Suami Misterius - Bab 765 Aku Akan Memberimu Sebuah Jawaban Yang Memuaskan.

Ketika panggilan terhubung, terdengar suara pria yang rendah dan magnetik, seperti bass ganda, begitu hangat dan merdu.

“Sibuk?”

“Tidak.”

Clara menggelengkan kepala, dan tersenyum.

“Hari ini seharian Sutradara Fan sembunyi dalam kamar, mungkin dia sedang merenungkan kesalahannya.

Kru syuting saat ini dalam keadaan berhenti kerja.”

“Baiklah kalau begitu keluarlah.”

Rudy berkata.

“Aku di dalam kru, keluar ke mana?”

Clara tidak mengerti.

“Aku ada di luar kru.”

Rudy menjawab.

Setelah menutup telepon, Clara bergegas keluar dengan kecepatan yang sangat cepat.

Ada jalan satu arah yang sempit di luar halaman lokasi syuting, pada saat ini, sebuah Audi hitam sedang parkir di tengah jalan.

Jendela mobil diturunkan, terlihat wajah tampak samping seorang pria tampan.

Clara bergegas ke samping mobil dengan senang, supir membuka pintu mobil dengan hormat.

Clara duduk ke dalam mobil, dan merangkul lengannya.

Kepala bersandar di bahunya, dan bertanya: “Mengapa mengganti mobil?”

“Rendah hati.”

Rudy menjawab.

Clara tersenyum tak berdaya.

Dibandingkan dengan mobil militer, mobil Audi ini benar-benar cukup rendah hati.

Setelah Clara masuk ke dalam, mobil perlahan-lahan bergerak, kemudian masuk ke jalan umum.

Seluruh tubuh Clara bersandar pada dadanya yang kuat dan hangat, menyipitkan matanya, menatap pemandangan di luar, dan bertanya dengan lembut: “Ke mana kita pergi?”

“Lena sudah tiba di Beijing, Raymond mengajak kita kumpul bersama.”

Rudy berkata.

“Lena sudah datang ke Beijing?”

Clara menunjukkan ekspresi senang di wajahnya.

Namun, masalah tentang Lena datang ke Beijing tidak terlalu mengejutkan.

Raymond telah mengatur rumah sakit, dan bahkan menemukan tempat tinggal untuknya.

Lena belum datang ke Beijing karena Ahyon, sekarang Ahyon telah melahirkan, Lena tentu langsung datang.

Lagipula, pernikahannya akan dilaksanakan di Beijing.

“Apakah sekarang kita pergi mencari Lena?”

Clara bertanya dengan tidak sabar.

Rudy memegang tangannya, pandangannya yang hangat tertuju padanya, dan tersenyum berkata: "Kita pulang dulu, ganti bajumu dulu."

Saat ini Clara baru menyadari, dirinya masih mengenakan cheongsam berwarna biru dan rambutnya berkepang.

Berjalan di tempat umum seperti ini, mungkin akan diperkirakan berasal dari zaman kuno.

Setelah kembali ke rumah, Clara langsung masuk ke kamar mandi, mandi dengan terburu-buru, mengenakan jubah mandi, lalu mengulurkan tangan membuka pintu kamar mandi.

Dia sama sekali tidak menyangka Rudy berdiri di luar pintu kamar mandi, dan tiba-tiba menabrak ke dadanya yang kuat.

Lengan pria yang kuat melingkari pinggangnya yang ramping dan begitu menariknya, seluruh tubuhnya langsung terkunci dalam pelukannya.

Clara belum sempat merespon, tubuhnya sudah digendong dan ditekan di tempat tidur yang lembut.

Ciuman lembut jatuh di leher dan dadanya yang putih, meninggalkan sebaris bekas ciuman yang mendalam.

Tangan Clara menahan di dadanya, napasnya terengah-engah, "Ru, Rudy, kita harus keluar."

"Tidak terburu-buru, pertemuan pada malam hari."

Rudy bergumam, suaranya serak, dan napasnya juga terengah-engah.

Clara masih ingin mengatakan sesuatu, tapi sebelum dia berkata, bibirnya telah dicium olehnya.

Pikiran Clara menjadi kosong, dia merasa dirinya seolah-olah berada di atas awan, lalu tiba-tiba merasa dirinya jatuh ke laut.

Samar-samar dia berpikir, Rudy membawanya pulang bukan untuk mengganti pakaian, tapi ternyata memiliki tujuan lainnya.

Disaat bermesraan, bibirnya yang hangat menempel di telinganya dan bergumam bertanya, "Clara, apakah kamu mencintaiku."

"Ya."

Suara Clara yang serak, merespon dengan samar.

Tapi sepertinya Rudy tidak puas, dia semakin menggodainya, Clara menyerah dengan mudah, mengatakan kata-kata yang mesra dengan lembut.

Setelah berakhir, Rudy masih memeluknya, dan tidak rela melepaskannya.

Ujung jarinya menyentuh rambutnya dengan lembut, sudut mulutnya terangkat sebuah senyuman yang lembut.

Clara membungkus dengan selimut, dan bersandar malas di lengannya.

Rudy menopang kepalanya dengan telapak tangan, berbaring di sampingnya, dan menatapnya dengan lembut.

Clara mengedipkan sepasang matanya yang indah, matanya bersinar dan kecantikannya membuat orang terpesona.

“Rudy.”

Clara memanggil namanya.

“Ya?”

Rudy tersenyum meresponnya.

“Rudy, ada apa denganmu?”

“Mengapa bertanya seperti itu?”

Rudy agak bingung.

“Dulu kamu tidak pernah menggodaiku mengatakan kata-kata seperti itu.”

Clara berkata.

Dia mengacu pada apa yang baru saja dia membujuknya untuk mengatakan "Aku mencintaimu".

Dulu Rudy hanya akan melakukannya.

Rudy hanya akan bertindak, tidak akan berkata, apalagi memintanya mengatakan.

Sehingga dia merasa aneh hari ini.

Setelah mendengar, Rudy tersenyum berkata: “Tidak ada apa-apa, tiba-tiba ingin mendengarmu berkata.”

Nada suaranya sangat santai, tapi sepasang matanya sangat dalam.

Smua emosionalnya tersembunyi dengan sangat baik.

Semalam, seorang wakil komandan bawahannya melakukan formalitas perceraian dengan istrinya.

Pernikahan selama sepuluh tahun berakhir.

Rudy juga pernah bertemu dua kali dengan istri wakil komandan itu, sepertinya ia adalah seorang aktris dari kelompok tari, lembut dan indah, merupakan pasangan serasi dengan wakil komandan.

Sebelumnya hubungan keduanya sangat baik, tetapi karena berpisah lebih lama daripada bersama, mereka akhirnya bercerai.

Alasan perceraian karena istrinya jatuh cinta pada yang lain.

Ketika komisaris politik melakukan pekerjaan ideologis kepada wakil komandan pagi ini, Rudy secara tidak sengaja mendengarkan beberapa kata.

Wakil komandan sedang dalam suasana hati buruk, menetes air mata, dan berkata: "Aku jarang kembali ke rumah, aku bahkan tidak bisa merawatnya ketika dia sakit.

Kami telah menikah selama sepuluh tahun dan belum memiliki anak.

Dia bilang dirinya sudah hampir berusia tiga puluh lima tahun, kalau masih belum menjadi seorang ibu, mungkin dia tidak akan memiliki kesempatan lagi.

Pria itu memperlakukannya lebih baik daripada aku, aku seharusnya merasa senang untuknya."

Kata-kata wakil komandan menyentuh hati Rudy yang tak terjelaskan.

Perasaan adalah hal yang paling rapuh di dunia, dan sangat mudah menghilang.

Di saat kamu tidak tahu bagaimana cara menghargainya, mungkin begitu berbalik langsung mengalami perubahan.

Pengalaman wakil komandan itu sangat kasihan, tetapi lebih pantas direnungkan.

Sebenarnya, dia bukan tidak memiliki kesempatan untuk menjalankan keluarga dan pernikahan dengan baik.

Tapi karena terlalu mementingkan masa depan, dia menghabiskan seluruh waktu dan energinya dalam karier, kalau tidak, bagaimana mungkin dia akan naik ke posisinya saat ini dalam usia muda.

Tapi sebagai gantinya, dia mengabaikan keluarga.

Oleh karena itu, pernikahannya berakhir dengan kegagalan, dan dia harus menerimanya.

Rudy sepertinya melihat bayangannya sendiri di tubuhnya.

Sejak kembali ke Beijing, dia dan Clara berpisah lebih banyak daripada bersama, dan Clara telah mengeluh lebih dari satu kali. Dia bahkan menggunakan kata “pernikahan janda” untuk menggambarkan hubungan mereka.

Pikiran Rudy sudah membunyikan bel peringatan, kalau terus seperti begini, dia mungkin akan mengikuti jejak wakil komandan itu.

Jadi kali ini, Rudy berusaha untuk menyesuaikan pekerjaannya dan mencoba meluangkan waktu akhir pekan untuk menemaninya dan Wilson.

“Apa yang kamu pikirkan?

Mengapa tidak berkata?”

Melihatnya selalu diam, Clara mengulurkan tangannya yang putih dan menggoyang di depannya.

Rudy memegang tangannya, dan tersenyum menjawab: “Ingin menciummu.”

Kemudian dia menundukkan kepala, mencium bibirnya.

Setelah berciuman, Rudy menatapnya dengan penuh cinta dan berkata dengan suara rendah: “Clara, aku mencintaimu.”

“Oh.”

Clara tersenyum mengangguk, “Apa yang terjadi hari ini, begitu mesra.”

Lengannya merangkul lehernya, menariknya mendekat, dan menggigit sudut bibirnya dengan nakal.

Sudut bibir Rudy terasa sakit, dia menyipitkan matanya, dan tiba-tiba menciumnya.

Clara terengah-engah dicium olehnya, dia bersandar dalam pelukannya, dan tersenyum senang, tersenyum seperti rubah kecil.

"Tersenyum begitu senang, apakah kamu dalam suasana hati baik baru-baru ini?"

Rudy memeluknya, tubuh kedua orang menempel bersama.

"Oh, aku belum mengucapkan selamat atas kemenanganmu."

Rudy mengangkat alisnya berkata.

Clara malah mengalihkan senyuman, meletakkan kepala di atas lututnya, mengerutkan kening dan berkata, "Aku tidak menganggap si marga Fan sama sekali.

Aku hanya heran, mengapa dia selalu menentangku?"

"Aku telah meminta Aldio menyelidikinya, ternyata Sutradara Fan adalah mantan teman sekelas SMP Su Loran."

Rudy berkata.

Meskipun Rudy sibuk dengan pekerjaannya, dia juga tidak mengabaikan Clara.

Ketika berita tentang dirinya tersebar di internet, Rudy langsung meminta Aldio menyelidikinya.

Kemudian, langsung mengarah ke Sutradara Fan.

Pada saat itu, Rudy juga sangat bingung. Sutradara Fan dan Clara tidak memiliki hubungan apapun, dan juga tidak pernah terjadi konflik kepentingan, mengapa dia selalu menentangnya.

Jadi, setelah menyelidikinya lebih lanjut, baru mengetahui bahwa Sutradara Fan dan Su Loran pernah menjadi teman sekelas.

“Su Loran?

Mengapa dia menentangku?

Tidak senang denganku?

Atau ingin menggantikanku?”

Clara mengerutkan kening bertanya.

“Mungkin, semuanya ada.”

Rudy berkata dengan tidak berdaya.

Mengenai keluarga Su, benar-benar sulit ditangani.

Meskipun tahu Su Loran melakukan sesuatu yang buruk, kalau tidak ada bukti yang tegas, juga tidak dapat melakukan apapun padanya.

Dan kalau terjadi sesuatu pada Su Loran, Keluarga Sunarya bahkan harus keluar mendukungnya.

Bagaimanapun ayahnya Su Loran juga meninggal karena keluarga Sunarya, keluarga Sunarya wajib melindungi keturunannya.

Kalau tidak, mereka-mereka yang bergantung dan bekerja untuk keluarga Sunarya pasti akan merasa kecewa.

Kalau mereka merasa kecewa, sulit bagi keluarga Sunarya untuk tetap berada di posisi tak terkalahkan.

Lagipula, pada saat ini, tidak ada yang bisa membuktikan bahwa si marga Fan diperintahkan oleh Su Loran.

Kecuali si marga Fan sendiri menggigit Su Loran.

Tapi menurut penyelidikan Aldio, Sutradara Fan adalah pelamar Su Loran. Begitu seorang pria terobsesi dengan seorang wanita, tidak ada alasan untuk membicarakannya.

Sulit bagi Sutradara Fan untuk mengkhianati Su Loran.

Mungkin Su Loran juga tertarik pada ini sehingga bertindak tanpa rasa takut.

"Suamiku, aku telah dibully, tidakkah kamu membantuku?"

Clara menarik bajunya dan berkata dengan manja.

Rudy tersenyum dan menyentuh hidungnya dengan lembut.

"Kamu si peri kecil yang licik, siapa yang akan membullymu, sudah cukup baik kalau kamu tidak membully orang lain."

"Aku tidak membully orang, itu adalah pertahanan yang seharusnya dilakukan! Rudy, apa maksudmu, apakah kamu ingin melindungi Su Loran?

Apakah kamu tergoda olehnya?"

Clara membuka lebar matanya dan berkata dengan kesal.

"Omong kosong apaan."

Rudy memeluknya dan berkata dengan sabar, "Serahkan masalah ini padaku, aku akan memberimu sebuah jawaban yang memuaskan."

Clara mengangguk dan lumayan puas dengan jawabannya.

Kemudian, kedua orang bermesraan di tempat tidur sebelum berkemas dan pergi.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu