Suami Misterius - Bab 485 Sanksi Hukum

Pada saat ini, Rina sudah panik, tidak peduli apa yang dikatakan Yunita, dia tidak berhenti mengangguk. Tapi kata-kata Yunita membuatnya sangat kaget.

Yunita berkata: “Masalah tentang ayah membunuh kakek Qin, kamu pasti telah memegang bukti di tanganmu kan.”

Yunita mengatakannya dengan penuh kepastian bukan menanyakan kecurigaan. Dia sangat memahami ibu kandungnya, kalau tidak memegang sesuatu di tangannya, Rina tidak akan membicarakan hal ini dengannya.

Rina mengangguk, dan menjawab dengan jujur: “Ayahmu memiliki kebiasaan berbicara disaat tidur, mengenai masalah Kakek Qin, dia pernah mengatakannya beberapa kali, dan aku pernah merekamnya. Tapi kata-kata mimpi tidak mungkin bisa menjadi bukti untuk menuduhnya sebagai seorang pembunuh.”

“Aku tidak peduli apakah dia sebagai pembunuh atau bukan.”

Yunita tersenyum dingin dan melanjutkan: "Rekaman di tanganmu memang bukan bukti. Setelah terekspos, itu cukup untuk menghancurkan Yanto. Kamu telah hidup bersamanya begitu lama, apakah kamu masih tidak jelas apa yang paling dipedulikan ayahku? Dia paling mementingkan masa depan dan wajahnya. Oleh karena itu, rekaman ini cukup untuk mengancam Yanto."

“Meskipun aku mengancamnya, dia sebagai wakil walikota kecil, juga tidak memiliki kemampuan untuk mengeluarkanmu.” Rina terlihat sedih.

Pandangan Yunita sangat dingin, sudut bibirnya terangkat sebuah lekukan kejam. "Ayah dan walikota Li dari Departemen Keamanan Publik adalah teman lama, dalam beberapa tahun ini, mereka telah melakukan banyak kejahatan bersama, kalau Ayah memintanya melakukan sesuatu, dia pasti akan menyetujuinya, sebagai seorang perwira, tidak sulit baginya untuk membunuh seorang tahanan di pusat penahanan."

“Maksudmu....” Akhirnya Rina mengerti apa yang dimaksud Yunita. Dia terkejut dan membuka lebar matanya, terlihat sangat panik.

Yunita mengangguk dan berkata dengan nada suram, “Selama Lipan meninggal, tidak ada saksi yang menuduhku, aku tentu akan dibebaskan.”

“Tapi, itu adalah sebuah nyawa.” Rina merendahkan suaranya dan berkata dengan wajah gelisah.

Dia memang bukan orang baik, tapi menyuruhnya membunuh seseorang, Rina memiliki perasaan takut yang tak terkatakan.

Yunita mengerutkan kening, dia hanya merasa ibunya ini semakin tidak berguna. “Kalau pria itu tidak mati, maka aku yang akan mati. Bu, emangnya kamu ingin melihatku mati!”

Dipisah dengan jendela besi, Yunita memegang tangan Rina dengan erat.

Tangan Rina dingin dan kaku, wajahnya pucat, bibirnya bergetar, dan tidak dapat mengatakan apapun.

Hingga polisi di luar mengetuk pintu mengingatkan: "Waktu berkunjung sudah habis."

Rina terkejut dan berdiri dengan terhuyung-huyung.

Melihat dirinya pergi, Yunita bangkit dari posisinya, memegang pagar besi, dan berteriak keras, "Bu!"

Di belakangnya, dua petugas polisi segera melangkah maju dan menahannya.

Yunita ditekan oleh dua petugas polisi wanita, dia membuka lebar matanya berteriak: “Bu, tolong selamatkan aku, kamu harus menyelamatkan aku, aku tidak mau mati......”

Rina menatap putrinya dengan mata merah, mengangguk dengan panik, dan menangis berkata, "Ibu tahu, ibu tahu!"

Rina berjalan keluar dari pusat penahanan sambil menangis, kemudian segera bergegas ke keluarga Santoso.

Setelah kembali ke keluarga Santoso, Rina baru sadar kata-kata itu terealisasi: Perasaan memudar ketika orang berpisah.

Petugas telah mengganti orang, dan tidak kenal dengannya sebagai Nyonya Santoso yang sebenarnya, bahkan melarangnya masuk.

Wini berjalan keluar dari villa, mengangkat dagunya, berpenampilan seperti nyonya rumah, dan mengatakan kata-kata ironis, “Hey, aku kirain siapa, ternyata kakak ipar kembali. Aku saran kamu jangan masuk, Yunita ditangkap, sangat memalukan, Kakak sepupu dan nenek sangat marah, kalau kamu masuk sekarang, juga akan diusir, sampai saat itu kamu akan lebih memalukan.”

Sekarang Rina tidak bersuasana hati melayani Wini, dia hanya menyindir, “Yanto sudah tua sekarang, tidak masalah kalau dia suka memelihara hewan peliharaan, tapi sungguh menyebalkan kalau memelihara seekor hewan yang begitu suka menggonggong.”

Rina memarahi Wini sebagai seekor anjing, Wini hanya mendengus dan tidak peduli sama sekali. Wanita tua ini hanya bisa mengambil sedikit keuntungan dari mulut. Pokoknya Wini tidak akan mengizinkannya masuk.

Wini baru saja berbalik, Rina langsung berteriak, “Yanto, kamu seorang pengecut, kamu bisa bersembunyi sekarang, tapi tidak bisa bersembunyi selananya, apakah kamu tidak takut aku akan mengatakan kejahatan yang telah kamu lakukan......”

Sebelum Rina selesai berkata, Yanto keluar dari vila dengan tergesa-gesa, melirik Rina dengan tatapan dingin, kemudian menyuruh petugas melepaskannya masuk.

Rina menginjak sepatu hak tinggi dan berjalan melewati Wini dengan sikap sombong.

Rina mengikuti Yanto masuk ke vila.

TV LCD di ruang tamu menyala, berita hiburan lokal menyiarkan berita tentang Yunita, aktris terkenal ditangkap oleh polisi karena dicurigai telah mempekerjakan pembunuh bayaran.

Tensi darah Yanto tiba-tiba meningkat, mengambil remote control di meja, dan melempar ke layar TV dengan kuat. Kemudian dia berteriak pada Rina: "Kamu masih punya wajah untuk kembali, lihat putri baik yang dibesarkan olehmu, bahkan berani mempekerjakan pembunuh bayaran, benar-benar memalukan keluarga Santoso!”

"Yunita bukan sengaja, dia sudah tahu dirinya bersalah. Yanto, tidak peduli bagaimanapun dia adalah putri kandungmu, pada saat seperti ini, kamu tidak boleh mengabaikannya." Rina memohon dengan lembut.

“Bagaimana aku mengurusnya!” Yanto sama sekali tidak memberinya wajah, "Kebencian apa yang dia miliki terhadap Clara, sampai ingin membunuh adik dan adik iparnya sendiri. Tuan keempat bukan seseorang yang boleh disinggung, meskipun aku mau, juga tidak sanggup membantunya, beritahu Yunita si putri durhaka, suruh dia baik-baik berada di dalam, aku hanya bisa menganggap tidak pernah melahirkannya!"

Sangat jelas Yanto ingin mengklarifikasi hubungannya bersama Yunita, dalam pandangannya, hanya terlihat keuntungan dan tidak pernah memiliki hubungan keluarga.

Hanya tersisa senyuman dingin dalam hati Rina, awalnya dia masih memiliki secercah harapan, dia berharap Yanto akan memiliki sedikit perasaan kasih sayang, tapi saat ini, secercah harapan terakhir ini pun menjadi gelembung.

"Yanto, tidak peduli betapa ganas seekor harimau juga tidak akan memakan anak-anaknya, kamu bahkan lebih kejam daripada binatang." Rina berkata dengan dingin.

“Apa yang kamu tahu, aku sedang menjaga keadilan. Dia melanggar hukum, jadi seharusnya menerima hukuman.” Yanto berkata dengan tegas.

Setelah mendengar, Rina langsung tertawa, “Sungguh merdu. Kalau bergitu, aku ingin bertanya kepada Wakil Walikota Santoso, kamu melanggar hukum, apakah kamu juga harus menerima sanksi hukum.”

"Omong kosong apa yang kamu katakan?" Wajah Yanto menjadi suram dan memelototinya.

Rina duduk di sofa samping, perlahan-lahan mengeluarkan ponsel dari dalam tas dan memutarkan dua rekaman.

Rekaman pertama adalah nada suara Yanto yang terdengar sedikit histeris, dia berkata: “Kamu selalu memandang rendah diriku dan tidak menyukaiku, tidak peduli apa yang aku lakukan, semuanya salah. Kamu jangan salahkan aku kejam, begitu kamu mati, kita semua dapat hidup senang, daripada putrimu terjepit diantara kita berdua dan merasa sulit......”

Rekaman kedua adalah suara Yanto yang ketakutan, dia berkata: “Kamu jangan datang mencariku, kamu meninggal karena sakit, itu tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya tidak sengaja menendang obatmu. Meskipun memakan obat itu, kamu juga belum tentu bisa hidup.....”

Sebelum rekaman selesai dimainkan, wajah Yanto sudah berubah menjadi hijau, dia bergegas merebut ponsel di tangannya.

"Kalau kamu mau, aku bisa memberikannya padamu. Aku memiliki banyak rekaman seperti ini."

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu