Suami Misterius - Bab 314 Tuan Muda Keempat Sutedja Tiba

Rudy sedang duduk diatas ranjang membaca buku, jarinya yang panjang membalik halaman buku, membuat suara yang halus dan renyah. Mendengar ini, ia tersenyum sambil mengingatkan : “Orang yang punya kemampuan mengurus masalah ini hanya anggota dari empat keluarga besar.”

“Maksudmu Nalan Qi ikut campur dalam hal ini?” Clara terlihat tidak percaya.

Dalam empat keluarga besar, keluarga Mirah dan keluarga Tikar tidak punya hubungan apapun dengan Yunita, Rudy tidak mungkin ikut campur urusan orang lain, yang tersisa hanya Nalan Qi.

Tapi, setahu Clara, Nalan Qi sama sekali bukan type pria yang setia pada wanita sampai rela melakukan apapun. Hal apa yang membuat Nalan Qi bersedia menerima masalah hanya demi mengeluarkan Yunita, mengenai alasan ini Clara masih belum bisa menemukan jawabannya.

“Nalan Qi merupakan orang yang tidak akan bergerak kalau tidak menguntungkan, ditangan Yunita pasti ada sesuatu yang bisa menggerakkannya.” Rudy meletakkan buku di tangannya, berkata dengan santai.

Alis Clara yang canti sedikit mengkerut, meskipun ia harus berpikir sampai otaknya pecah juga tetap tidak bisa menemukan hal apa yang bisa dimiliki oleh Yunita sampai bisa menggerakkan Tuan muda dari empat keluarga besar ini.

“Sudah, kalau tidak menemukan kenapa ya tidak perlu dipikirkan lagi. Tidurlah lebih awal.” Rudy mengulurkan tangan dan merangkulnya.”

“Kesempatan sebaik ini masih tidak bisa menariknya, sayang sekali.” Clara menghela nafas.

“Aku sudah mengatakan sejak awal, kakakmu itu punya banyak trik. Memintamu untuk meminta tolong padaku hanya untuk mengelabuimu agar Nalan Qi bisa lebih leluasa bergerak. Kamu sebaiknya melunaklah sedikit, perjalanan masih panjang.” Rudy membujuk dengan nada bicara yang lembut.

Rudy sama sekali tidak memandang Yunita, triknya hanya sebatas itu saja. Dan didepan kekuasaan yang lebih kuat, Yunita sama sekali tidak bisa berkutik. Hanya Clara yang bisa menghabiskan tenaga menggunakan trik kecil seperti ini.

Clara berpikir sampai kepalanya sakkit, namun tetap tidak menemukan penyebabnya, sehingga dia memutuskan untuk tidak memikirkannya.

Ketika dia bersandar di lengan Rudy, Rudy menundukkan kepala ingin mengecupnya, tiba-tiba Clara teringat sesuatu, sehingga memalingkan wajah untuk menghindar.

“Besok Yanto mengundangmu untuk datang makan malam dirumahnya, kamu benar-benar akan pergi?”

“Hm.” Rudy menjawab singkat, “Untuk sementara ini kamu tidak ingin lepas dari Keluarga Santoso, aku juga cepat atau lambat harus bertemu ayahmu, dan kebetulan belakangan ini aku tidak begitu sibuk.”

”Hm, terserah. Hati-hati jangan sampai ditelan bulat-bulat oleh mereka saja.” setelah menggerutu Clara berbalik dan bersiap untuk tidur. Rudy merangkulnya dari belakang dan tangannya yang melingkar di pinggang rampingnya mulai gentayangan, perlahan masuk melalui bawah baju tidur Clara dengan lancar.

“Rudy, jangan.” Clara mengagkat alis, menangkap tangannya yang nakal. “Bukankah semalam baru… kamu begitu doyan, hati-hati ginjalmu.”

Rudy tersenyum, mendekatkan bibirnya ke samping telinganya yang sensitive, “Kamu tidak merasa ini bagus untukku. Kalau aku tidak kuat apa untungnya untukmu, hm?’

Dia membalikkan tubuh Clara dengan sedikit memaksa, keduanya seperti kue dorayaki yang menempel satu sama lain, Rudy menundukkan kepala, menempelkan ujung hidungnya dengan ujung hidung Clara, membiarkan nafas mereka membaur bersama.

“Satu tahun ada 365 hari, kamu terbang kesana kemari selama 300 harian, bahkan aku ingin menangkapmu saja tidak bisa. Menurutmu aku harus bagaimana berhati-hatinya?”

Setelah Clara mendengarnya langsung tertawa, jarinya yang lentik dan berisi menyentuh dadanya dan menggores perlahan dengan ujung jarinya membentuk lingkaran. “Kalau begitu, aku sudah membuatmu tersiksa dong?”

Rudy langsung menangkap tangannya yang nakal, lalu menekannya di dada, “Sangat menyiksa.”

Dia berkata dengan suara yang lembut di telinganya, lalu langsung berbalik dan menindih tubuh mungilnya.

Ketika Clara tidak disisinya, ia bisa menahan. Sekarang dia berada disampingnya, Rudy tidak akan menyiksa dirinya lagi.

Satu sesi bercinta yang begitu bersemangat, setiap kali selesai selalu membuat Clara merasa tenaganya habis terkuras olehnya.

Rudy menggendongnya ke kamar mandi, keduanya kembali bercinta di bathtub sekali lagi, membuat air di bathtub tumpah keluar sebagian besar.

Setelah mandi, Clara kembali berbaring di ranjangnya yang besar, ia sungguh lelah sampai tidak ingin bergerak, ia berbalik dan memainkan jarinya.

Hari ini adalah hari selasa, minggu depan akan mulai syuting film baru di 影视城, begitu mulai syuting paling tidak dua sampai tiga bulan tidak bisa kembali.

Mengingat akan pergi selama tiga bulan, Clara memutuskan untuk memakluminya satu minggu.

Meskipun mereka menyelesaikan dua ronde, namun masih belum terlalu larut.

Setiap kali habis bercinta, Clara akan tidur dengan lebih baik. Ada yang menggunakan bercinta untuk memperbaiki kualitas tidur, dan ini cukup berkhasiat bagi Clara.

Keesokan harinya mereka tidak bangun terlalu siang, setelah sarapan langsung berangkat.

Hari ini Rudy menggunakan mobil Bentley Mulsanne berwarna hitam, dibagasi belakang ada hadiah yang sudah disiapkan oleh asistennya.

Untuk orang yang berstatus social tinggi seperti Rudy, walaupun bukan karena memandang Keluarga Santoso, ia juga akan menyiapkan hadiah yang sangat lengkap.

Rudy yang mengendarai mobil dan membawa Clara ke Keluarga Santoso.

Diluar kediaman Keluarga Santoso, jarang sekali seramai ini, diruang tamu penuh dengan orang.

nenek Santoso dan suami istri Yanto mengenakan pakaian yang formal untuk menyambut, Yunita didampingi oleh Nalan Qi, Elaine duduk bersama dengan Andika Liu bahkan Ester yang baru saja menyelesaikan masa nifasnya juga ikut muncul.

Clara menggandeng tangan Rudy berjalan masuk ke dalam villa, melihat ke sekeliling ruang tamu, hanya merasa matanya begitu silau, ini terlihat sudah hampir membalap acara penyambutan presiden.

Wulan berdiri diambang pintu, menundukkan tubuh dan mengambilkan sandal untuk mereka, sepasang sandal pria terlihat sengaja dipersiapkan.

“Ini adalah Bibi Wulan.” Clara memperkenalkan dengan wajah etrsenyum, lalu mendekat pada Wulan sambil berbisik, “Papa Wilson.”

Wulan segera mengangguk dengan senyum yang ramah. Setelah Clara melahirkan Wilson, Wulan pernah melihat Rudy di rumah sakit satu kali, hanya tidak menyangka seorang pengangguran bisa berubah menjadi tuan muda kaya raya, ini sungguh membuat orang pangling.

“Bibi Wulan, apa kabar.” Rudy menyapa dengan sopan dan lembut.

“Baik, baik, silahkan masuk.” Wulan tersenyum senang, melihat Rudy yang begitu menawan, ia sungguh merasa senang.

“Bibi Wulan, sedang apa menghadang didepan pintu seperti itu? Cepat persilahkan tamunya masuk, tidak sopan.” Suara Rina tiba-tiba terdengar, gayanya terlihat seperti nyonya rumah.

Wulan menyingkir dengan sedikit canggung. Clara sedikit mengerutkan alis, namun ekspresi tidak senangnya tidak ia perlihatkan diwajahnya, “Hadiah yang disiapkan Rudy ada dibagasi mobil, Bibi tolong suruh orang untuk membantu menurunkan ya.”

Clara tersenyum dan berpesan padanya pelayan, namun sikapnya sangat sopan.

“Tuan muda Rudy terlalu sungkan. Kita sudah satu keluarga, tidak perlu repot-repot.” Yanto berkata sambil bangkit berdiri dari sofa, ia refleks merapikan jasnya, lalu berjalan ke depan pintu untuk berjabat tangan dengan Rudy.

“Paman Santoso.” Ada senyum di bibirnya, dalam sikap sopannya ada jarak yang tersirat.

Yanto menuntun Rudy masuk ke ruang tamu, seperti sedang menyambut petinggi Negara, ia memperkenalkan satu per satu anggota keluarganya. Setelah selesai memperkenalkan, Rina sudah duduk disana, lalu berkata dengan tidak sabar, “Kenapa masih belum menyuruh orang untuk membawa turun hadiah dari Tuan muda Rudy. Coba lihat dapur sudah siap belum, tamu sudah datang, sudah akan mulai acaranya.”

“Haih.” Rina menghela pelan, lalu bangkit berdiri dengan canggung, melangkah dengan cepat ke depan pintu.

Lalu hadiah dalam aneka ukuran dibawa masuk oleh pelayan, semua hadiah ini merupakan produk pilihan, membuat semua mata yang melihat begitu silau.

Bahkan bola mata nenek Santoso sampai hampir jatuh melihat semua barang itu.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu