Suami Misterius - Bab 889 Kekasih Di Kehidupan Sebelumnya

“Aku mendengar Clara telah hamil, bagaimana kabarnya?”

"Astriddan putrinya seharusnya merasa untung bahwa Clara baik-baik saja, kalau terjadi sesuatu pada Clara karena dorongan Petty, aku tidak berani menjamin akankah meminta mereka bayar dengan nyawa mereka." Rudy berkata dengan dingin, nada dan tatapannya sangat dingin, bahkan aura di sekitarnya juga dingin.

“Kehamilan Clara sudah dua bulanan, kan?” Ardian berkata.

Setelah mendengar, pandangan Rudy langsung menjadi sangat dingin, seolah-olah bercampur dengan es. "Apa maksudmu?"

Ardian menghela nafas, "Akhir-akhir ini, tersebar beberapa kata yang tidak menyenangkan di dalam lingkaran sosial, kalian harus lebih memperhatikannya."

“Apa yang harus diperhatikan?” Sudut bibir Rudy terangkat sebuah senyuman dingin.

Lingkaran sosial adalah tempat desas-desus dan gosip menyebar paling cepat. Baru-baru ini, samar-samar tersebar rumor tentang Clara diculik dan bahkan mengalami pelecehan seksual di perbatasan.

Namun, posisi keluarga Sunarya sangat penting, dan posisi Clara sebagai Nyonya muda Sunarya juga sangat stabil. Sehingga, tidak ada yang berani membicarakannya secara terang-terangan.

Begitu gosip disebarkan, Raymond langsung menyelidikinya, tetapi tidak menemukan apapun.

Sebenarnya, tidak perlu dipikirkan, masalah ini pasti dilakukan oleh Ahmed.

Hal tentang Clara diculik, hanya orang dalam yang tahu, dan orang bagian dalam yang memiliki keberanian dan motivasi untuk melakukan hal ini hanyalah Ahmed.

Kekuatan Ahmed telah beroperasi di Beijing selama bertahun-tahun. Tidak sulit baginya untuk menghilangkan bukti setelah menyebarkan berita.

Sebenarnya, Rudy tidak terlalu menganggap si Ahmed. Seperti yang dikatakan Raymond: “Dia memiliki ambisi, tapi dia hanyalah seorang pengecut yang tidak memiliki keberanian.

Tidak salahnya pria ingin memiliki kekuasaan dan posisi yang tinggi, tetapi ambisi pria seharusnya diwujudkan di medan perang. Sangat menjijikkan kalau hanya pandai memainkan konspirasi seperti ini dan menikam orang dari belakang.

Rudy memegang ponselnya yang dingin, tatapannya menjadi semakin dingin, "Aku tidak peduli apa yang dikatakan orang lain, tapi di keluarga Sunarya, aku tidak ingin mendengar apa pun yang tidak ingin kudengar."

Selesai berkata, Rudy langsung menutup telepon.

Dia berbalik dengan dingin dan hendak melemparkan ponselnya ke meja, tetapi tiba-tiba melihat Clara berdiri di pintu.

Dia mengenakan gaun tidur berwarna putih, rambut hitamnya yang panjang dilepaskan.

Cahaya lampu di ruang kerja agak redup, sinar rembulan masuk dari jendela. Clara berdiri di bawah sinar bulan, terlihat seperti mimpi.

Aura Rudy yang dingin langsung meleleh karena dia, sudut bibirnya terangkat sebuah senyuman lembut.

“Mengapa turun dari ranjang?” Rudy berjalan menghampirinya dan mengulurkan tangan memeluk pinggangnya yang ramping.

Dia sedang hamil, tetapi ketika memeluknya, masih tetap begitu kurus. Bagaimana bisa seperti ini, ada sedikit kekhawatiran di tatapannya.

Clara bersandar lembut di dadanya, mengulurkan telapak tangannya yang putih, menyentuh alisnya yang berkerut.

"Apa yang terjadi? Kamu terlihat kesal." Dia bertanya dengan khawatir.

“Urusan bisnis, jangan khawatir,” Rudy menjawab dan mengulurkan tangan memeluknya. “Sudah memberitahumu tidak boleh turun dari ranjang, masih saja bandel.”

Clara tersenyum dan merangkul lehernya, berkata: "Aku lapar, bangun untuk mencari makanan, kamu tidak perlu khawatir, aku bukan terbuat dari kertas, sesekali bergerak tidak apa-apa."

“Dengarlah kata-kata dokter, setelah minggu ini berlalu baru bangun dari tempat tidur.” Rudy berkata, kemudian bertanya dengan lembut, “Apa yang ingin kamu makan?”

"Telur kukus udang." Clara berpikir dan berkata.

“Telur kukus udang? Sebelumnya kamu tidak suka makan telur kukus.” Rudy menggendongnya dan berjalan menuruni tangga kayu solid, dia melangkahi setiap langkah dengan sangat stabil.

Bersandar di dadanya yang hangat dan kuat, Clara merasa sangat lega.

“Mungkin putrimu ingin memakannya.” Clara tersenyum berkata.

Rudy menggendongnya ke ruang makan dan membiarkannya duduk di kursi kayu lembut di samping meja makan. Kemudian, mengenakan celemek, berjalan ke depan meja dapur, merebus air, kocok telur, dan mengupas udang. Gerakannya elegan dan lincah.

Clara menopang pipinya dengan satu tangan dan menatap fokus padanya.

Melihatnya memasak, seperti menikmati sebuah pemandangan, dan adegannya benar-benar sangat indah.

Clara seperti gadis kecil yang tergila-gila padanya, mengagumi kecantikan suaminya sendiri, melihatnya meletakkan semangkuk telur kukus udang yang wangi di depannya.

Aroma udang dan aroma telur kukus langsung masuk ke dalam hidung. Clara mengambil sendok dan tidak sabar ingin langsung makan, tapi dihentikan olehnya.

“Hati-hati panas.” Rudy mengambil sendok dari tangannya dan meletakkannya di bibir, meniupnya dengan lembut, setelah mencoba suhunya, dia menyuapi Clara.

Clara membuka mulutnya dan memakan telur kukus yang enak, matanya yang indah memantulkan bayangannya. Dia merasa penuh dengan kebahagiaan.

Clara menghabiskan semangkuk telur kukus udang, dan merasa sangat kenyang.

Rudy mengulurkan telapak tangan, menyentuh perutnya sambil tersenyum, "Apakah gadis kecilku sudah kenyang?"

Setelah mendengar, Clara mencibir, dia pura-pura sangat tidak puas, dan berkata, "Ternyata kamu bukan memasaknya untukku, tapi untuk putrimu."

“Emangnya berbeda?” Rudy mengangkat alis dan tersenyum.

"Sekarang sama, tapi akan berbeda setelah dia lahir. Banyak yang mengatakan bahwa putri adalah kekasih Ayah di kehidupan sebelumnya. Setelah dia lahir, mungkinkah kamu hanya menyayanginya dan tidak mempedulikanku lagi?"

Rudy tidak menahan diri tersenyum melihat Clara sengaja menunjukkan wajah yang serius dan ekspresi tidak senang.

Rudy membelai pipinya dengan lembut, semua gerakannya yang lembut penuh kasih sayang.

"Kamu telah mengatakan bahwa itu adalah kekasih di kehidupan sebelumnya. Kehidupan sebelumnya telah berakhir. Dalam kehidupan ini, kekasihku adalah kamu."

Selesai berkata, dia menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya.

Dia tidak berani memperdalam ciuman, daripada membersihkan pistol keluar api, nanti yang merasa tidak nyaman juga dirinya sendiri.

Sangat jelas, jawaban Rudy sangat memuaskan Clara. Dia mengulurkan tangan merangkul lehernya, mengambil inisiatif mencium bibirnya.

Sampai Rudy mengulurkan tangannya yang kaku mendorongnya. Napasnya agak kacau, tatapannya bagaikan api membara, sepertinya akan menyala kapan saja. "Jangan bermain api."

Pipi Clara memerah karena malu, dia berkata dengan suara rendah, "Aku membantumu memadamkan api."

Setelah mendengar, dia tertegun sejenak, kemudian berkata dengan wajah suram, "Jangan sembarang bertindak."

"Aku tidak sembarang bertindak, maksudku dengan cara lain......." Clara tidak melanjutkan perkataannya, tapi dia merasa Rudy pasti mengerti.

Senyuman di sudut bibir Rudy agak jahat, tapi dia tidak menyetujuinya. Karena takut Clara terlalu lelah.

"Kamu belajar dari mana. Sudahlah, saatnya tidur, otakmu ini jangan selalu sembarang berpikir." Rudy mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang.

Clara mencibir dan berkata dengan kesal, "Aku hanya mengkhawatirkanmu, aku khawatir kamu tidak dapat menahannya."

“Kalau mengkhawatirkanku, maka kurangi menggodaiku.” Dia tersenyum, menyentuh ujung hidungnya dengan lembut, kemudian menggendongnya kembali ke kamar.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu