Suami Misterius - Bab 1286 Tidak Akan Terjadi Hanya Dengan Keinginan Sebelah Pihak

Halaman mansion telah selesai di renovasi, gaya rancangan yang terkesan klasik juga mengandung unsur modern.

Mahen tidak terlalu sering menginap di tempat ini, rata-rata orang berkedudukan memiliki berbagai tempat tinggal, dia masih memiliki satu unit villa yang berada di Sanhuan, dan juga memiliki sebuah apartemen yang berada di pusat kota.

Mahen berdiam diri dan duduk beberapa saat di dalam rumah, kemudian baru melangkah keluar pintu dan berjalan ke ruangan kamar yang berada di arah timur.

Pada saat ini, Diva sedang berada di ruangan pertama pada halaman arah timur.

Mahen mendorong pintu dan masuk ke dalam.

Keadaan di dalam kamar cenderung sunyi.

Diva diam-diam berbaring di atas kasur, rambutnya yang panjang terurai sedikit berantakan, kulitnya sangat putih dan mulus, bulu matanya yang lebat meninggalkan sebuah bayangan gelap pada bawah matanya, saat ini dia sedang mengenakan kemeja berbahan sifon yang berwarna putih, dan juga celana jeans yang tipis, kesannya sangat muda, kelihatannya hanya seorang gadis berumur dua puluhan saja.

Mahen berdiri di sisi kasur dan mengerut alis.

Dia tidak tahu obat bius apa yang digunakan oleh beberapa anak buah bodoh tersebut, sehingga saat ini orangnya bahkan masih belum sadar.

Mahen menatap gadis yang masih tidur nyenyak di atas kasur, tiba-tiba membayangkan yang ada di cerita dongeng.

Pemikiran Mahen sudah jauh melayang, setelah itu dia tiba-tiba sadar kembali.

Barusan dia telah merenungkannya, apabila membiarkan Diva pulang dengan begitu saja, maka masalahnya pasti akan sangat repot apabila Diva melapor polisi.

Dengar dari kabar yang ada, katanya Diva adalah orang pintar yang jarang ditemukan, seandainya adalah orang pintar, maka dia akan tahu bagaimana mengambil keputusan yang menguntungkan dirinya, jadi dia boleh membahas syarat dan permintaan dengan Diva .

Pada saat Mahen sedang menatap Diva dan sambil merenung, bulu mata gadis yang sedang berbaring di atas kasur tiba-tiba bergerak, setelah itu membuka kelopak matanya dengan perlahan-lahan.

Pada saat dia membuka kelopak matanya, bola mata yang hitam dan jernih bagaikan bintang di langit, renovasi di dalam seluruh ruangan seolah-olah kehilangan keindahannya.

Kedua lengan Mahen saling berpelukan di depan dada, setelah itu terus menatap Diva dengan gaya santai dan tatapan tertarik.

Dia sudah sering berjumpa dengan wanita yang cantik, namun beberapa wanita itu cenderung suka berpenampilan menggoda, bahkan seolah-olah otaknya sudah tumbuh di bagian dada, sehingga sangat bodoh dan suka berlagak pintar, contohnya seperti Ruby.

Namun wanita yang bersih dan polos seperti Diva, dia malahan jarang menemukannya.

Saat ini Diva bangun dari kasur dengan gerakan perlahan-lahan, mungkin saja dikarenakan efek dari obat bius, sehingga kepalanya masih terasa pusing, alisnya juga terus mengerut.

Diculik dengan tanpa sebab, Diva yang hanya seorang gadis muda tentu saja juga merasa takut.

Namun dia juga sangat mengerti, ketakutan tidak dapat menyelesaikan masalah apapun, oleh sebab itu dia harus berpikiran tenang daripada biasanya.

Diva tidak berbicara, matanya terus menilai keadaan di sekeliling dan pria yang berdiri di hadapannya.

Pada saat Diva menatap Mahen, bola mata yang jernih menampakkan jejak kaget yang sangat jelas, namun setelah itu langsung normal kembali.

Seorang pria yang begitu tampan, tentu saja akan mengagetkan orang.

Sementara pada saat yang sama, Mahen juga sedang menatap dirinya, dia sedikit mengangkat alisnya, tatapannya penuh dengan kesan licik dan menggoda, setelah itu dia membuka mulut dengan gaya malas, “Lumayan tabah juga ya, sudah diculik orang, tetapi masih tidak menangis atau ribut, bahkan tidak bertanya apakah aku ingin merampas uangnya atau orangnya ?”

Diva mengedipkan bulu mata yang lebat, setelah itu memiringkan mata untuk memperhatikan arah cahaya di luar jendela, kemudian mendengar suara di sekelilingnya dengan teliti.

Sejenak kemudian dia tersenyum dan menjawab dengan nada datar, :”Harga mansion di lokasi ini semuanya sangat tinggi, bahkan belum tentu dapat membelinya meskipun ada uang.

Orang yang memiliki aset ratusan miliar, seharusnya tidak perlu merampas uang.

Sementara kalau merampas orangnya, seandainya kamu memang mau, barusan kamu sudah bisa bertindak, tidak perlu menunggu sampai sekarang.”

Mahen tertawa keceplosan setelah mendengarnya.

Genius di keluarga Maveris memang memiliki kelihaian sendiri, bahkan dapat menebak lokasi tersebut hanya berdasarkan arah cahaya dan suara di sekeliling.

Mahen merasa dirinya tidak sanggup melakukannya.

Wanita ini benar-benar seru sekali.

Mahen semakin berniat bermain, dia melangkah kakinya ke sisi kasur, lalu mengulurkan jarinya untuk mencubit dagu Diva, setelah itu sedikit memejamkan matanya dan tersenyum menggoda, “Kalau tidur tidak seru, seolah-olah sedang perkosa mayat.

Wanita lebih seru dipermainkan ketika dalam keadaan sadar.”

Diva terpaksa menatapnya, namun matanya tidak ada jejak panik maupun kaget, dan tetap saja sedang diam-diam menilai Mahen.

Meskipun pakaian Mahen cenderung rendah hati, namun dia dapat mengenakan jam tangan di atas dua miliar, tandanya lelaki ini pasti memiliki kekayaan atau kekuasaan.

Lelaki tidak akan pernah kekurangan wanita apabila memiliki uang, sehingga tidak perlu mengambil risiko untuk memaksa dirinya.

Diva menoleh kepala dan meloloskan diri dari tangan Mahen, kemudian berkata dengan nada datar, “Kamu menangkap aku ke sini, seharusnya bukan karena ingin bermain denganku.

Menurutku kamu seharusnya sudah tahu identitasku, dan juga tahu kalau kamu akan sangat repot apabila memaksaku.”

Mahen hanya tersenyum setelah mendengarnya.

Melihat Mahen yang tidak berbicara, Diva menganggap Mahen telah mengakuinya, sepertinya tebakan dirinya telah benar.

“Boleh tahu nama tuan ?”

Diva bertanya.

Mahen tersenyum dengan kesan menggoda, kemudian menjawab dengan nada santai :”Boleh. Mahen Sutedja.”

Diva jelasnya terbengong sekilas, meskipun dia tidak pernah bertemu dengan Mahen, namun nama besar Mahen sudah sangat mengagetkan dirinya.

Jangankan dari keturunan keluarga berkedudukan, Mahen yang baru saja kembali ke dalam negeri sudah berhasil mengubah semua pergerakan di pasar modal.

“Tuan Mahen, salam kenal.”

Diva menyambung dengan nada datar :”Tuan Mahen ‘mengundang’ aku ke sini, ada keperluan apa ya ?”

“Tidak ada yang penting juga.”

Mahen memperlihatkan tampang anak bandel, kemudian berkata dengan nada tidak peduli, “Tunanganmu, meniduri tunanganku.

Nona Maveris adalah orang pintar, menurutmu bagaimana kita memperhitungkan masalah ini ?”

Mata Diva yang cantik jelasnya muncul jejak kaget ketika mendengar kata-kata Mahen.

Tunangan dirinya yang begitu lemah dan pengecut bahkan berani selingkuh ? Lawan pihaknya bahkan adalah wanita milik Mahen ! Kenyataan ini sangat sulit dipercaya.

Namun Diva juga mengerti, Mahen tidak mungkin bercanda dengan dirinya, oleh sebab itu, seharusnya hal ini telah terjadi.

Diva hanya merasa sangat sakit kepala.

Iqbal memang bodoh sekali, meskipun ingin mencari wanita, jangan-jangan tidak boleh mencari di club malam ya ?

Mengapa harus berselingkuh dengan wanita milik Mahen ? Benar-benar bosan hidup, cari mati sendiri.

Pantas saja saham keluarga Bone akan terhalang oleh sejumlah dana yang besar, jelasnya adalah aksi Mahen yang telah emosi demi masalah asmara, sehingga bermaksud mematikan perusahaan keluarga Bone.

Diva mengangkat mata dan menatap wajah Mahen yang terlalu tampan, seolah-olah sedang merenung sesuatu.

Mahen bukan sangat emosi, malahan hanya bergaya bermain, kelihatannya dia juga tidak terlalu menaruh perasaan terhadap tunangan tersebut, hanya saja merasa harga diri seorang pria dijatuhkan.

Seandainya demikian, Diva merasa dirinya masih ada kesempatan untuk tawar menawar.

“Tuan Mahen seharusnya juga tahu, masalah seperti ini tidak akan terjadi apabila hanya dengan keinginan sebelah pihak.

Tunanganmu juga meniduri tunanganku, aku harus memperhitungkan masalah ini dengan siapa juga ?”

Mahen sedikit bengong setelah mendengarnya, namun setelah itu langsung tersenyum keceplosan, senyuman yang tulus menebar di dalam tatapan matanya.

“Kamu benar-benar hebat berdebat.”

Mahen duduk di atas kasur setelah selesai berbicara, jari yang panjang sedang mengetuk ringan pada sisi kasur.

“Tunanganmu itu, benar-benar bukan orang baik.

Mendingan, aku membantumu menghajar dia saja ?”

“Terserah kamu.”

Diva berkata dengan nada datar.

Dia mana mungkin menghalangi hal yang ingin dilakukan oleh orang tersebut ?

Lagi pula, meskipun Mahen sangat arogan, namun juga tidak bakal mengorbankan nyawa manusia.

“Seandainya kamu tidak berkomentar, kalau begitu, diam-diam tunggu di sini saja.”

Mahen berkata lagi.

Diva :”……”

Berdasarkan apa juga mengurung dirinya ? Saat ini dirinya sangat tidak setuju !

Novel Terkait

Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu