ayah dari anak itu cinta lama atau cinta baru... "

" Matamu yang mana satu melihatku punya cinta baru! "

Honey menjawab dengan tidak senang.

Asisten langsung mengerti bahwa anak itu milik Aldio.

"Apakah Tuan Vosh tahu? Apakah kalian akan kawin tembak? Romantisnya. "

Mata asisten itu tersenyum dan menyipit, wajahnya tampak iri.

"Apa yang perlu dibahagiakan, jika aku menikah dan punya anak, maka kamu akan menganggur."

Honey mengucapkan sepatah kata padanya, kemudian menginjak pedal gas dan mobil melaju ke jalan utama.

Tidak jauh di depan adalah stasiun kereta bawah tanah, Honey memarkir mobil di sebelah stasiun kereta bawah tanah, "Naik kereta bawah tanah sendiri dan kembali."

"Kak Honey, di sini jauh dari kota."

"Kereta bawah tanah bisa langsung diakses, sangat mudah."

Honey berkata.

Asisten itu mendorong pintu dan keluar dari mobil dengan tidak berdaya, kemudian dengan linglung memperhatikan mobil Honey pergi.

Setelah tiba di rumah, Honey bahkan tidak mengganti sepatunya dan langsung naik ke atas, masuk ke kamarnya.

Honey duduk di tepi tempat tidur sambil memegang kotak tes kehamilan di tangannya, jantungnya berdetak dengan sangat kencang.

Honey tidak pernah menggunakan benda semacam ini. Setelah dibuka, Honey meletakkan alat tes kehamilan itu di meja samping tempat tidur, kemudian membaca instruksi dengan teliti.

Honey baru saja membaca setengah, seseorang datang mengetuk pintu kamarnya, "Honey, apakah kamu sudah kembali?"

"Oh..." Honey menjawab, kemudian dengan buru-buru memasukkan barang-barang itu ke bawah selimut, lalu pintu kamar terbuka.

Honey sangat kesal, karena lupa mengunci pintu.

Ayah Verome masuk ke dalam dan melihat wajah kecil putrinya pucat dan terlihat seperti sakit. Kemudian berjalan ke arahnya dengan tergesa-gesa dan menyentuh dahinya, "Kamu kelihatan tidak begitu baik, apakah kamu sakit?"

"Tidak."

Honey menggelengkan kepalanya, dalam hatinya berpikir, jika terlalu ketakutan karena hal ini, maka benar-benar akan sakit.

Ayah Verome mengangguk, baru saja hendak berbicara, pandangan matanya langsung tertuju pada alat tes kehamilan di meja samping tempat tidur, wajahnya seketika langsung berubah dan bertanya dengan tatapan serius: "Ada apa?"

Honey: "..." Honey terdiam dan menundukkan kepalanya sambil menggenggam kedua tangannya erat-erat.

Di mata orang luar, tinggal bersama dan hamil sebelum menikah tampaknya bukan masalah besar.

Tetapi ayah Verome adalah orang yang sangat tradisional dan kedisiplinannya terhadap Honey sangat ketat.

Oleh karena itu, menghadapi pertanyaan ayahnya, Honey sangat panik dan bahkan merasa sedikit takut.

Setelah itu, Nyonya Verome masuk, melihat barang-barang di meja samping tempat tidur dan raut wajah suami yang tidak begitu baik, kemudian mengulurkan tangan dan memeluk putrinya.

"Buat apa kamu melototinya seperti itu? Jangan menakuti putrimu. Sekarang sudah zaman apa? Tinggal bersama dan kawin tembak adalah hal yang normal. "

Setelah Nyonya Verome selesai berbicara, kemudian berkata lagi kepada Honey, "Besok, minta Aldio datang ke rumah. Dalam situasi ini, pertama-tama kita harus mengetahui sikapnya."

"Oh."

Honey mengangguk.

Meskipun raut wajah ayah Verome tidak begitu baik, tetapi tidak membantah apapun.

Honey mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Aldio dan memintanya untuk bertemu malam ini.

Aldio menerima telepon dari Honey dan merasa tersanjung karena akhir-akhir ini selalu dirinya yang mengganggu Honey.

Dan sekarang Honey berinisiatif untuk mengajaknya keluar, itu benar-benar seperti matahari terbit dari barat.

Aldio memerintahkan sekretaris untuk membatalkan semua rencana malam ini, kemudian mengenakan jaket dan bergegas keluar.

Honey memintanya untuk bertemu di sebuah kedai kopi di dekat perusahaan. Aldio tidak mengemudi, dia berjalan keluar dari perusahaan dan menyeberang jalan. Ada sebuah kedai kopi di seberang jalan.

Di ruangan pribadi, Honey sudah menunggu dari tadi dan mulai sedikit cemas.

Aldio mendorong pintu dan masuk, kemudian duduk di seberangnya dan memesan secangkir Blue Mountain.

Setelah pelayan pergi, Aldio membuka mulutnya sambil tersenyum, masih dengan senyuman tidak serius dan main-main.

"Mengapa kamu begitu terburu-buru mencariku, apakah kamu merindukanku?"

Honey sedang tidak ingin tertawa bersamanya saat ini, kemudian berkata dengan wajah serius: "Orang tuaku ingin bertemu denganmu."

"Baik. Kapan? "

Aldio mengangguk dan bertanya.

Aldio sangat ingin bertemu dengan calon ayah mertua dan ibu mertuanya.

"Besok."

Ketika selesai berbicara, Honey menunduk sambil menggigit bibir dan bimbang sejenak. Kemudian bergumam dengan suara pelan: "Aku ketahuan oleh ayahku saat menggunakan strip tes kehamilan. Jika kamu pergi menemui mereka besok, mereka mungkin akan membicarakan tentang pernikahan kita. Jika kamu tidak ingin menikahiku, maka pikirkan baik-baik cara menghadapi mereka. Sedangkan untuk anak ini, jika kamu tidak menginginkannya, maka aku bisa mengurusnya sendiri. "

Setelah Honey selesai berbicara, keduanya terdiam.

Aldio menatapnya dengan heran, setelah beberapa saat barulah bereaksi, "Kamu, hamil?"

"Mungkin, tetapi belum yakin."

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu