Suami Misterius - Bab 362 Manisnya Sampai Membuat Mual

“Rudy, aku sudah mencarimu begitu lama, aku tidak menyangka, kamu terus berada disisiku.”

“Hmm.” Rudy memeluknya. Dan mencium keningnya dengan lembut.

“Rudy, aku tidak mengenalimu. Apakah kamu juga tidak mengenaliku? Aku yang dulu dengan sekarang tidak banyak berubah.” Clara menatapnya.

“Perubahan yang sekarang masih tetap ada, berubah menjadi lebih cantik dari waktu itu.” Rudy memuji.

“Kamu jangan meledek!” Clara memelototinya, dan lanjut berkata, “Kamu jelas mengenaliku, kenapa kamu tidak memberitahuku!”

Pria ini sungguh kuat menahannya.

“Tidak ada yang perlu dikatakan.” Rudy menjawab dengan ringan, “Tujuanku bersamamu sangatlah sederhana. Aku tidak ingin kamu bersamaku karena merasa hutang budi.”

“Jangan bicara soal hutang budi. Namun, entah kenapa, aku merasa bahwa tujuan Rudy tidaklah sederhana.” Ujung jari Clara membuat lingkaran di dadanya dengan gerakan menggoda.

Rudy meraih tangannya dan tersenyum, “Baiklah, bukankah kamu sudah membeli buah dan salad, buatlah salad buahnya, Wilson akan segera pulang.”

Setelah ia selesai berbicara, ia mengambil mantelnya di bagian belakang sofa. “Aku masih ada urusan di kantor. Nanti malam aku akan menemanimu setelah pulang.”

“Ah, kamu masih mau keluar ya.” Kata Clara kecewa.

“Baik-baiklah.” Rudy menundukkan kepala dan menciumnya.

Begitu dia tahu bahwa Nalan Vi mencari Clara, dia langsung berlari meninggalkan para eksekutif yang akan mengadakan rapat di ruang rapat. Jika dia tidak segera kembali, tidak butuhwaktu lama, Raymond akan mulai meneleponnya terus.

Tidak lama setelah Rudy pergi, Sus Rani dan Wilson pulang. Clara memeluk putranya dengan senang, ibu dan anak ini berpelukan bersama dan saling berciuman dengan menjijikkan.

Selama Clara ada di rumah, Wilson selalu menempel padanya, untungnya, keduanya tidak memiliki hambatan dalam komunikasi, sehingga mereka dapat bermain bersama.

Clara menemani Wilson duduk di depan jendela untuk membangun sebuah model replika, Clara memeriksa buku panduan dan membuat sebuah pesawat besar, lalu ia mengangkat tinggi pesawat dan berlari-lari di dalam rumah.

“Pesawatnya terbang.” Clara berkata sambil tertawa.

Wilson mengikuti di belakangnya, dan berlari dengan ceria. Ia terus ber teriak: “Wilson mau naik pesawat, Wilson mau naik pesawat.”

Clara mendekap Wilson didalam pelukannya, dan berkata sambil tersenyum: “Wilson ingin naik pesawat ya, tunggu kamu tumbuh lebih besar, nanti ibu akan membawa Wilson terbang keliling dunia.”

“Bu, aku mencintaimu.” Wilson memeluk Clara dengan gembira dan mendaratkan beberapa ciuman di wajahnya.

Ibu dan anak itu bermain hingga sore, dan saat makan malam, Rudy pulang.

“Predir Sutedja pulang sangat awal hari ini.” Clara bercanda sambil tersenyum.

Rudy meletakkan tas kerjanya, lalu melepas mantel, mengganti sepatu dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya, dan kemudian menggendong Wilson.

Ketika Wilson melihat ayahnya jelas tidak seramah ketika melihat ibunya, ia selalu berpura-pura seperti anak dewasa.

“Apakah hari ini menurut apa yang di katakan ibu?” Tanya Rudy.

“Putra kita sangat patuh. Ketika kamu berbicara dengannya, tidak bisakah sambil sedikit tersenyum, jangan memasang wajah tegas seperti itu.” Clara berkata terlebih dahulu sebelum Wilson menjawab.

“Apa yang diajarkan di sekolah hari ini? Masih Ingat tidak?” Rudy bertanya lagi.

“Dia baru berusia dua tahun lebih, dan pelajaran dasarnya adalah hanya permainan. Ingat, kamu jangan terlalu serius seperti seorang inspektur, itu akan menakuti putramu.” kata Clara.

“Clara, Aku sedang bertanya kepada Wilson, kamu jangan menyela.” Kata Rudy dengan datar.

Wilson memegang mulutnya, lalu menyelinap turun dari tubuh Rudy, dan bersembunyi di belakang Clara.

Rudy duduk di sofa, dan menatapnya dengan tajam sambil berkata dengan nada agak tegas, “Aku bertanya padamu, kalau kamu tahu ya tahu, dan kalau tidak tahu maka katakan padaku. Apa yang kamu lakukan di belakang ibumu? Kamu seorang anak laki-laki, apakah kamu ingin hidup di belakang ibumu seumur hidup.”

“Rudy, kamu sudah hampir….” kata Clara sambil memeluk anaknya.

“Clara, aku sedang mengajarinya.” Rudy memotongnya.

“Rudy, apakah kamu ingin membuat masalah!” Clara seketika menjadi sangat marah, pria ini sama sekali tidak menyisakan sedikit pun harga diri untuknya di depan putranya.

Clara menggendong Wilson dan menciumnya. “Ayo pergi makan dengan ibu.”

Clara menggendong anaknya dan langsung berjalan ke ruang makan.

Rudy menatapnya dengan alis mengkerut sambil menggelengkan kepalanya, “ibu yang terlalu baik hanya akan merusak anak.”

Rudy mengganti pakaian dan pergi ke ruang makan untuk makan.

Keluarga itu duduk bertiga di meja makan untuk makan malam, dan suasananya cukup harmonis.

Wilson dengan patuh menjawab pertanyaan yang baru saja Rudy ditanyakan padanya, bagaimana pun anak itu masih sangat kecil sehingga bicaranya belum jelas.

Rudy mendengarkannya dengan penuh perhatian. Setelah selesai mendengarkan, ia berkata, “Saat makan, tidak bicara”

Clara : “……”

Kaki Clara yang di bawah meja menendang betisnya dengan keras.

Setelah makan, Clara menemani Wilson menonton (Peppa Pig), dan kemudian Wilson ikut Sus Rani naik ke atas untuk tidur.

Clara menonton TV di ruang tamu sebentar, dan karena acara di TV membosankan. Setelah mematikan TV dengan remote, ia memakai sandal lalu naik ke atas.

Lampu di ruang kerja masih menyala, dan Rudy masih bekerja.

Clara berhenti di pintu sebentar, lalu kembali ke bawah.

Dia kembali ke dapur, dan menemukan sekotak kopi impor. Kemudian, ia merebus air dan membuat kopi lalu membawanya ke lantai atas.

Clara memegang cangkir kopi di satu tangan, dan tangan yang satunya mengetuk pintu ruang kerja dua kali.

“Masuklah.” Suara rendah dan tenang Rudy datang dari dalam ruangan.

Clara membuka pintu, ia setengah bersandar di pintu. Dan tersenyum pada pria di depan meja kerja.

“Presdir Sutedja, mau minum kopi?”

Rudy menghentikan pekerjaannya, lalu menatap Clara dengan kopi hangat di tangannya, “Masuklah.”

Clara membawa kopi ke hadapannya, lalu duduk di sampingnya.

“Minumlah, aku menaruh banyak gula, tidak pahit sama sekali.” Mata Clara berbinar menatap padanya.

Rudy tersenyum dan menyeruput secangkir kopinya.

“Um, memang benar dimasukkan banyak gula, dan ini manisnya sampai membuat mual.

Rudy meminum setengah cangkir kopi di depannya, lalu meletakkannya di samping. Ia juga sengaja meliriknya.

Set cangkir kopi ini adalah cangkir yang baru saja ia beli hari ini dan ketika diisi dengan kopi penampilannya sangat cantik.

“Kenapa kamu tidak meminumnya lagi? Apa rasanya tidak enak?” Clara bertanya.

“Ini Kopi bukan anggur. Haruskah diminum sampai habis?” Rudy tersenyum ringan, lalu membelai kepalanya. “Aku masih punya beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan, kamu istirahatlah duluan.”

“Tidak mau.” Clara menggelengkan kepalanya. “Aku juga belum bisa tidur. Seharusnya aku tidak mengganggu jika aku tetap di sini. Aku tidak akan bicara, aku hanya akan duduk diam saja seperti ini.”

Clara tidak porgi posisinya, tetapi Rudy juga tidak bisa mengusirnya, ia hanya bisa membiarkannya.

Pandangannya kembali ke komputer dan fokus pada pekerjaannya.

Clara juga hanya bisa duduk di sampingnya sambil meletakkan satu tangan di pipinya, ia patuh dan tidak berbicara juga tidak melakukan apa-apa, ia hanya menatapnya dengan dalam.

Jari-jari Rudy bergerak pada keyboard dengan cepat, begitu serius dan konsentrasi.

Setelah menangani sebagian besar pekerjaannya, ia memegang mouse di tangannya, lalu menutup beberapa file, dan akhirnya mematikan laptop itu bersamaan dengan dokumennya.

Clara yang di sampingnya terus menatapnya, Rudy tidak bisa tidak terganggu.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu