Suami Misterius - Bab 647 Disuruh Pergi Dengan Diberi Uang

Santos menghela napas tapi dia masih dengan tenang berkata, “Kita berdua adalah suami istri. Bicara sebentar saja tidak akan mengganggu banyak waktumu. Rahma, apa kamu harus pergi seburu-buru ini.”

Rahma merapatkan sudut bibirnya lalu setelah diam sejenak karena ragu-ragu, dia pun akhirnya menaruh koper yang ada di tangannya lalu ikut Santos masuk ke kamar sebelah.

Rahma duduk di sofa tunggal dan Santos duduk di kursi rodanya, dengan begini mereka berdua sama-sama sejajar pandangan matanya.

“Surat perceraian, aku akan mengirimkannya lewat email kepadamu.

Kamu seharusnya tahu kalau tidak ada tabungan apa-apa di tanganku sekarang. Dan lagi, aku juga tidak mau semua barang dari keluarga Rugos kalian.

Aku akan keluar di sini bersama Bobo tanpa membawa apapun. Dengan cara ini, maka tidak ada hal yang tidak adil untukmu.”

Rahma mengatakan semua ini dulu setelah dia duduk.

Tangan Santos yang ada di pegangan kursi roda mengerat tanpa sadar.

Tapi ekspresinya masih bisa terlihat tenang.

“Jika, aku tidak ingin bercerai, bagaimana?”

Selesai mendengar ini, Rahma melihatnya dengan pandangan heran, “Santos, Bobo bukanlah anak kandungmu. Semua ini sudah sampai tahap seperti ini, apa menurutmu kita masih bisa bersama-sama?

Apa hatimu bisa tenang dan nyaman?”

“Bobo sudah jadi anakku selama bertahun-tahun ini. Aku juga bisa menganggapnya dan memperlakukannya seperti anakku sendiri kedepannya.

Semua itu tidak akan pernah berubah.”

Kata Santos.

Setelah mendengar ini, Rahma tersenyum dingin.

“Santos, apa kamu tidak dengar seberapa buruk dan tidak enaknya makian dari ibumu.

Meskipun kamu bersedia menerima Bobo, tapi dia tidak akan setuju sama sekali.”

“Aku akan membujuknya. Kamu juga tahu dia selalu saja mendengar perkataanku.”

Kata Santos lagi, Ibu sudah tua, pemikirannya juga kolot.

Cucu yang sudah bertahun-tahun dia rawat ternyata tiba-tiba bukan cucu kandungnya. Itu hal yang wajar kalau dia sangat terpukul dan terkejut.

Aku akan berusaha semaksimal mungkin membujuknya. Nanti tunggu kita sampai mempunyai anak sendiri. Maka dia tidak akan menyulitkanmu lagi karena anak itu.

Rahma, selama kamu bersedia tetap tinggal di sini, aku masih bisa menjadi seperti dulu.”

“Aku tidak mau.”

Rahma menolak dengan tegas.

Santos menatapnya. Walaupun dia berusaha untuk tetap terlihat tenang tapi alisnya yang indah itu perlahan mengkerut.

"Rahma, sebenarnya kamu ingin meninggalkanku sejak dulu kan."

Kebenaran dari latar belakang Bobo, itu hanyalah alasan terbalik yang memuluskanmu untuk pergi.”

Terasa cibiran di suara Santos ini.

Selesai mendengarnya, Rahma diam sejenak setelah itu mengangguk jujur dengan sedikit emosi dalam nada suaranya.

“Mungkin begitu.

Kehidupan seperti ini. Aku sudah cukup menjalaninya.”

Bagaimanapun, Rahma adalah nona besar di Keluarga Mirah, salah satu dari empat keluarga besar. Meskipun tidak terlalu disukai tapi dia tetap adalah anak pertama dari Rendi. Rendi sebagai ayahnya tidak pernah memperlakukannya dengan buruk. Dari kecil, Rahma tumbuh dengan sangat dihormati dan bergelimang harta, sandang pangan semuanya terpenuhi dengan baik dan bahkan makanan dan bajunya selalu diberikan yang terbaik.

Tapi setelah menikahi Santos, dia seolah dari surga langsung jatuh ke dalam neraka. Gairah dan harat kasih yang dulu telah habis sudah dan hanya tersisa kesibukan dari pagi sampai malam yang tiada habisnya dan juga hidup pahit yang dijalani dengan melihat pendapat orang.

Di situasi seperti ini, Rahma tidak mungkin tidak pernah mengeluh.

“Cukup menjalani seperti ini!”

Santos menggumamkan kata-kata ini lalu tersenyum kecut.

“Memang, aku sekarang sudah cacat. Aku tidak bisa keluar bekerja untuk mencari uang. Aku tidak hanya tidak bisa memenuhi sandang dan panganmu yang terpenuhi dengan baik seperti dulu, tapi juga malah menjadi beban untukmu.

Aku yang tidak bisa jalan, aku semakin tidak bisa memuaskanmu seperti dulu.”

Ekspresi di wajah Rahma berubah tidak senang.

“Santos, sejujurnya.

Jika bukan karena Rudy yang menangkap basah hubungan kita berdua. Aku benar—benar tidak pernah ada niat untuk menikah denganmu.

Karena bagaimana pun juga, latar belakang keluarga kita terlalu jauh berbeda. Kita bukan dari dunia yang sama.

Aku bersamamu kamu karena murni keserakahan kesenangan sementara saja. Aku juga sudah membayar harga atas semua yang aku lakukan. Aku benar-benar tidak ingin mengingat kembali bagaimana aku menjalani hidup beberapa tahun ini.”

Rahma mengedipkan mata lalu melihat ke sekitar rumah Rugos ini. Dia tiba-tiba menertawakan dirinya sendiri ketika melihat tempat yang telah ditinggalinya selama lima tahun ini.

Untung saja, dia akhirnya bisa lari dan pergi dari sini.

Hanya saja, dia sedikit tidak tega kepada Santos.

Karena bagaimana pun, Santos cukup baik dengannya.

Dulu, Santos adalah pasangan yang sangat sempurna dan baik baginya.

Belakangan, meskipun ia bukanlah suami yang utuh, tapi dia mampu melindungi Rahma dan Bobo dengan kemampuan yang dimilikinya.

“Maaf, Santos, aku juga tidak menyangka kalau Bobo adalah anak Rudy. Aku benar-benar mengira dia adalah anakmu.

Aku menikahimu, sebagian alasan karena tidak ingin kamu melaporkan Rudy ke kantor polisi dan tidak ingin membesarkan dan meributkan masalah ini.

Alasan lainnya karena demi Bobo,

Jika aku tahu kalau Bobo adalah anak Rudy. Aku tidak akan memilih menikah denganmu.”

“Iya benar sekali. Jika saat itu kamu tahu kalau kamu mengandung anak Rudy. Walaupun kamu selingkuh, Rudy dengan karakternya itu pasti tetap akan bertanggung jawab atas anaknya. Kamu sepenuhnya bisa hidup enak sebagai ibu dari anak itu dan tidak perlu lagi menjalani hidup seberat ini.”

Santos mengeratkan pegangan tangannya di kursi roda.

Ternyata, di mata nona besar Rahma ini, dia hanyalah sebagai kesenangan serakah sementara saja.

“Kelihatannya, kamu sekarang sudah tidak sabar kembali ke samping Rudy lagi.”

Santos tersenyum dingin lalu dia menatap tajam ke Rahma.

Di dalam ingatannya, Rahma adalah wanita yang cantik, anggun dan berada. Dia sangat manja sekali kelihatannya.

Tapi setelah beberapa tahun bergaul dengannya. Rahma bukanlah Rahma yang dulu lagi.

Santos malah pernah melihat Clara di TV, dia adalah istri sah Rudy. Dia begitu mudah dan punya wajah yang sangat lembut dan lembab. Saking lembapnya wajahnya seolah akan keluar air bila dicubit.

Setiap gerakannya terlihat begitu manja sekali.

Rudy bukanlah pria biasa. Anak perempuan biasa wakil kepala kota bisa meraih dan menggenggam Tuan muda keempat Keluarga Sutedja seerat itu di tangannya, maka seharusnya nona muda itu punya banyak trik di atas maupun di bawah ranjang.

Rahma yang dulu saja, besar hanya karena latar belakang keluarga yang berkuasa dan megah. Dia yang hanya bisa berbaring diam di ranjang bagai jasad dan hanya menunggu pria datang untuk memanjakan dan melayaninya.

Santos yang tak punya kekuasaan maupun kekuatan dengan senang hati melayani dan memanjakan nona satu ini.

Tapi, Tuan muda keempat Keluarga Sutedja yang selalu berada di atas, mana mungkin bersedia melayaninya.

Seorang wanita yang tidak bisa memuaskan bagian bawah pria, turun ranjang, “Rahma, apa kamu masih ingat. Beberapa saat dulu, kamu pernah mengatakan ucapan ini.

Kamu bilang : Istri Rudy sekarang sangat muda dan cantik, dia juga telah melahirkan seorang anak untuk Rudy.

Meskipun kamu telanjang di depannya dan menariknya naik ranjang, mungkin itunya tidak akan berdiri.

Sekarang, atas dasar apa kamu sampai mengira pria yang itunya saja tidak berdiri ketika denganmu, bisa menerimamu?”

“Aku tidak terlalu khawatir mengenai dia mau menerimaku atau tidak.”

Rahma menaikkan alisnya lalu berkata dengan yakinnya, “Selama dia menerima Bobo, itu sudah cukup.”

Selama Rudy mau menerima anaknya maka dia tidak akan mengabaikan ibu dari anak itu begitu saja.

Di tubuh Bobo mengalir darah dan daging dari mereka berdua. Hubungan darah ini tidak akan bisa diputus begitu saja.

Clara dulu, bukannya juga dengan cara ini bisa naik ke atas seperti sekarang.

Rahma tidak ingin menghabiskan waktu sia-sia di rumah Keluarga Rugos. Dia dengan tidak sabarnya berdiri dan berkata dengan jengkelnya ke Santos, “Walaupun hubungan suami istri di antara kita ini sudah putus, tapi Bobo bagaimana pun telah memanggilmu ayah selama bertahun-tahun ini.

Nanti kalau aku sudah hidup dengan baik, aku akan membayar semuanya kepadamu.”

“Disuruh pergi dengan memberi uang?

Benar-benar cara seorang nona besar dari keluarga kaya ya.”

Selesai mendengar itu, Santos tidak bisa menahan diri tersenyum dingin.

Dia bukan satu kali ini disuruh pergi dengan cara diberi uang. Dan sepertinya ini bukan terakhir kalinya juga.

"Rahma, kamu berpikir semua terlalu simpel. Kita adalah suami istri di hukum. kamu jangan lupa, kamu skarang masih Nyonya Rugos, cukup aku tidak setuju bercerai, kamu tidak akan bisa menjinggalkan rumah."

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu