Suami Misterius - Bab 650 Aku Tidak Punya Waktu Untuk Menemanimu Ribut

Jika ada hubungan darah alias punya anak di antara pria dan wanita maka hubungan mereka tidak akan mungkin bisa putus begitu saja.

Pertamanya dia dan Rudy, bukankah juga dimulai dengan cara seperti ini.

Clara menunjukkan sedikit kepanikan dan pada saat itulah teleponnya berdering.

"Aku terima telepon dulu."

Ketika dia selesai bicara, dia mengangkat teleponnya dan berjalan keluar dengan cepat.

"Clara!"

Rudy merentangkan kakinya yang panjang dan tanpa sadar mengejar Clara keluar.

Tampak sekali kekhawatiran di antara keningnya yang mengkerut.

Kata-kata Rahma penuh emosi.

Apakah Clara akan mempercayai kata-kata itu, dan seberapa besar dia percaya?

Rudy khawatir.

"Rudy, kita belum selesai membicarakan ini semua. Kamu mau pergi kemana!”

Rahma berdiri di depan Rudy mengulurkan tangannya untuk menghentikan Rudy.

Rudy memancarkan aura dingin yang mengerikan di seluruh tubuhnya, seperti es yang tidak akan mencair sepanjang tahun di salju yang menjulang tinggi dan bahkan suaranya terdengar sangat dingin.

"Malam yang kamu maksud itu. Aku hanya membawamu pulang ke rumah Keluarga Sutedja. Setelah itu, aku langsung pergi.

Raymond dan Lena dalam suasana hati yang buruk. Aku berada di bar bersama Raymond sepanjang malam dan paginya baru pulang.

Jika kamu ragu dan punya pertanyaan, kamu bisa pergi bertanya langsung ke Raymond.”

Tanggal 21 juli yang dibilang oleh Rahma ini merupakan hari biasa untuk Rudy. Apalagi itu sudah lewat bertahun-tahun, dia tidak terlalu ingat hari itu.

Tapi untungnya, ingatan Rudy tidak buruk. Dia masih ingat dan punya kesan pada beberapa adegan hari itu.

Tampaknya memang ada suatu hari dimana dia dan Rahma menjamu pasangan Fandy di clubhouse.

Fandy dan istrinya sama-sama kuat minum bir. Dia dan Rahma menemani mereka minum-minum dan tidak bisa terhindar kalau mereka tidak sedikit minum-minumnya.

Dulu, Rahma tinggal di rumah Keluarga Sutedja dengan selalu mengatas namakan sebagai tunangan Rudy.

Rudy mengantarnya kembali dan membawanya ke kamar. Lalu, dia menerima telepon dari Raymond, kemudian dia pun pergi keluar.

Dia ingat seperti itu kejadian malam itu.

Tetapi Rahma terus saja megatakan kalau mereka malam itu berhubungan seks.

“Rudy, apakah kamu akan menyangkalnya terus!"

Rahma menjadi canggung dan emosinya hampir tak terkendali.

Mereka sudah saling kenal selama bertahun-tahun dan dia tidak pernah mengira Rudy adalah tipe pria yang tidak mengakui kesalahan yang pernah dibuatnya sendiri.

"Raymond adalah orangmu jadi tentu saja dia akan setuju dengan apa pun yang kamu katakan.

Namun, jika kamu ingin menyangkalnya, kamu tidak akan dapat menyangkalnya begitu saja.

Aku telah melahirkan anak kita berdua.

Tidak masalah Jika kamu tidak percaya dengan tes DNA yag kubawa ini. Kalau begitu kamu dan Bobo bisa melakukan tes DNA lagi saja, sekarang juga!”

Rahma menarik Rudy dengan buru-buru tapi sayangnya, Rudy menghindarinya melihatnya dengan pandangan sangat jijik.

“Aku tidak punya waktu untuk menemanimu ribut seperti ini.”

Pada saat ini, sebuah kilat bersinar begitu saja di langit di luar jendela. Suara guntur sudah bergemuruh dengan kerasnya.

Sejak pagi, seluruh kota A sudah mendung terus sampai sekarang. Hujanpun mulai turun.

Hujan deras mengguyur dan jatuh dari langit yang gelap.

Clara baru saja keluar dan tidak membawa payung. Hati Rudy terus memikirkan dan khawatir dengan Clara. Mana mungkin dia punya mood untuk memedulikan Rahma..

Tapi Rahma sepertinya tidak tahu diri dan menyadari hal itu. Dia menghalangi Rudy dan tidak mau pergi dari hadapannya. Rahma benar-benar ingin Rudy memberikannya jawaban dan tanggung jawab atas semua ini.

“Rahma, aku tidak tahu apa tujuanmu. Tapi aku sarankan kamu berhenti sampai sini saja.

Kamu sudah menginjakkan kaki di wilayahku. Jika kamu terus seperti ini maka jangan salahkan aku kalau aku tidak akan berlaku baik padamu.”

Setelah Rudy mengatakan ini, dia pun langsung keluar dari ruangan kantornya.

Setelah itu, sekretaris masuk. Walaupun nada bicaranya sangat sopan tapi sikapnya sangat keras untuk memaksa Rahma untuk segera pergi.

Rudy sudah keluar dari kantor dan berjalan sepanjang jalan. Tapi dia tidak menemukan Clara.

Resepsionis perusahaan bilang, “Nyonya Sutedja beberapa menit baru saja keluar dari sini. Saat itu, hujan belum turun. Saya sudah mengingatkan nyonya untuk membawa payung. Tapi nyonya mengabaikan saya.

Ketika saya sudah mengambilkan payung dan mengejarnya, nyonya sudah tidak ada dan pergi."

Setelah Rudy mendengarkan, dia melirik ke hujan yang turun di luar sana. Dia mengambil payung dan langsung pergi keluar dengan cepat.

Hujan deras mengguyur tanah. Suhu udara turun dan angin dingin terus menembus kemeja tipis Rudy.

Meskipun dia memegang sebuah payung di tangannya tapi hujan angin ini terlalu kencang. Payung tidak bisa menghalangi hujan, tubuhnya mulai basah kehujanan.

Rudy berjalan di sepanjang jalan untuk waktu yang lama tapi tidak melihat bayangan Clara sama sekali.

Rudy berpikir kalau Clara pergi naik taxi sepertinya.

Wajah Rudy muram. Tangannya seperti biasa diselipkan di sakunya. Dia berniat mengambil ponselnya untuk menelepon Clara. Tapi dia baru menyadari kalau ponsel dan kunci mobilnya ketinggalan di kantornya.

Dia memaki kesal lalu berbalik dan berjalan kembali ke kantor.

Rudy berjalan dengan tubuh basah kuyup ke dalam gedung kantor. Para karyawan sangat terkejut ketika melihatnya tapi tidak ada yang berani melangkah maju untuk bertanya.

Dia kembali ke ruang kantornya lalu bergegas mengambil ponsel dan menelepon nomer Clara.

Namun, hanya ada suara otomatis wanita yang dingin di telepon ‘Maaf nomer yang anda hubungi sedang tidak aktif atau berada di luar servis area.

Kemudian, Rudy menelepon Luna, Milki dan Ezra. Mereka semua sama sekali tidak tahu kemana Clara pergi.

Erza bertanya dengan pelan apa Rudy dan Clara bertengkar.

Teman dekat Clara tidak banyak, Rudy bertanya satu per satu ke mereka tapi tidak ada yang tahu dimana keberadaan Clara saat ini. Dia pun terpaksa menyuruh Johan menyelidiki dimana Clara.

Proses ketika menunggu hasil penyelidikan sangat menyakitkan.

Adegan ketika Clara pergi tanpa menoleh sama sekali terus muncul di kepala Rudy. Ini semakin membuat Rudy emosi dan kesal. Dia pun mengangkat tangannya dan menyapu semua barang yang ada di meja kantornya.

Raymond yang membawakan dokumen langsung bingung ketika berjalan masuk ke dalam kantor Presdir ketika kebetulan melihat Rudy mengangkat tangannya dan menyapu semua barang dari meja.

Suara barang-barang jatuh itu sungguh mengejutkan Raymond.

Rudy adalah orang yang selalu tidak memperlihatkan rasa senang atau marahnya. Raymond sudah ikut cukup lama dengannya bertahun-tahun ini. Dia hampir tidak pernah melihat Rudy semarah dan seemosi ini.

Sejujurnya, Rudy benar-benar menakutkan ketika dia marah.”

“Ada apa ini?"

Tanya Raymond bertanya lalu melihat ke bawah dan kebetulan melihat tes DNA yang berserakan di bawah kakinya.

Raymond membungkuk, mengambil tes DNA itu dan membacanya.

"Siapa Bobo?"

Tanya Raymond.

"Anak Rahma."

kata Rudy dengan dingin.

"Yoh, menarik juga.

Rahma dan anak haram yang lahir dari pezina sekarang malah melemparkan kesalahan padamu. "

Kata Raymond dengan sinis lalu mengipas-kipaskan kertas hasil tes DNA itu dengan asal-asalan.

Ekspresi wajah Rudy begitu dingin dan dia tidak mengatakan apapun. Alisnya terus saja terangkat dan kening saja terus saja mengkerut.

Dari sudut pandang Raymond, dia hanya merasa Rudy sedikit gelisah.

"Apa hal ini sepadan untuk membuat marah dan seemosi ini.”

Raymond berkata, "Aku akan menyuruh seseorang untuk menculik anak haram itu lalu mengambil darahnya dan melakukan Tes DNA. Dengan begini, bukannya semua akan jelas.”

"Tidak ada keharusan melakukan itu."

Kata Rudy dengan nada dingin. Ucapannya ini benar-benar tegas, "Dia bukan anakku."

"Begitu yakin ya?"

"Aku tidak cukup bodoh untuk tidak tahu anakku sendiri.”

Tangan Rudy yang bertumpu di atas meja mengepal erat.

Raymond sedikit mengangkat bahu setelah mendengarkannya.

Bagaimana mungkin orang-orang semacam mereka ini menyebabkan masalah yang tidak perlu untuk diri mereka sendiri. Bahkan jika pria besar seperti Aldio dikelilingi para wanita yang bagai bunga, tapi tetap saja dia masih menjaga baik hatinya untuk orang yang disayangnya.

Bahkan jika pun tanpa sengaja menghasilkan janin maka jelas mereka pasti akan memusnahkannya sebelum dilahirkan.

Belum lagi Rudy yang punya kewaspadaan tinggi ini. Dia telah dikambing hitam kan sebesar-besarnya oleh Rahma. Jadi mana mungkin membiarkan punya anak dengannya. Tubuh wanita itu saja sudah tidak bersih lagi, melahirkan anak pun, Rudy jelas tidak akan senang.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu