Suami Misterius - Bab 960 Sudah Semakin Konyol

Conan melihat demikian, langsung mengeluarkan tissue dan menyeka air mata Nenek Sunarya dengan perhatian.

“Nenek jangan khawatir lagi, aku akan menjaga bibi.”

Nenek Sunarya menghapus air matanya, setelah melihat mata Conan yang merah dan bengkak, dia menepuk tangannya dengan gaya terharu, “Nenek tahu kalau kamu adalah anak baik.”

Sejak Astrid terjadi kecelakaan, Conan terus menjaga di sisinya, bahkan tidak ada waktu untuk istirahat.

Setelah mengetahui bahwa Astrid akan cacat, Conan menangis dengan bersedih hati.

Tindakan tersebut membuat Nenek Sunarya merasa sangat terharu.

Rudy tidak mempedulikan mereka yang sedang menangis tragis, dia hanya sekedar mengangkat alis dan bertanya kepada Bahron :”Di dalam kota jarang terjadi kecelakaan lalu lintas yang parah, mengapa kali ini bisa begitu parah.”

Jalan di dalam kota cenderung macet, sehingga kecepatan kendaraan tidak terlalu laju, kecelakaan lalu lintas pada biasanya hanya sekedar tergores atau tertabrak ringan, oleh sebab itu jarang sekali ada kecelakaan yang langsung menabrak orangnya hingga cacat.

“Bibimu bukan kecelakaan lalu lintas biasanya, tetapi pembunuhan yang direncanakan.

Kepolisian bagian lalu lintas sudah hampir selesai menyelidiki, saat ini orangnya telah terkendali dan juga akan dituntut sesuai prosedur biasanya.”

Bahron berkata.

Rudy hanya mengerut bibir setelah selesai mendengarkannya, tidak bermaksud untuk lanjut bertanya lagi.

Mengenai masalah pribadi Astrid, dia sama sekali tidak tertarik.

Dengan sifat Astrid yang begitu arogan dan sombong, pastinya sudah sering bermusuhan dengan orang lain, wajar juga apabila ada yang membalas dendam padanya.

Namun Nenek Sunarya malah menjadi emosional ketika mengungkit permasalahan tersebut.

“Aku sudah pesan padamu, melakukan sesuatu harus mengenal batas, jangan bertindak terlalu kejam….Ini benar-benar karma, karma !”

Bahron diam-diam mendengarkannya, meskipun dia tidak membantah apapun lagi, namun raut wajahnya sudah ada jejak emosi.

Penyebab kejadian ini semuanya ditimbulkan oleh Astrid sendiri, apabila mengatakannya sebagai karma, maka ini adalah karma yang harus diterima oleh Astrid.

Astrid tidak tahu diri dan berselingkuh dengan seorang lelaki yang telah berkeluarga, bahkan membawa nama keluarga Sunarya untuk bertindak seenaknya.

Apabila Bahron tidak bertindak kejam terhadap lelaki yang bermarga Ruffin ini, maka seluruh keluarga Sunarya akan ikut terlibat karena lelaki tersebut.

Lelaki bermarga Ruffin telah melakukan tindakan kriminal yang sangat terlarang, sehingga tidak ada salahnya juga apabila tertangkap dan dipenjarakan.

Setelah lelaki tersebut tertangkap oleh polisi, aset dirinya juga dilelang oleh pihak pemerintah, akhirnya istri dan anaknya hanya bisa terlantar di tepi jalan.

Tidak ada yang kepikiran bahwa istri lelaki tersebut akan begitu ekstrim dan menyalahkan semua ini kepada Astrid, dia terus membuntuti Astrid, pada saat Astrid sedang sendirian, dia menginjak gas mobil dan langsung menabrak Astrid.

Dengarnya keadaan kecelakaan sangat menyeramkan, Astrid bahkan sudah harus bersyukur karena nyawanya berhasil diselamatkan.

Dalam seketika ini, suasana keadaan menjadi sangat kaku, tidak ada yang berbicara lagi.

Setelah itu, suster berjalan masuk dan mengingatkan mereka bahwa waktu menjenguk telah tiba, sehingga mereka sudah bisa menjenguknya, namun setiap kalinya hanya dua orang saja yang boleh masuk.

Bahron dan Rudy jelasnya tidak ada maksud untuk menjenguk Astrid, Conan memakai pakaian steril berwarna biru, lalu masuk ke dalam unit perawatan intensif bersama Nenek Sunarya.

Di dalam unit perawatan intensif, Nenek Sunarya menarik tangan anaknya sambil menghapus air mata, Conan juga turut menangis di samping, tangisannya jauh lebih sedih dibandingkan ketika ibu kandungnya meninggal dunia.

Di luar jendela tebal yang membatasi mereka.

Bahron dan Rudy berdiri di luar pintu, Bahron melihat keadaan di dalamnya, lalu menggeleng kepala dengan tidak berdaya, “Nenekmu sudah tua, sifatnya juga semakin konyol.”

Nenek Sunarya terus menyalahkan tindakan Bahron yang telah melibatkan Astrid, namun tidak pernah kepikiran bahwa semua ini terjadi karena ulah Astrid sendiri, apabila membiarkan lelaki bermarga Ruffin itu meloloskan diri, mungkin saja keluarga Sunarya akan terjatuh ke dalam keadaan tidak tertolong lagi.

Nenek Sunarya benar-benar menjadi konyol seiring usia, tidak memiliki ketegasan dan kecerdikan seperti waktu mudanya lagi.

Rudy tidak berkomentar apapun dan hanya terdiam di samping.

Pada kenyataannya, dia juga merasa demikian.

Namun kata-kata seperti ini hanya Bahron saja yang boleh melontarkannya, dirinya tidak boleh berkomentar apapun.

“Masalah Ahmed masih belum selesai ya ?”

Bahron memiringkan kepala untuk menatapnya, lalu bertanya secara tiba-tiba.

Rudy mengerut bibir, sama sekali tidak bereaksi apapun.

Pergerakan dirinya pada kali ini memang bersifat rahasia, dia merasa tindakan dirinya sangat sempurna yang tidak meninggalkan jejak.

Meskipun dia dapat mengelabui semua orang, namun belum tentu dapat mengelabui Bahron.

Tentu saja, Rudy juga tidak takut ketahuan oleh Bahron.

“Tidak lama lagi.”

Rudy menjawab dengan nada santai.

Bahron mengangguk, lalu mengingatkannya, “Usahakan jangan melukai anak kecil, bagaimanapun Talia dan anak itu tidak bersalah.”

“Iya.”

Rudy menjawab dengan nada ringan.

“Pulang saja kalau tidak ada perlu, bibimu untuk sementara ini juga tidak dapat keluar dari rumah sakit.

Asalkan niatmu telah tersampaikan, tidak perlu menghabiskan waktu di sini.

Bagian pasukan masih ada kesibukan lain lagi.”

Bahron berkata lagi.

Rudy mengangguk, ketika dia bersiap-siap untuk pergi, tiba-tiba terdengar suara jeritan histeris yang berasal dari unit perawatan intensif.

Ternyata Astrid sadar di waktu yang lebih cepat, ketika dia menyadari bahwa dirinya tidak dapat bergerak lagi, emosionalnya hilang terkendali dan menangis tragis.

Dokter dan suster buru-buru menghampiri, dua orang petugas sedang menahan tubuh Astrid yang kehilangan kendali, setelah dokter menyuntikkan obat penenang untuknya, keadaannya baru kembali stabil.

Conan sedang menggandeng Nenek Sunarya keluar dari unit perawatan intensif dengan gerakan terhuyung-huyung.

Pada saat satu kakinya baru menginjak luar pintu, seluruh tubuh Nenek Sunarya langsung menjadi lemas.

“Nenek !”

Conan buru-buru menahan Nenek Sunarya, lalu menjerit dengan nada panik.

Rudy berjalan menghampiri dengan reaksi yang seram, setelah itu dia langsung memeluk Nenek Sunarya dan berteriak kuat : “Dokter.”

Keadaan menjadi kacau dalam seketika.

Petugas rumah sakit baru saja selesai mengatasi Astrid, saat ini harus buru-buru melakukan pertolongan lagi terhadap Nenek Sunarya.

Untung saja Nenek Sunarya hanya sekedar terlalu emosional dan memicu pingsan, keadaannya tidak terlalu parah.

Namun demi keamanan kondisi dirinya, Nenek Sunarya tetap saja perlu menginap di rumah sakit untuk menjalankan pemeriksaan dan pengawasan.

Awalnya Ardian sedang mengurus masalah perusahaan, setelah menerima telepon pemberitahuan, dia buru-buru berangkat ke rumah sakit dengan membawa Bibi Liu, tujuannya agar lebih mudah dalam menjaga Nenek Sunarya.

Ardian telah tiba, Rudy juga tidak mesti tinggal di tempat lagi.

Masalah keluarga Sunarya akan semakin kacau apabila terus mengurusnya, oleh sebab itu dia tidak bermaksud untuk ikut campur lagi.

“Ayah ibu, aku masih ada urusan penting di pasukan, malam baru menjenguk nenek lagi.”

Rudy mengambil jaketnya dan berkata.

“Kamu urus saja, urusan pasukan lebih penting.”

Ardian tidak menantikan respons dari Bahron dan langsung mengusirnya.

Tidak peduli apakah Rudy memang ada urusan pasukan atau tidak, Ardian juga tidak ingin melibatkan Rudy dalam masalah keluarga Sunarya.

Bahron tidak berkata apapun, justru Conan yang terus mengikuti di belakang tubuh Rudy dan akhirnya mengikuti dirinya hingga keluar dari kamar pasien.

“Tuan muda Sunarya, aku akan mengantarmu.”

Conan sedikit menunduk kepala dan berkata dengan nada berhati-hati.

Rudy melirik sekilas dengan tatapan datar, lalu menjawab dengan nada dingin, “Tidak perlu.”

Dia tidak terlalu banyak berinteraksi dengan Conan ini, sehingga juga tidak terlalu berkesan dengannya.

Namun dia cenderung menjauhi orang yang berhubungan dengan Astrid.

Bagaimanapun ada istilah yang mengatakan bahwa : Burung berkumpul sesuai dengan jenis warna bulunya.

Conan ditolak mentah-mentah oleh Rudy, wajahnya penuh dengan reaksi canggung, dia berdiri di tempat dengan tubuh yang kaku, akhirnya hanya bisa melihat Rudy yang melangkah meninggalkannya.

Sementara setelah keluar dari rumah sakit, Rudy langsung menerima telepon yang berasal dari Raymond.

Di sisi telepon, Raymond berkata dengan nada panik dan mendesak, “Bos, Su Dalika sudah tertangkap, tetapi tidak menemukan Yaya.”

Langkah Rudy berhenti sejenak setelah mendengar kata-katanya, alisnya yang indah sedang mengerut dengan erat, lalu bertanya dengan tegas “Apa yang terjadi ?”

Raymond juga tidak berdaya, keringat dirinya terus menetes.

“Sementara ini masih tidak tahu bagian mana yang terjadi masalah. Sepertinya Su Dalika yang bertindak sendiri dan menyembunyikan anak itu. Yaya masih kecil, sama sekali tidak ada kemampuan untuk bertahan hidup dan melarikan diri, kalau tidak bisa menemukan orangnya dalam 72 jam, takutnya akan sangat berbahaya.”

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu