Suami Misterius - Bab 1012 Api Amarah Yang Tidak Dapat Terpendam

“Tuan Sunarya jangan berkenan, penyebab dan waktu kematian nona ini masih perlu diselidiki oleh dokter forensik.

Anda saat ini juga bukan pelaku.

Kami hanya sekedar bertindak sesuai prosedur dan meminta kamu bekerja sama dalam penyelidikan.”

Pimpinan polisi tetap saja sangat sungkan, namun juga membawa maksud yang keras, dia tidak akan membiarkan Rudy pergi begitu saja hanya dikarenakan status dan kedudukannya pada saat ini.

Rudy juga tidak bermaksud untuk pergi begitu saja, dalam negara yang memberlakukan konstitusi, tidak ada pelaku yang bisa meloloskan diri dari aturan hukum.

“Ayo.”

Rudy membuang puntung rokok dan berjalan keluar hotel dengan para petugas polisi, setelah itu ikut masuk ke dalam mobil polisi.

…… Setelah Rudy dibawa ke kantor polisi, dia tidak kembali lagi hingga saat ini.

Pada malam hari tersebut, dia tidak pergi ke rumah sakit untuk menemani Clara, teleponnya juga tidak bisa dihubungi, Clara yang mengkhawatirkan dirinya langsung menghubungi ajudan Rudy, jawaban ajudan yang sangat gagap membuat Clara semakin mencurigainya.

Setelah itu Clara menghubungi Raymond, Raymond mengelabui dirinya dan berkata :”Bos baru saja menduduki jabatan barunya, sibuk dengan mati-matian, malam ini pastinya sudah tidak bisa pulang lagi, kakak ipar kecil cepat istirahat saja.”

Clara tidak mencurigainya dan menjalankan rutinitas biasanya, sama sekali tidak terpengaruh dengan hal ini.

Namun Rudy malah kehilangan kabarnya dalam tiga hari berturut-turut, meskipun Clara terlalu berbesar hati, saat ini tetap saja sudah merasa curiga.

Dia menghubungi Raymond untuk menanyakan hal ini, jawaban Raymond juga semakin gagap.

Clara dengan refleksnya beranggapan bahwa Rudy telah terjadi sesuatu.

Dikarenakan Rudy mengalami permasalahan, Clara sudah tidak dapat berdiam diri lagi

Setelah kepikiran Ahmed yang masih berkeliaran di luar, bagaikan seekor ular beracun yang sedang bersembunyi di tempat kedalaman dan akan menggigit orang di kapan saja, Clara semakin cemas dan tidak bisa tenang.

Dia nekat untuk keluar dari rumah sakit, bahkan Lena juga tidak sanggup menahannya.

Lena yang sebagai dokternya juga emosi meledak.

“Clara, otakmu tidak bermasalah kan, membawa kandungan delapan bulan berkeliaran di luar, kamu tidak mau anak di dalam perutmu lagi ya !”

“Kamu semalam juga bilang kalau keadaan tubuhku sangat sehat, anak kandungan juga sangat stabil.

Banyak juga ibu hamil delapan bulan yang belanja di luar, aku bukan mengandung anak raja juga, tidak perlu begitu manja.”

Sifat Clara selalu keras kepala, saat ini dia mengenakan baju dan ingin keluar dari rumah sakit.

Lena yang sudah emosi telah berperan menjadi manusia dinding dan terus menghalang di hadapannya, “Aku bilang kondisinya masih baik, itu juga hanya berlaku dalam keadaan tertentu.

Kalau kamu dan anak di dalam perutmu itu memang begitu kuat, kalian tidak perlu merawat kandungan di dalam rumah sakit lagi.

Kandungan delapan bulan masih belum mencapai masa kehamilan aman, tidak sanggup menahan ulah kamu.”

“Tetapi aku sekarang tetap harus berulah, kalau aku tidak berulah lagi, bisa jadi anak di dalam perutku akan menjadi anak yatim.”

Clara tetap saja sangat keras kepala dan nekat, bahkan Lena juga tidak sanggup mengatasinya.

Saat ini Lena hanya bisa mundur satu langkah, dia mengizinkan Clara keluar beberapa waktu di pagi hari, namun pada malam harinya mesti kembali lagi ke rumah sakit.

Setelah menyetujui permintaannya, Clara langsung pergi dengan membawa Olga.

Apabila Clara ingin mengetahui permasalahan Rudy, langkah pertamanya tentu saja harus berkunjung ke keluarga Sunarya.

Olga membawa mobil dan dirinya pergi ke rumah keluarga Sunarya, akan tetapi mereka tiba di waktu yang tidak tepat, saat ini Bahron Sunarya dan Ardian Sutedja sama-sama tidak ada di rumah, bahkan Nenek Sunarya juga ikut keluar.

Astrid mendorong kursi rodanya untuk bertemu dengan Clara, namun setelah bertemu, dia langsung melontarkan kata-kata sindiran.

“Aduh, tamu yang tumben, nyonya muda Sunarya jarang sekali bisa pulang.

Di dalam pandangan nyonya muda Sunarya, ajaran berbakti yang telah diwarisi dalam ribuan tahun memang bagaikan angin berlalu.”

Clara malas melayaninya, sehingga langsung bertanya :”Nenek, ayah dan ibu ke mama ?”

“Tidak tahu.”

Astrid menjawab dengan nada datar.

Keluarga Sunarya menghidupi Astrid, namun juga hanya sekedar menghidupinya saja.

Mengenai masalah lainnya, Astrid sama sekali tidak bisa mengetahuinya.

Oleh sebab itu, Astrid juga tidak mengetahui bahwa Rudy sedang terlibat di dalam kasus, bahkan juga tidak mengetahui dengan kejadian kematian Conan.

Sebelum Conan pergi meninggalkannya, alasan yang diutarakan adalah ingin mengurus masalah keluarga di kampungnya.

Setelah itu dia tidak memberikan kabar apapun lagi, namun Astrid juga tidak mencurigainya.

Dalam pandangan persepsi Astrid, Conan hanya bisa hidup dengan mengandalkan dirinya, oleh sebab itu dia juga tidak merasa khawatir apabila Conan tidak kunjung kembali lagi.

Clara tidak ingin menyia-yiakan waktunya bersama Astrid, sehingga langsung memanggil Bibi Liu.

Namun Bibi Liu juga hanya sekedar seorang pembantu, sehingga juga tidak banyak mengetahuinya, oleh sebab itu dia hanya bisa menjawab dengan samar :”Waktu dekat ini sepertinya terjadi masalah, Nenek, tuan dan nyonya sudah keluar di pagi buta, mungkin saja malam nanti baru bisa pulang.”

Awalnya Clara bermaksud untuk terus menanti di keluarga Sunarya, namun pada pertengahannya malah menerima telepon dari Raymond.

Raymond mengetahui dari Lena bahwa Clara telah keluar dari rumah sakit, dia bahkan berkeringat dingin setelah mendengar kabar tersebut.

Pada saat ini, Rudy masih terkurung di dalam kantor polisi, sementara Ahmed juga masih belum tertangkap, seluruh sisi mereka ada orang membahayakan yang sedang tersembunyi, dalam waktu seperti ini, Clara dan anak kandungannya tidak boleh terjadi masalah lagi.

“Kakak ipar kecil, Lena bilang kamu keluar dari rumah sakit ya, kamu di mana ya ?”

“Keluarga Sunarya.”

Clara menjawabnya.

“Kamu jangan berlari sembarangan ya, aku langsung pergi menjemputmu.”

Raymond buru-buru berkata dan langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Clara duduk di atas sofa sambil menanti kedatangan Raymond, Bibi Liu sengaja menyiapkan segelas jus buah untuknya.

Clara sedang meminum jus buah, namun saat ini Astrid malah duduk di hadapannya dan terus melototnya, tatapannya yang seram dan dingin membuat seluruh tubuh Clara menjadi sangat tidak nyaman.

Segelas jus buah masih belum habis diminum, Clara sudah berdiri dari sofa.

“Nyonya muda Sunarya bermaksud pergi ya ?”

Astrid terus berkata dengan nada menyebalkan.

“Iya.”

Clara menjawabnya dengan nada datar, saat ini dia sama sekali tidak berselera untuk bertengkar dengan Astrid.

Clara menjinijng tas dan menahan perutnya, lalu berjalan ke arah luar villa.

“Aku mengantar kamu.”

Astrid mendorong kursi roda dan mengikuti di belakang tubuhnya.

Clara tetap saja tidak mempedulikannya dan terus berjalan ke luar villa.

Meskipun telah menginjak musim semi, namun cuacanya cenderung dingin, pakaian di tubuh Clara tidak terlalu banyak, dia tiba-tiba menyadari bahwa menunggu orang di luar pintu bukan sebuah pilihan yang tepat.

Clara berdiri di atas tangga luar pintu, tangannya sedang memegang ponsel dan ingin menghubungi Raymond, dia ingin mengetahui kapan Raymond akan tiba di sini.

Pada saat Clara sedang menekan nomor, dia dengan refleksnya sedikit memejamkan mata dan menatap ke arah bawah.

Akan tetapi, saat ini dia melihat bayangan dirinya yang berada di lantai dan juga sepasang tangan yang perlahan-lahan mengulur ke arahnya.

Astrid mengira bahwa Clara tidak menyadari dirinya, sehingga semakin berani dan ingin mendorong kuat pada tubuh Clara.

Apabila terjadi pada waktu biasanya, Clara mungkin hanya akan memiringkan tubuh dan malas berurusan dengannya.

Lebih baik jangan menambah permasalahan di masa seperti ini lagi, sebelum Nenek Sunarya meninggal dunia, dia tetap saja tidak bisa bertindak apapun terhadap Astrid.

Namun suasana hati Clara di hari ini benar-benar sangat tidak baik, saat ini suaminya masih tidak ada kabar apapun, dia juga mesti menggali informasi dengan keadaan mengandung.

Sementara mengenai Astrid, meskipun mereka memiliki dendam pribadi, namun setidaknya Astrid juga harus mengerti bahwa mereka sama-sama bermarga Sunarya, kemuliaan keluarga telah terikat bersama.

Bahron Sunarya telah pensiun, Rudy sudah menjadi penanggung jawab dan harapan keluarga Sunarya, apabila Rudy terjadi permasalahan lainnya lagi, seluruh keluarga Sunarya akan hancur begitu saja.

Namun dalam masa seperti ini, seluruh otak pemikiran Astrid tetap saja sedang merencanakan bagaimana membalas dendam kepadanya.

Clara sangat emosi, api amarah ini bahkan tidak dapat terpendam lagi.

Oleh sebab itu, pada saat dia menghindari tangan Astrid yang ingin mendorongnya, dia juga memindahkan badannya ke belakang kursi roda Astrid, setelah itu dia mengulur kakinya dan menendang dengan kuat, pada akhirnya seluruh tubuh Astrid beserta kursi rodanya langsung terjatuh ke bawah tangga.

Meskipun tangga tersebut hanya ada empat tingkatan, namun Astrid jatuh bersama kursi rodanya, setelah terjatuh ke bawah tangga, kursi rodanya langsung ikut terlempar ke tubuhnya, oleh sebab itu wajahnya telah biru memar.

Setelah menjerit ketakutan, Astrid tergeletak di bawah tangga dan tidak dapat berdiri lagi.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu