Suami Misterius - Bab 450 Sedang Memikirkanmu

Nalan Qi duduk di sampingnya, sepasang kaki panjangnya disilangkan dan bibirnya tersenyum. “Ada masalah dengan bisnis keluarga Nalan. Aku tidak punya tempat untuk mencari bantuan. Bagaimana bisa begitu kebetulan Tuan Liu bisa datang dengan sendirinya tanpa di minta, Yunita, kamu sangat pintar, apakah tidak terpikirkan olehmu bahwa ada keanehan diantara ini semua?”

Yunita dengan tatapan dingin berkata, “Mau katakan apa katakan saja.”

Nalan Qi tersenyum dan menggangguk, ia mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Yunita, “Aku suka sifatmu yang to the point.”

Yunita menghempaskan tangannya, “Katakanlah.”

Nalan Qi membungkuk, ia membuka laci di bawah meja, lalu mengeluarkan sebuah tas arsip dari dalam dan menyerahkannya kepada Yunita. “Lihatlah baik-baik. Orang yang merencanakannya adalah adik perempuanmu yang baik itu.”

“Clara?” Yunita mengerutkan kening sambil melihat dokumen itu dengan tidak percaya. Setelah ia membuka dan membacanya, dokumen dia banting di meja, karena cukup kuat, kertas-kertas dokumen berserakan di lantai.

Yunita mengambil selembar kertas itu dan meremasnya, ia mengeretakkan giginya sambil berkata, “Clara !”

……

Pada saat ini, Clara baru saja selesai bekerja dan kembali ke hotel.

Ia mengeluarkan kartu akses kamar dan membuka pintu, tiba-tiba hidungnya terasa gatal dan bersin

“Mungkinkah Tuan muda Rudy sedang merindukanmu?” kata Melanie bercanda.

“Ini mungkin karena aku sudah mau flu. Nanti malam sebelum tidur aku harus meminum obat flu.” Setelah Clara selesai bicara, ia berkata lagi kepadanya, “Kamu juga minum untuk pencegahan.”

Keduanya memasuki kamar. Melanie menaruh kotak makanan di atas meja, dan mengulurkan tangan untuk membukanya.

“Aku dengar komentar dari beberapa para anggota kru. Restoran ini terkenal dengan kuah Malanya yang pedas dan enak. Cepatlah makan selagi masih panas, kalau tidak rasanya akan berubah,” kata Melanie sambil mengambil sumpit sambil menyeruput sesuap demi sesuap.

Kamar itu dipenuhi dengan aroma kuah Mala, membuat Clara tergoda. Ia segera berjalan kearah meja dan mengambil sumpit untuk makan. Ia makan sambil kepedasan dan terus berkeringat.

“Kenapa kamu tidak menaruh sedikit cabe saja, jika makan terlalu banyak makanan pedas, itu akan menimbulkan jerawat di wajahmu.” Clara sambil memakan sup Mala, sambil tak henti-hentinya minum air.

“Sehabis makan harus minum dua tablet Niu Huang Jie Du Pian untuk meredakan panas dalam.” Melanie sudah menyiapkannya. Ia mengeluarkan sekotak obat Niu Huang Jie Dui Pian dan memberikannya kepada Clara.

Clara dan Melanie memakan sepanci sup kuah Mala, kemudian membuka bungkus obat Niu Huang Jie Du Pian, lalu masing-masing meminum dua tablet.

Setelah makan dan minum, Melanie membersihkan meja, Clara duduk di sofa sambil membaca naskah cerita nya.

Besok ia masih memiliki tiga drama, yang semuanya adalah drama kolosal.

Clara sedang membaca naskah itu dengan serius, dan telepon yang diletakkan di sampingnya tiba-tiba berbunyi.

Clara memegang naskah dengan satu tangannya dan mengangkat ponsel dengan tangan lainnya untuk menjawab panggilan.

Terdengar suara lembut dan memikat Rudy, “Sedang apa?”

“Sedang membaca naskah,” jawab Clara dengan santai, dan kemudian bertanya lagi: “Kamu sendiri, apa yang sedang kamu lakukan?”

“Sedang memikirkanmu,” jawab Rudy, suaranya begitu memikat dan rendah, terdengar seperti suara Cello yang merdu.

Setelah Clara mendengarnya, tanpa sadar ia mengulurkan tangan dan menyentuh pipinya, pipinya terasa panas.

Pria ini, gombalannya sungguh dapat membunuh orang.

“Sudah makan malam?” Tanya Rudy lagi.

“Sudah makan, makan sampai kekenyangan malah.” Jawab Clara.

“Makan apa?” Rudy terus bertanya.

“Itu, makan bubur.” Jawab Clara ragu-ragu.

“Pembohong,” kata Rudy sambil tersenyum kecil, nada bicara Clara ragu-ragu, ia tentu bisa mendengar dengan jelas bahwa ia sedang berbohong. “Kurangi makan makanan yang tidak sehat itu. Makanan pedas dapat mengiritasi perut, dan sakit maag itu rasanya tidak nyaman ...”

Sudah tahu , sudah tahu, kenapa kamu mengomel seperti orang tua.” Clara tidak mendengarkan sampai ia menyelesaikannya, ia langsung memotong pembicaraannya.

“Rudy, hari ini aku syuting drama seharian. Sungguh melelahkan. Aku ingin tidur.” Setelah Clara selesai bicara, ia juga menguap di telepon.

Di telepon, Rudy tersenyum samar, “Baiklah, kamu tidak suka mendengarnya, aku tidak akan mengatakannya. Tapi, lain kali jangan mengulanginya.”

“O, Ok.” Clara paling tidak suka diceramahi olehnya. “Aku tidur dulu, selamat malam.”

“Hmm,” Rudy menanggapi dengan ringan, dan berkata, “Cium aku dulu.”

“Muachh, selamat malam suamiku,” kata Clara sambil tersenyum, kemudian keduanya menutup telepon.

Melanie berdiri di sampingnya dan terus mendengarkan, ia menunggu Clara menutup telepon lalu berdecak sambil berkata. “Nyonya muda Sutedja, apa kalian bisa sedikit lebih menggelikan lagi?”

Clara duduk di sofa dan melempar naskah ke wajahnya, “Pergi sana.”

“Baiklah, hamba undur diri. Besok pagi hamba baru kembali untuk membangunkan tuan untuk bangun tepat waktu.” Setelah Melanie selesai berkata, ia memegang naskah Clara, dan kembali ke kamarnya.

Keesokan harinya, Clara pagi-pagi sekali sudah dibangunkan oleh Melanie. Setelah mandi dengan singkat, ia bergegas ke lokasi syuting.

Kelemahan terbesar dari drama kolosal adalah kostum dan aksesoris rambutnya yang rumit, dan make up paling tidak harus dilakukan setidaknya satu jam sebelumnya.

Satu jam, kurang tidur selama satu jam adalah hal yang menyakitkan bagi Clara.

Ia duduk di depan meja rias, sementara penata rias sedang mendandaninya, Clara terkantuk-kantuk.

“Nona Clara, tolong buka matamu. Aku akan menggambar eyeliner,” kata penata rias itu dengan sopan.

Clara sedang tertidur dengan pulas, sama sekali tidak mendengar apa yang dikatakan penata rias. Melanie yang tidak tahan melihatnya, mengulurkan tangan dan mencubit lengan Clara.

Suara teriakan aiooh keluar dari mulut Clara yang kesakitan, rasa kantuknya tiba-tiba menghilang. Kemudian, ia membuka matanya yang indah dan bekerja sama dengan penata rias.

Karena Clara berperan sebagai siluman rubah, riasannya lebih tebal, bulu matanya dilapisi dengan maskara perak. Bulu mata Clara panjang dan lentik, setelah menggunakan maskara perak, kecantikannya terlihat begitu glamor.

Clara mengenakan dress berwarna putih perak, sepasang kakinya yang jejnjang berjalan dengan langkah mempesona, sangat mirip dengan rubah putih di dataran salju.

Adegan pertamanya hari ini adalah adegan ketika Nagisa muncul di Istana Timur Putra Mahkota dan menunjukkan wujud aslinya, ia menerkam dan menggigit seorang pengawal Putra Mahkota, kebetulan terlihat oleh Putra Mahkota.

Yang berperan sebagai pengawal adalah seorang aktor yang tinggi dan kekar, Clara dengan menekan setengah tangannya lalu membenamkan kepalanya di lehernya, berlaga seperti sedang menggigit untuk menyedot darahnya.

Kemudian, Selir Putra Mahkota secara tidak sengaja masuk, dan Clara yang memerankan siluman rubah Nagisa perlahan melepas gigitan dan menoleh, sudut bibirnya masih dipenuhi darah.

Selir Putra Mahkota menjerit ketakutan dan berlari keluar, mata Nagisa berubah, pintu ruang istana di belakangnya tiba-tiba tertutup rapat dan menghalangi langkah Sang Selir Putra Mahkota.

Selir Putra Mahkota menjerit ketakutan, ia tidak hentinya menggedor pintu istana dengan tangannya.

Nagisa terbang ke sisinya, lalu dengan tangannya mengcengkram lehernya dengan kuat, wajah Selir Putra Mahkota tercekik sampai menjadi pucat, ia terus menerus meronta.

Pada saat itu, dari luar ruang istana tiba-tiba muncul suara Pangeran Astra .

Nagisa segera menyimpan kembali aura keganasannya dan melepaskan cengkraman tangannya, Selir Putra Mahkota jatuh terkulai ke lantai.

Dengan segera, Nagisa menyingkirkan wujud asli siluman rubahnya, dan berubah menjadi seorang gadis yang lemah dan tak berdaya, ia membuka pintu istana, kemudian jatuh ke pelukan Astra sambil menangis.

“ Nagisa , ada apa, apa yang telah terjadi?” Tanya Astra sambil memeluk Nagisa .

“ Astra , ada, ada yang mati ………..” kata Nagisa gemetar.

Selir Putra Mahkota bangkit dari lantai, matanya penuh ketakutan, tangannya yang gemetar menunjuk Nagisa , “Dia, dia adalah siluman, dia yang membunuh orang itu!”

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu