Suami Misterius - Bab 950 Reinkarnasi Juga Sebuah Ilmu

Dan pada saat bersamaan, Su Loran sedang berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan kelas atas area ibu hamil, pembantu yang menemaninya.

Kandungan Su Loran sudah hampir lima bulan, tidak tahu apakah asupan gizi yang terlalu baik, perutnya membesar banyak dalam beberapa bulan ini, bulat sekali, bahkan pakaian juga tidak bisa menutupinya.

Sebelumnya Su Loran sudah menyiapkan beberapa pakaian hamil tapi semuanya sudah tidak muat, hanya bisa pergi berbelanja lagi.

Su Loran adalah orang yang sangat pemilih, terhadap pakaian sangat pemilih sekali. Dia sudah berkeliling-keliling di area toko ibu hamil satu lantai ini, masih belum menemukan yang cocok.

Pembantu sudah agak cemas, ketika mereka berangkat, masih memasak sup di atas kompor, meskipun menggunakan api kecil, tapi jika sampai dasar panci mengering, juga sangat berbahaya.

“Nona Su, pakaian di atas gantungan itu cukup cantik juga, aku merasa sangat cocok denganmu.” Pembantu mengangkat jari menunjuk ke depan sambil mengatakannya.

Su Loran mengikuti pandangannya melihat ke sana, pakaian yang ada di gantungan itu adalah salah satu sub-merek dari merek mewah, khusus dalam pakaian ibu hamil dan perlengkapan serta pakaian bayi, tentu saja barang bermerek itu bagus sekali, tapi harga juga sangat bagus.

“Kamu memiliki pandangan yang bagus juga.” Su Loran berkata dengan datar, lalu melangkah ke seberang.

Pelayan menyambut dan bertanya dengan sopan: “Halo, apa yang diperlukan? Pakaian hamil dan pakaian bayi di toko kami, serta perlengkapan ibu dan bayi sangat lengkap sekali.”

Su Loran berdiri di depan rak, mengulurkan jari menunjuk sebuah rok, panjang rok tepat di bawah lutut, roknya sangat longgar, khusus dibuat untuk ibu hamil, itu adalah jenis potongan dan gaya yang disukai oleh Su Loran.

Dia mengambil label di pakaian dan meliriknya sejenak, secara terpaksa harga masih bisa diterimanya.

Meskipun Su Loran adalah seorang penari terkenal, tapi penghasilan tidak setinggi artis, ditambah pengeluarannya sehari-hari, tabungan tidaklah banyak.

Dan sekarang hamil di luar nikah, tidak bisa bekerja, tentu saja tidak memiliki penghasilan lagi. Meskipun Ahmed memberinya uang, tapi Ahmed juga tidak kaya raya, uang yang diberikan sama sekali tidak cukup untuk Su Loran menghabiskannya.

Dia ingin beli barang mewah, tapi tetap harus memperhitungkan biayanya.

“Rok ini yang ukuran M, aku ingin coba sebentar.” Su Loran berkata pada pelayan.

“Baiklah, kamu tunggu dulu sebentar.” Pelayan sangat sopan, juga sangat ramah, kemudian mencari sebuah rok baru ukuran M dan menyerahkannya pada Su Loran.

Satu tangan Su Loran memegang rok, satu tangan lagi memegang perut, berjalan ke arah ruang ganti. Baru setengah jalan, di saat pintu ruang ganti terbuka, Clara berjalan keluar.

Di sisi lain, Clara mengenakan rok merah delima, kebetulan menutupi perutnya yang menonjol. Rok berpotongan sempurna, membuat seluruh tubuhnya terlihat ramping dan halus, sama sekali tidak terlihat seperti ibu hamil.

Clara berdiri depan cermin, hari ini dia mengikat rambutnya, mengenakan kalung Ruby di lehernya, warna permata cerah berkilau, kurang lebih seukuran kuku, sekali lihat sudah tahu harganya tidak murah.

Selain itu, tidak ada perhiasan lain lagi di tubuh Clara, tapi dirinya malah membuat orang merasa seluruh tubuhnya beraura seperti permata, perasaan indah dan glamor.

“Sugar, menurut kamu yang ini bagaimana?” Clara berbalik dan bertanya.

Sugar berdiri di samping, satu tangan menopang dagu sambil melihatnya, tidak bisa menahan diri bercanda dengannya, “Perut sudah sebesar ini masih bisa begitu cantik, pantas saja membuat tuan muda Sunarya begitu tergila-gila padamu.”

Clara meliriknya dengan malu-malu, pipi sedikit memerah, agak marah berkata: “Perut sebesar ini bisa secantik apa, sekarang aku tidak boleh dandan, tidak boleh memakai sepatu hak tinggi, bahkan selembar masker wajah pun tidak bisa dipakai.”

“Nyonya Sunarya memang cantik alami, wajah tanpa riasan juga sangat cantik.” Sugar berkata sambil tersenyum.

“Kamu tidak perlu menghiburku. Sekarang aku bahkan tidak terlalu mau bercermin, hanya berharap bisa segera melahirkan.” Clara mengulurkan tangan mengelus perut, wajah penuh cinta seorang ibu.

“Nyonya Sunarya, aku rasa kamu mengenakan rok merah delima ini juga cantik, dibandingkan dengan celana hijau tua tadi, masing-masing memiliki kelebihan sendiri.” Pelayan memuji sambil tersenyum.

Clara mengangguk, sambil tersenyum menjawab: “Aku juga merasa seperti itu. Barusan beberapa pakaian yang aku coba itu, bungkus semuanya.”

Dia selesai bicara, mengeluarkan selembar kartu hitam dari dalam tas tangan, sangat lugas langsung menggesek kartu.

“Sekarang kamu sudah jarang bepergian, untuk apa beli baju sebanyak ini. Selain itu, semua adalah pakaian hamil, setelah melahirkan tidak bisa dipakai lagi.” Sugar tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

“Apakah tidak bepergian juga tidak perlu pakai baju, lebih banyak baju bisa gantian pakai, ada sedikit rasa segar, agar tidak kehilangan kasih sayang.” Clara mengedipkan sepasang mata indahnya, sambil tertawa sambil bercanda.

“Iya, lagipula suamimu tidak kekurangan uang, beli lebih banyak, masih dapat berkontribusi pada pertumbuhan PDB.” Sugar berkata lagi.

Clara tersenyum sambil mengangkat bahu, jadi tidak berkomitmen.

Memang benar Rudy tidak kekurangan uang, Clara menghabiskan uang suami sendiri juga sangat wajar. Dia tidak menggunakannya, apakah disimpan untuk wanita lain yang menggunakannya, itu baru benar-benar otak sudah kemasukan air.

Clara sangat royal membeli beberapa kantong pakaiaan, senyuman di wajah pelayan juga berseri-seri, sangat ramah terhadap Clara.

"Nyonya Sunarya, pakaianmu sudah selesai dibungkus, apakah perlu aku bantu kamu kirim ke rumah?"

"Eng, kirimkan sesuai alamat ini saja." Clara meninggalkan alamat, hanya membawa pergi sebuah kantong kecil, saling bergandengan tangan dengan Sugar, bersiap mau pergi.

"Nona besarku, masih ingin jalan-jalan ke mana?" Sugar bertanya.

“Pergi lihat-lihat di toko perhiasan lantai bawah, setelah bayi lahir, kalung emas dan gelang emas masih belum dipersiapkan.” Clara menjawab.

“Masih belum lahir, sudah siap-siap memakai emas, aduh, sungguh iri dengan si kecil yang ada dalam perutmu. Huh, reinkarnasi juga benar-benar sebuah ilmu.” Sugar berkata sambil tersenyum.

Dua orang sepanjang jalan sambil ngobrol sambil tertawa.

Dan pada saat ini, Su Loran berdiri di belakang gantungan pakaian, gantungan pakaian penuh dengan pakaian, kebetulan menutupi sosok tubuhnya.

Terdapat penyimpangan pada raut wajah Su Loran.

Pada waktu itu, jelas-jelas keluarga Sunarya dan keluarga Su memiliki janji pernikahan. Tapi Clara malah lebih duluan menempatinya.

Clara menjadi Nyonya Santoso dengan mulia dan terhormat, menghamburkan uang sesuka hati, hidup dengan karier sukses dan lancar.

Sedangkan dia hidup dengan begitu menyedihkan, hanya bisa menjadi simpanan gelap Ahmed, anak dalam perutnya begitu dilahirkan juga menjadi anak haram.

Jika bertanya pada Su Loran siapa orang di dunia ini yang paling dia benci, jawaban hampir tidak perlu diragukan lagi -- Clara.

Jadi, ketika Clara dan Sugar lewat di sampingnya.

Setelah Su Loran setengah menutup badannya di balik gantungan baju, tampaknya dia merentangkan kakinya secara tidak sengaja.

Clara dan Sugar sedang bercanda, karena di rak pakaian terhalang oleh pakaian yang berlapis-lapis, semakin tidak memperhatikan ada sebuah kaki yang tiba-tiba terulur keluar.

Kaki Su Loran yang terulur keluar kebetulan mengait pergelangan kaki Clara, Clara terhuyung, seluruh tubuhnya langsung menerobos ke depan.

Untung saja, Clara dan Sugar saling bergandengan tangan, Sugar menariknya pada waktu yang tepat.

Dan Clara mengenakan sepatu datar di kakinya, dia juga memiliki beberapa dasar taekwondo, sangat cepat sudah menstabilkan tubuhnya.

Walaupun begitu, Clara juga terkejut sekali, satu tangannya memegang perut, satu tangan memegang tangan Sugar, merasa rongga dada sesak dan jantung berdetak kencang.

Jika tadi dia benar-benar tersandung, delapan puluh persen anaknya akan keguguran.

Clara mengangkat kepala, melihat Su Loran yang ada di depan, dalam sekejap amarahnya naik, tanpa mengatakan apa pun, langsung mengangkat tangan menamparnya dengan keras.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu