Suami Misterius - Bab 1038 Nyonya Vosh, Pandanganmu Cukup Bagus

Aldio mengulurkan telapak tangannya, mengangkat dagu Honey, pandangan mata lembut sekali, memandang matanya yang penuh air mata, kulit yang agak kasar, menyeka bekas air mata yang ada di pipinya.

“Bodoh, apakah karena hal ini menangis hingga begini?”

Suaranya tetap hangat dan merdu, sama sekali tidak ada kemarahan.

Honey mendongak, melihat mata hitamnya dengan serius, tampaknya ingin melalui mata melihat emosinya saat ini.

Mata Aldio sangat tenang sekali, selain sedikit rasa tidak berdaya, tidak ada emosi lain lagi.

“Apakah kamu tidak menginginkan anak? Maaf, aku tidak hamil. Jadi, kalau kamu tidak ingin menikah denganku, aku juga tidak akan menyalahkanmu.”

Honey bertanya dengan suara terisak-isak.

Kata-katanya membuat Aldio merasa sedikit tidak berdaya, telapak tangannya yang hangat dan tebal membelai kepala Honey.

“Sungguh tidak tahu bagaimana jalan pikiranmu.

Bagi orang yang saling mencintai, anak adalah hasil dari buah cinta, hal baik di atas hal baik, jadi, ketika aku tahu kamu sedang hamil, aku sangat senang sekali, aku selalu menantikan penampilan anak kita, mirip denganmu atau mirip denganku, semuanya baik.

Sekarang kamu memberitahuku, kamu tidak hamil, meskipun aku sedikit kecewa, tapi ini sama sekali tidak memengaruhi cintaku padamu, lebih tidak mungkin memengaruhi pernikahan kita.

Honey, seharusnya kamu mengerti, aku menikahimu, karena aku ingin menikah denganmu, bukan karena kamu hamil.”

Aldio membuka kotak cincin, mengeluarkan cincin berlian kepingan salju dari dalam, dipakaikan di jari manis tangan kanannya.

“Honey, aku tidak ingin mengatakan apa itu sumpah kesetiaan abadi, juga tidak berani berjanji untuk seumur hidup.

Seumur hidup sangatlah panjang, siapa pun tidak bisa menjamin kelak akan seperti apa.

Tapi aku jamin, aku akan berusaha menjadi seorang suami yang baik, kelak akan menjadi seorang ayah yang baik dan bertanggung jawab.”

Honey bersandar di dadanya, tersenyum sambil mengangguk.

Aldio merangkul pinggangnya yang ramping, bibir tipis menempel di samping telinganya, bergumam dengan mesra: “Sebenarnya, tidak hamil juga cukup baik, setelah kita menikah masih bisa melewatkan hari-hari berduaan.

Sudah berapa lama aku tidak menyentuhmu, membuatku rindu sekali……” “Aldio, kenapa kepalamu hanya penuh dengan semua ini!”

Wajah Honey masih penuh air mata, tapi dengan wajah memerah, menggunakan tinju memukul dadanya.

“Tidak bermesraan bagaimana bisa melahirkan anak.”

Aldio merangkulnya, tersenyum mengatakannya.

Lengan Honey melingkar di pinggangnya, mendongakkan wajah kecil, sekali lagi bertanya: “Apakah kamu benar-benar tidak keberatan?”

“Keberatan apa? Kamu tidak hamil? Kita berdua masih muda tubuh juga sehat, bukankah hal yang mudah untuk mendapatkan anak. Kalau tidak, sekarang juga pulang untuk membuat satu anak.”

Aldio merangkulnya, tersenyum jahat.

“Sebel.”

Honey merasa malu dan bersembunyi dalam pelukannya lagi.

Aldio memegang tangan kanannya yang memakai cincin, dan menggenggam erat jari-jarinya.

“Honey, kita sudah mau menikah.”

“Eng.”

Honey sambil tersenyum menatapnya.

“Selamat ya, nyonya Vosh, kamu memiliki pandangan yang bagus.”

Aldio berkata sambil tersenyum.

“Jangan terlalu percaya diri.”

Honey menyeka bekas air mata di sudut mata, sambil tersenyum, melihat cincin berlian yang ada di tangan, berlian tidak terlalu berlebihan, tapi bersinar terang, sangat halus dan indah.

Setidaknya, Honey sangat puas.

“Sudah cukup belum nangisnya?”

Kedua tangan Aldio memegang wajahnya, sambil tersenyum bertanya "Sudah cukup, apakah aku bisa mengajak nyonya Vosh untuk menari?”

“Kamu sangat beruntung, nona besar ini setuju.”

Honey tersenyum, meletakkan tangannya ke telapak tangan Aldio.

Keduanya mulai menari, mereka menari lagu berjudul 《Warm Smart Girl》, setelah Honey menarikan tarian tango ini, sedikit terengah-engah.

Aldio mengambil dua gelas wine kristal indah dari atas meja, di dalam gelas ada anggur yang harum dan lembut.

Aldio memberikan salah satu gelas wine padanya, Honey mengulurkan tangan menerimanya, menggoyang-goyangkan anggur dalam gelas, lalu menciumnya "Anggurnya cukup bagus.”

“Anggur yang dibuat pada tahun kelahiranmu.”

Aldio mengatakannya.

Dua orang berdiri di depan jendela Perancis, sambil mencicipi anggur, sambil berbicara.

Aldio berkata: “Tarian nyonya Vosh cukup bagus juga.”

“Terima kasih atas pujiannya, tuan Vosh juga sangat baik.”

Honey sambil tersenyum, mengangkat gelas wine di tangannya.

Kemudian, mereka berdua mulai membicarakan masalah pernikahan.

Selama beberapa waktu ini, semua orang mengira kalau Honey sedang hamil, tidak berani melibatkannya dalam urusan yang berkaitan dengan pernikahan, takut dia kelelahan, sekarang, karena Honey tidak hamil, tentu saja Aldio bersedia mendengar pendapatnya.

Bagaimanapun, penikahan memiliki arti yang berbeda bagi wanita, juga merupakan janji paling indah yang diberikan pria pada wanita, tentu saja harus membiarkannya puas baru bisa.

“Aku sudah melihat jadwal proses pernikahan, pada dasarnya tidak ada masalah apa-apa, minggu depan, kamu luangkan waktu untuk menemaniku pergi mencoba gaun pengantin dan pakaian formal, jika tidak cocok, masih ada waktu untuk merubahnya lagi.”

“Baik.”

Aldio mengangguk, tidak keberatan sama sekali.

“Ada lagi, kita akan segera menikah, maksud dari papa dan mamaku, ingin bertemu dengan ayahmu secara formal, papaku merasa, ini adalah tata krama.

Kelak, dua keluarga adalah satu keluarga, dalam beberapa hal masih harus mencapai kesepakatan.

Cinta adalah masalah antara dua orang, sedangkan pernikahan adalah masalah dua keluarga, jadi, orang-orang selalu mengatakan: pernikahan adalah masalah besar, karena menikah memang adalah masalah besar.

“Baik, lain hari aku pulang ke rumah untuk membicarakannya dengan ayahku, setelah menentukan waktu akan memberi jawaban padamu, paman dan bibi.”

Aldio menjawab dengan cepat, tetap tidak keberatan sama sekali.

Honey tersenyum manis, tangan memegang gelas anggur, bersulang sebentar dengannya "Kalau begitu, tuan Vosh, kelak, harus banyak minta bimbingannya.”

“Tidak berani, sama-sama tumbuh bersama. Bagaimanapun, masalah menikah aku juga tidak memiliki pengalaman apa-apa.”

Aldio tersenyum sambil menjawab.

Aldio selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu, kemudian menentukan waktu pertemuan orang tua kedua belah pihak.

Tempat pertemuan berada di salah satu hotel bintang enam yang ada dalam naungan perusahaan, pihak laki-laki sudah menunjukkan ketulusan terdalam.

Sebelumnya Aldio sudah menjelaskan semuanya, termasuk semua aspek diperhatikan dengan baik, satu-satunya yang tak terpikirkan olehnya adalah mama tirinya yang banyak masalah itu, ternyata ikut ke sini.

Aldio bertemu dengannya, jelas sekali raut wajah juga berubah menjadi lebih buruk.

Jika hari biasa, dia akan malas untuk menghiraukan wanita ini, jika wanita ini sampai berbuat keterlaluan, dia juga memiliki cara untuk menghadapinya.

Tapi hari ini lebih istimewa, dia tidak bisa membiarkan wanita ini memengaruhi penampilannya di dalam hati ayah dan ibu mertuanya.

Aldio memanfaatkan waktu ibu tirinya pergi ke toilet, bertanya pada ayahnya: “Apa maksudmu membawanya ke sini?”

Dalam sekejap wajah tuan besar Vosh agak tidak berdaya, menghela nafas dan berkata: “Dia terus ribut ingin ikut ke sini, aku juga malas berdebat dengannya, hanya bisa membiarkannya ikut ke sini. Kamu tidak perlu mempedulikan dia, anggap saja dia sebagai udara.”

“Udara?

Apakah udara akan begitu tidak masuk akal! Jika nanti dia mengatakan sesuatu yang tidak pantas, kamu jangan menyalahkanku tidak sungkan padanya.”

Aldio berbicara dengan nada yang sangat tidak segan-segan.

“Tenang saja, tidak akan merusak urusanmu.”

Tuan besar Vosh mengatakannya.

Kata-katanya baru diucapkan, istri kecilnya itu sudah kembali, wajah penuh rasa tidak senang: “Bukankah sudah janjian bertemu jam lima, sekarang sudah jam lima lewat, keluarga Verome ini juga sungguh tidak tepat waktu bukan, apa maksud mereka, apakah memandang rendah keluarga Vosh kita, sengaja membiarkan kita menunggu!”

“Tidak ada yang mengundangmu ke sini, tidak bersedia menunggu bisa pergi saja.”

Aldio berkata dengan dingin.

“Kamu……” “Sudahlah, semuanya jangan banyak bicara.”

Tuan besar Vosh memotong pembicaraan mereka "Yang menikahkan putri tidak boleh terlalu sembarangan, yang ingin mendapatkan menantu perempuan harus lebih sabar. Tunggu saja dulu.”

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu