Suami Misterius - Bab 384 Lilin Merah Bergoyang

Perkataan cinta dari Rudy sangat manis, membuat orang sangat terharu.

Clara sangat terharu dan berlinang air mata, dia mengangkat dagunya, mengambil inisiatif menciumnya.

Lengan Rudy memeluk pinggangnya, dia segera berubah menjadi pengendali, perlahan-lahan memperdalam ciuman ini.

Keduanya berciuman di depan jendela, karena ini adalah malam pernikahan, jadi keduanya sedikit tidak terkendali.

Clara hampir berhenti nafas karena ciumannya, tubuhnya lemah tak berdaya seperti genangan air. Tidak tahu kapan kancing di bagian kerahnya dibuka olehnya, karena gaun pengantin kuno lebih rumit, dia membuka kancingnya untuk waktu yang lama, hampir menghabiskan kesabarannya.

“Lepaskan sendiri, atau aku membantumu......” Bibirnya yang panas menempel di telinganya, suaranya yang serak bergumam.

Clara memegang erat pakaiannya, dan berkata dengan wajahnya yang memerah: “Aku, aku lepaskan sendiri.”

Gaun pengantin yang begitu cantik, betapa sayangnya kalau dirobekin olehnya.

Clara menundukkan kepalanya, karena malu, tangannya sedikit tak terkendali, bahkan tidak dapat membuka kancing pakaiannya.

Dan Rudy selalu menatap fokus padanya, melihat setiap gerakannya dengan teliti.

Clara bahkan merasa pandangan yang dia tuju padanya bisa membakar orang.

Setelah Clara membuka kancing terakhir, Rudy tidak sabar langsung menggendongnya dan melempar ke ranjang kayu antik.

Di luar jendela, langit menjadi gelap.

Di dalam ruangan, lilin merah bergoyang.

Gaun pengantin berwarna merah, dan pakaian dalam dilempar keluar dari ranjang sehelai demi sehelai, suhu panas secara bertahap menyebar di udara. Kelambu merah di depan ranjang sedikit bergoyang.

……

Clara tidak terbiasa tidur di ranjang kayu, setelah bangun pagi hari berikutnya, dia merasa pinggangnya hampir patah.

“Sudah bangun? Sekarang masih pagi, kamu bisa tidur sebentar lagi.” Rudy juga belum bangun, dia berbaring di sebelahnya, dan merentangkan tangan memeluk pinggangnya.

Tubuh kedua orang berdekatan, Clara dengan jelas merasakan perubahan di tubuhnya dan segera mendorongnya dengan panik.

Pinggangnya sakit, sebagian besar karena ranjang, tapi juga karena pria di depannya ini, tidak habis-habisan menyentuhnya, seolah-olah tidak kenyang sama sekali.

“Apakah tidak perlu menyajikan teh kepada nenek dan ayah?” Clara duduk dengan membungkus selimut dan bertanya dengan malas.

“Nenek dan Ayah sudah kembali ke vila tadi malam, sekarang rumah leluhur hanya tersisa kita berdua, tidak ada orang lain yang akan mengganggu.” Rudy menahan kepalanya dengan satu tangan dan menatapnya sambil tersenyum.

Meskipun Clara membungkus dengan selimut, tapi punggungnya yang indah terbuka di luar, terlihat mempesona.

Clara sepertinya tidak menyadari dirinya hampir telanjang, dia masih terbungkus selimut dan melamun. “Rudy, sekarang rasanya seperti sedang syuting, aku benar-benar takut, sebentar lagi pintu akan terbuka, dan ada ibu mertua masuk dari luar untuk mengambil kain Yuan Pa.”

Rudy mengangkat alis menatapnya dan berpikir sejenak, kemudian menyadari “kain Yuan Pa” yang dia maksud.

*Kain Yuan Pa: kain untuk menerima darah perawan, umumnya digunakan pada malam pertama pernikahan kuno.

“Dasar, kamu benar-benar terlalu banyak bersyuting.” Rudy tidak bisa menahan diri tersenyum, dan duduk dari ranjang, mengenakan pakaian yang diletakkan di samping ranjang.

"Apakah kamu lapar? Aku akan meminta seseorang mengantarkan makanan."

“Tidakkah Tuan muda Sunarya memasak sendiri pada hari pertama pernikahan?” Clara bertanya sambil tersenyum.

“Tidak peduli seberapa pintar seseorang, dia tetap tidak bisa masak tanpa bahan.” Rudy menjawab, sudah lama tidak menyalakan api di rumah leluhur, jadi tidak ada bahan apapun.

Dia berjalan ke meja rias, mengambil arloji baja di atas meja, dan mengenakannya di pergelangan tangan. Dia memutar kepala menatapnya dan berkata, "Atau, kamu tidur sebentar lagi, aku pergi membeli beberapa makanan ringan untukmu."

“Oke.” Clara mengangguk sambil tersenyum, kemudian berbaring kembali ke ranjang.

Dia membungkus dirinya dengan selimut yang lembut, begitu menyentuh ranjang, langsung tertidur. Samar-samar dia mendengar Rudy membuka pintu keluar.

Tidak tahu tertidur berapa lama, sampai Rudy kembali membangunkannya.

Clara sedang tidur nyenyak, dia berbalik dan mengerutkan wajahnya menunjukkan ketidakpuasannya.

“Ayolah, bangun dan makan sesuatu.” Rudy mengulurkan lengannya dan menggendongnya dari ranjang. Menundukkan kepala mencium pipinya dengan penuh kasih sayang.

Ada sedikit kedinginan dari luar di tubuhnya, Clara secara alami bersembunyi, kemudian dia mengulurkan tangan dan menggosok matanya yang ngantuk. Dia bergumam dan bertanya, “Apa makanan enak yang kamu beli?”

“Banyak.” Rudy tersenyum lembut, membantunya mengenakan pakaian, dan menggendongnya ke meja.

Ada banyak jenis makanan di atas meja, dan beberapa di antaranya, Clara bahkan tidak tahu namanya, tetapi dia memiliki selera makan ketika melihatnya.

“Apa ini?” Clara mengulurkan tangan menunjuk ke salah satu hidangan dan bertanya.

“Babat Kota Jing.” Rudy menjawab, kemudian dengan sabar memperkenalkan satu per satu: “kue Poria, jus kacang, lumpia, Nian Gao, dan ini adalah bebek panggang Quanjude (restoran terkenal).”

Clara mengangguk, mengambil sumpit, memasukkan sepotong babat ke mulutnya. Kemudian, tersenyum berkata, “Lumayan enak.”

Rudy mengambilkan panekuk menggulung sepotong daging bebek panggang, dan mencelupkannya ke dalam saus manis, lalu menyerahkan ke mulut Clara.

Clara hanya bertanggung jawab membuka mulut dan makan, setelah menghabiskan bebek panggang, dia bahkan menggigit jari-jari Rudy, dan lidahnya sengaja menjilat ujung jarinya beberapa kali.

Rudy hanya merasa ada arus listrik yang mengalir di ujung jarinya, dia segera menarik kembali jari-jarinya dan mengepalkan tangannya, dia merasa masih ada sedikit rasa kebal di ujung jarinya. Dan arus itu seolah-olah telah memasuki jantung melalui ujung jari, jantungnya berdebar kencang tak terjelaskan.

Dan inisiator yang duduk di seberangnya, sedang menopang pipinya dengan satu tangan, dan menatapnya dengan wajah polos.

“Sudah kenyang?” Rudy bertanya dengan suara serak.

Clara menggelengkan kepalanya, mengambil sepotong ‘Nian Gao’, dan memakannya bersamaan dengan jus kacang. Setelah dua potong ‘Nian Gao’ memasuki perutnya, dia merasa kenyang dan menyeka sudut mulutnya dengan tisu.

“Sudah kenyang?” Rudy bertanya.

“Ya.” Clara mengangguk, melihat Rudy tidak menyentuh sumpit, dia bertanya: “Kamu tidak lapar?”

“Lapar.” Rudy menjawab, tatapannya menatap fokus padanya.

Clara tiba-tiba memiliki perasaan buruk, baru saja ingin melarikan diri, Rudy sudah bergegas datang.

Kemudian Clara dilemparkan kembali ke ranjang, pakaian dilepaskan, dan keduanya bermesraan dalam selimut lembut.

Setelah selesai, Clara meringkuk tubuhnya di sudut ranjang dan ditutup dengan selimut, sedikit terengah-engah, dia sangat lelah dan tidak ingin bergerak sama sekali.

Dia mengedipkan sepasang matanya, menatap ukiran bunga, burung, ikan dan naga di atas ranjang dengan tatapan penasaran.

Rudy mengulurkan tangan dan menyentuh pinggangnya lagi.

Clara sangat sensitif saat ini, dia langsung menepuk tangannya, “Rudy, kamu jangan keterlaluan!”

Clara tidak ingin berada di ranjang sepanjang hari.

Rudy memutar kepala dan menatapnya sambil tersenyum, “Aku ingin mengingatkanmu, sudah waktunya bangun. Sore nanti, Nenek akan membawa kita pergi bertemu dengan beberapa saudara dan teman.”

“Oh.” Clara menjawab dengan malas. Dia memelototinya dengan marah, "Sudah tahu harus keluar, kamu masih melakukannya."

“Bukankah api itu dinyalakan olehmu?” Rudy menariknya ke dalam pelukan, membalasnya dengan menggigit ujung jarinya.

Dia memegang ujung jarinya, dan merasa bahkan ujung jarinya pun terasa manis. Kalau bukan karena harus keluar di sore hari, Rudy tidak sabar ingin berada di ranjang bersamanya sepanjang hari.

Keduanya bangkit dari ranjang satu per satu, dalam lemari tergantung pakaian yang akan mereka pakai hari ini.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu