Suami Misterius - Bab 680 Selalu Dipermainkan

Santos duduk di atas kursi roda, wajah suram dan tidak bicara.

Jelas sekali ibu Rugos agak takut pada Rudy, mengigit bibirnya, lidah juga hampir saja tergigit.

Sangat berhati-hati saat berbicara.

“Presdir Sutedja ya, wah, ini pertama kalinya aku bertemu dengan tokoh terkenal.

Aku seorang ibu rumah tangga, tidak berpendidikan tinggi, juga tidak memiliki budaya.

Tapi aku orang yang blak-blakan, ada apa langsung mengatakannya.

Presdir Sutedja adalah pebisnis, seharusnya sudah tahu, membesarkan anak perlu menghabiskan uang bukan.

Membesarkan anak juga bukan seperti memelihara anjing atau kucing, sekarang membesarkan anak butuh banyak biaya.

Keluarga Rugos kami sudah mengasuh Bobo sampai sebesar ini, sudah mengeluarkan banyak tenaga dan uang…..” “Masih ada tiga menit.”

Rudy mengangkat lengan lagi, nada bicara sangat tidak sabar.

“Pokoknya, biaya hidup anak, biaya pendidikan, dan kompensasi kerugian mental, kamu harus membayar kami bukan.”

Nada bicara ibu Rugos agak tergesa-gesa saat bicara.

Rudy mendengarnya, mendengus dingin, merasa jijik dan mengangkat alisnya, “Bicara panjang lebar ternyata demi uang, berapa?”

Ibu Rugos tertegun sejenak, tidak menyangka Rudy begitu mudah langsung membayarnya.

Langsung senang sekali.

“Presdir Sutedja sungguh orang yang lugas, aku sudah tahu, kamu berkuasa dan kaya, tidak kekurangan uang.

Kamu lihat, anak sudah sebesar ini, keluarga Rugos kami sudah membesarkannya selama lima tahun, juga tidak perlu banyak, hitung per tahun saja setahun dua ratus juta, jadi satu miliar, sangat masuk akal bukan.

Presdir Sutedja, menurut kamu lebih cocok uang tunai atau cek saja?”

Rudy menyipitkan mata hitamnya sambil melihat ibu Rugos, tanpa keraguan melihat mimik wajah serakahnya.

“Satu miliar?

Memang tidak banyak.

Pandangannya dialihkan ke Santos, “Pada waktu itu, Revaldo Sutedja membayarmu untuk menggoda Rahma, harga yang diberikan juga sebanyak ini bukan.”

“Apa yang kamu bicarakan?”

Rahma hanya merasakan sebuah dengungan keras di kepalanya, dirinya jadi agak kebingungan.

Dia tercengang melihatnya, lalu melihat ke arah Santos, suara agak gemetar bertanya: “Santos, apa maksud dari kata-katanya?”

Kedua tangan Santos menggenggam erat kursi roda, ujung jari memucat, pembuluh darah hijau di punggung tangan menonjol.

“Gugatan kalian, pulang baru lanjutkan lagi.

Jangan menghabiskan waktu di tempatku.

Rudy mengangkat lengan, melihat dial jam tangan, pas lima menit.

Kebetulan kesabarannya sudah habis.

“Apakah kalian semua sudah selesai bicara?

Karena kalian sudah selesai bicara, maka, giliran aku bicara.”

Sepasang mata hitam Rudy, sangat dalam tanpa bisa melihat dasar, dalam pandangan terdapat sikap dominasi.

“Anak ini.”

Dia mengulurkan tangan menunjuk Bobo, “Tidak ada hubungan denganku sedikit pun. Jika kalian tidak ada masalah lain lagi, sudah bisa pergi.”

Ibu Rugos tidak mendapatkan uang, sangat marah dan tidak sabar, meninggikan suara berteriak: “Benar-benar tidak menyangka, orang semakin kaya semakin pelit! Pada waktu itu kamu memukul kaki Santos hingga terluka, kami tidak memberitahumu, juga tidak melihatmu berterima kasih.

Satu miliar, bagi presdir Sutedja hanya uang kecil, tidak menyangka malah tidak mau membayarnya.

Jika sampai tersebar ke mana-mana, presdir Sutedja juga tidak takut akan memalukan sekali.”

Ibu Rugos berkata, akhirnya membuat Rudy menghentikan langkah kakinya.

Matanya yang dalam dan tajam, melihat ke arah Santos yang ada di kursi roda, senyuman di wajah sedikit dingin, “Santos, kelihatannya ibumu masih belum jelas dengan situasinya.”

Rudy melirik kaki Santos sejenak, sepasang kaki itu tertutup selimut tipis.

Sebuah selimut, seolah-olah menutupi semua kebenaran dan kejahatan.

“Terakhir kalinya aku katakan sekali lagi, bagaimana kakimu bisa lumpuh, tidak ada hubungan denganku sedikit pun.

Kalian, jangan datang menggangguku lagi, jika tidak, jangan salahkan aku tidak segan-segan lagi.”

Rudy berbalik dan keluar, ibu Rugos masih ingin mengejar keluar, tapi dihentikan oleh sekretaris.

“Maaf, presdir Sutedja sangat sibuk.”

“Ma, kita pulang saja.”

Santos mendorong kursi roda, keluar dari ruang tamu.

“Santos, kamu jangan pergi, katakan dulu dengan jelas!!”

Suara Rahma sangat tajam bertanya padanya.

Santos mengangkat mata melihatnya, tatapan sedikit mengejek.

“Apa yang perlu dibicarakan lagi.

Apakah kata-kata Rudy masih belum cukup jelas.

Pada waktu itu, kita sudah putus begitu lama, menurut kamu kenapa aku bisa tiba-tiba muncul di sisimu, semua itu karena Revaldo Sutedja, dia membayar harga tinggi agar aku menggodamu.

Jika Rudy menjalin pernikahan dengan keluarga Mirah, itu adalah ancaman besar bagi Revaldo Sutedja.

Tentu saja, aku juga bukan hanya demi uang Revaldo Sutedja saja, bagaimanapun, kamu adalah nona besar keluarga Mirah, bisa menjalin hubungan denganmu, setidaknya aku tidak perlu bekerja keras.

Aku sudah mempertimbangkan semuanya dengan sangat baik, sayang sekali, Rendi Mirah terlalu sadis dalam bertindak, sejahat-jahatnya harimau tak akan memakan anaknya sendiri, tapi dia sungguh cukup kejam langsung mengusirmu dari rumah.

Jujur saja, sebenarnya, kamu sudah tidak berharga lagi bagiku.

Jika bukan karena kakiku lumpuh, aku sama sekali tidak akan menikahimu.

Rahma tidak bisa menahan diri seluruh tubuhnya gemetar, dalam ingatannya, Santos selalu lembut dan perhatian.

Dulu, dia merasa Rudy terlalu sombong dan acuh tak acuh, tidak cukup perhatian padanya.

Tapi setidaknya, Rudy orangnya jujur dan nyata.

Sedangkan Santos, kelembutan dan perhatian yang ditunjukkannya, semuanya hanya pura-pura, semua itu palsu.

“Lalu apa yang terjadi dengan kakimu?”

Rahma memaksakan diri bertanya dengan tenang.

Santos menundukkan kepala melihat kakinya sendiri, senyuman sedikit dingin.

“Suami mantan pacarku memukulku hingga cacat.

Tapi, aku juga tidak rugi, keluarga mereka kaya raya, memberi kompensasi sebesar dua puluh miliar.

Aku tidak memberitahumu, sebenarnya, aku masih memiliki dua rumah di pusat kota, salah satunya adalah perumahan area sekolahan.

Rahma, kamu benar-benar bodoh.

Aku membohongimu, kalau kakiku dipukul hingga cacat oleh Rudy, kamu sungguh mempercayainya.

Rudy adalah seorang tentara, bagaimana mungkin tidak tahu batas dalam bertindak, apakah dia tidak menginginkan karirnya lagi!”

“Benar, aku yang bodoh.

Aku selalu berpikir betapa hebatnya diriku, ternyata, aku selalu dipermainkan olehmu, kalian melihatku, sama seperti melihat si bodoh!”

Rahma menertawakan dirinya sendiri, menangis dan tertawa.

Santos mengangguk, “Keluarga Sutedja, adalah sebuah kolam yang dalam, dan kecerdasanmu, hanya setara dengan orang yang tidak bisa berenang, begitu terjatuh ke dalam hanya bisa mati tenggelam.

Rahma, jujur saja, walau tidak ada aku, kamu juga tidak bisa menikah dengan Rudy, kalian tidak cocok."

"Benar, yang dia nikahi adalah Clara."

"Apakah kamu tahu di mana kekuranganmu dibanding Clara?"

Santos bertanya sambil mengejek.

Raut wajah Rahma kebingungan menatapnya.

"Kamu, bagaimana bisa dibandingkan dengan Clara! Kepintaranmu semuanya tertulis di wajahmu, juga berarti, kamu hanya terlihat sedikit pintar saja.

Meskipun umur Clara masih muda, tapi dia benar-benar sangat pintar.

Dia sangat jelas apa yang dirinya inginkan.

Mungkin dia juga akan bertengkar dengan Rudy, tapi seharusnya dia sangat jelas di mana batas kesabaran Rudy.

Tidak peduli betapa mulianya seorang pria, juga akan ada waktunya merasa depresi.

Ketika priamu sedang tidak senang maka hibur priamu, di lain waktu, biarkan pria yang membujukmu, ini baru wanita yang cerdas.

Jadi, Clara baru bisa menggenggam erat Rudy dalam tangannya."

Santos mengulurkan tangan menunjuk Rahma.

"Sedangkan kamu, apa yang sudah kamu lakukan?

Menunjukkan gaya nona besar dari keluarga kaya, bersikap mulia, pura-pura bukan cewek gampangan, selalu merasa paling benar.

Bahkan Clara yang baru terjun ke dunia luar, juga bisa lihat hubungan antara Rudy dan Revaldo Sutedja tidak akan berubah sampai mati, tapi kamu malah bodohnya menginginkan mereka saling akur dan menyayangi.

Satu sisi kamu tampak seperti wanita berbudi luhur, di sisi lain kamu selingkuh denganku.

Sudah melakukan hal buruk masih menginginkan nama baik.

Jangankan Rudy, bahkan aku juga memandang rendah dirimu.”

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu