Suami Misterius - Bab 850 Seorang Pria Dan Masih Hidup

" Perawat Li , tolong membawanya pergi melakukan pemeriksaan medis." Dokter berkata.

Perawat Li berusia sekitar dua puluhan tahun, gadis muda di usia ini selalu tergila-gila pada pria tampan. Perawat Li senang membawa Rudy pergi melakukan pemeriksaan.

Clara menunggu lumayan lama, Rudy masih belum kembali, dia teringat penampilan Perawat Li memandang Rudy, Clara menjadi semakin marah.

Pada saat yang sama, klinik di lantai pertama.

Setelah melakukan pemeriksaan X-ray, karena ini adalah rumah sakit kecil di daerah ini, jadi pencetakan film Rontgen agak lambat.

Setelah mengambil hasilnya, Rudy kembali ke ruang konsultasi. Ada banyak orang yang mengantri di luar klinik, tetapi Perawat Li dan dokternya adalah kenalan. Setelah mengobrol beberapa kata, langsung menyuruh mereka masuk.

Dokter melihat hasil Rontgen dan mengajukan beberapa pertanyaan. “Untungnya, tubuhmu kuat. Tidak sampai menderita pneumonia, kamu harus merawat di rumah sakit, harus infus selama tiga hari. Kalau demamnya reda, seharusnya tidak akan bermasalah."

Dokter menyerahkan slip pendaftaran dan meminta mereka membayar uang dulu, kemudian pergi ke ruang infus.

Setelah mengambil formulir pendaftaran, Rudy mengucapkan terima kasih, lalu berdiri dan berjalan menuju keluar.

Skala rumah sakit daerah ini tidak besar, tapi berlantai tiga, yang paling penting tidak ada papan petunjuk. Orang asing seperti Rudy tidak tahu di mana kasir dan ruang infus berada.

“Biarkan aku pergi membayar, aku lebih tahu tempatnya daripadamu.” Perawat Li sangat antusiasme, tidak menunggu Rudy setuju, langsung mengambil formulir pendaftaran dari tangannya, dan pergi menghilang.

Ada banyak orang di meja kasir, Perawat Li mengantri untuk membayar, kemudian mengantri di apotek untuk mengambil obat. Lalu membawa cairan infus dan membawa Rudy ke ruang infus di lantai dua.

Flu menular lumayan parah di musim dingin, rumah sakit hampir penuh.

Orang-orang yang menunggu infus telah mengantri dari ujung timur koridor ke ujung barat.

Perawat Li menemukan sebuah tempat duduk untuk Rudy, kemudian membuka tabung infus, siap-siap untuk memasangkan infus.

Dia adalah seorang perawat, tentu tidak perlu mengantri menunggu perawat di ruang infus.

“Mari kita kembali ke bangsal.” Rudy berkata.

Clara sendirian di bangsal, Rudy agak khawatir.

"Tidak ada sirkulasi udara di bangsal dan mudah terjadi infeksi. Kalau tertular kepada Nona Santoso, itu akan menjadi buruk." Perawat Li berkata dengan serius.

Rudy tertegun sejenak, kemudian menggulung lengan kemeja dan menyerahkan lengan kirinya pada Perawat Li .

Perawat Li mengikatkan karet gelang di lengan Rudy dengan lincah. Pembuluh darah Rudy terlihat sangat jelas.

Namun, Perawat Li pertama kali melihat pria yang begitu tampan, tangannya sedikit bergetar.

Rudy hanya mengerutkan kening, dan tidak mengatakan apapun.

Setelah selesai menusuk jarum infus, Perawat Li menggantung botol infus pada braket, kemudian duduk di kursi samping Rudy.

“Terima kasih, aku tidak perlu ditemani, silakan pergi melakukan kerjaanmu.” Rudy berkata dengan acuh tak acuh, wajahnya yang tampan tidak memiliki ekspresi.

Perawat Li tersenyum melambaikan tangannya, "Tidak apa-apa, aku tidak sibuk. Dokter Hu memintaku membawamu melakukan pemeriksaan, aku harus menyelesaikan tugasku."

Rudy tidak berkata lagi, dia tidak suka menyia-nyiakan lidahnya berbicara dengan orang-orang yang tidak berkepentingan.

Tangan kiri Rudy memasang jarum infus, dia duduk di bangku dengan tenang, tulang punggungnya yang lurus bersandar sedikit ke belakang kursi, memejamkan matanya dan istirahat.

Sebotol cairan infus 200ml selesai dalam waktu satu jam.

Setelah melepaskan jarum infus, demam Rudy telah hilang.

Dia berdiri dari kursi dan berjalan menuju ke bangsal. Ketika datang, dia tidak mengenal jalan, tapi begitu kembali dia tidak butuh petunjuk dari orang kain. Indera pengarahan Rudy selalu sangat kuat.

Ketika kembali ke bangsal, Clara sedang duduk melamun di ranjang rumah sakit, terlihat sangat kesal.

Perawat Li menyerahkan sekantong obat dan tersenyum mengucapkan selamat tinggal padanya.

Rudy hanya mengucapkan terima kasih padanya.

Setelah Perawat Li pergi, pintu bangsal perlahan-lahan ditutup.

Rudy berjalan ke samping Clara dan melihat Clara membuka lebar matanya yang indah memelototinya, dia bertanya dengan bingung, "Ada apa, apakah kamu merasa tidak nyaman?"

Dia mengulurkan tangan menyentuh dahinya, tapi Clara malah menepuknya dengan keras.

“Hiks! Sembarang menarik perhatian para gadis muda dan menggodainya!” Clara berkata dengan marah, kemudian berbaring di ranjang dengan kesal dan menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

Rudy tertegun sejenak, kemudian tersenyum menggelengkan kepalanya, dia mengulurkan tangan menarik selimutnya, "Jangan bersembunyi di dalam selimut."

“Jangan mempedulikanku!” Clara menatapnya dengan sepasang matanya yang jernih dan indah.

“Tidak ingin dipedulikan olehku, jadi kamu ingin dipedulikan oleh siapa? Si Markal?” Rudy mengangkat alisnya berkata.

Clara berbalik, duduk dari ranjang, dan berkata dengan tegas, "Dia jauh lebih baik daripadamu, setidaknya tidak sembarang menggodai gadis lain!"

“Istriku, matamu sebelah mana melihat aku pergi menggodai gadis lain?” Rudy berkata.

“Aku melihat dengan kedua mataku, kamu tidak perlu menyangkalnya!” Clara menunjuk kedua matanya.

“Oh, kamu salah melihat.” Rudy tersenyum, menyentuh hidungnya dengan lembut. Kemudian, mengulurkan tangan menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur.

Markal meletakkan beberapa buku di meja samping tempat tidur untuk Clara, tapi Clara tidak terlalu tertarik dengan buku-buku ini.

Rudy membolak balik halaman buku dengan santai, posturnya sangat elegan dan nyaman.

Clara meringkuk di tempat tidur dan mencibir.

Dia benar-benar merasa bosan, jadi merentangkan kakinya keluar dari selimut, dan menendang kaki Rudy dengan lembut.

Rudy mengulurkan tangan, memegang pergelangan kakinya, telapak tangannya yang hangat kebetulan menyeret kakinya, dia sengaja menggaruk kakinya dengan ujung jarinya.

Clara ingin menarik kembali kakinya, tapi malah ditahan olehnya.

Dia menatapnya sambil tersenyum. "Ada apa?"

"Lepaskan aku dulu."

“Emangnya bukan kamu yang duluan menggodaiku?” Rudy tersenyum, berdiri dan duduk di sebelahnya.

Melihatnya berdiri, Clara segera menarik kakinya dan masuk ke dalam selimut.

“Kamu memanggilku? Ada apa?” Rudy duduk di sebelahnya, dan tersenyum menatapnya.

Clara memegang pipinya dengan satu tangan, memandangnya dan bertanya, "Berapa usiamu? Apa pekerjaanmu? Pengaku sebagai suamiku, tolong perkenalkan dirimu."

Rudy memandangnya dengan tatapan lembut dan berkata dengan tak berdaya, "Rudy Sutedja, 32 tahun, seorang prajurit."

Setelah mendengar, Clara mengedipkan mata menatapnya, "Begitu saja? Sama saja tidak mengatakannya, sekarang aku hanya tahu kamu adalah seorang pria dan masih hidup."

Rudy tersenyum dan bertanya, "Apa lagi yang ingin kamu ketahui?"

"Bagaimana kita kenal? Mengapa aku tiba-tiba datang ke perbatasan?" Clara berpikir dan bertanya.

"Kita.... kenalan di perjamuan ulang tahunmu. Karena aku bertugas di perbatasan, kamu datang mengunjungiku." Rudy menjawab.

Semuanya terlalu rumit untuk dibicarakan, jadi dia hanya bisa menjawabnya dengan singkat.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu