Suami Misterius - Bab 12 Tidak Ada Pilihan Lain

Setelah mendapatkan kelemahan Roy, suasana hati Clara sangat bagus, tapi, sekembalinya ke rumah keluarga Santoso, suasana hati sebaik apapun jadi hilang.

Baru saja Clara masuk, asbak kristal dilempar ke arahnya, kalau bukan karena Clara menghindar, asbak itu sudah mengenai dirinya.

Asbak itu jatuh pecah di lantai, berserakkan diman-mana.

"Bajingan, apa kamu menyentuh barang kakakmu!" Kemarahan Yanto memuncak.

Clara menghentikkan langkahnya, sama sekali tidak ada ekspresi terkejut. "Papa, aku tidak tahu apa yang papa bicarakan."

"Yanto, sekarang bukan saatnya untuk marah, kalau ada yang mau dibicarakan bisa bicara baik-baik." Setelah Rina menenangkan Yanto, Rina berjalan ke depan Clara, "Clara, tante tanya sama kamu, apa kamu melihat gelang giok kakak kamu?"

"Aku tidak meihat. Tante, kalau tidak ada urusan lain, aku naik ke atas dulu." Selesai bicara Clara melewati dia, mau naik ke lantai atas.

"Kalau begitu aneh, gelang giok itu masa punya kaki bisa jalan sendiri. Santi, Bi Wulan, kalian sudah cari belum?" Rina bertanya.

"Dari lantai atas sampai lantai bawah sudah saya cari semua, kecuali…… kamar non Clara." pembantu yang bernama Santi menjawab dengan menundukkan kepala.

Satu kaki Clara sudah menginjak anak tangga, mendengar ucapan pembantu itu, Clara menoleh, mengerutkan alis dan bertanya, "Tante, apa maksudmu?"

"Clara, tante tahu, Marco bertunangan dengan Elaine, hati kamu tidak senang. Tapi masalah perasaan, siapa yang bisa mengatakan dengan jelas. Elaine juga tidak memiliki pilihan lain."

"Tidak ada pilihan lain? Tante, aku ingat saat itu kamu juga berkata seperti ini ke ibuku, ternyata atas nama cinta, bisa dengan sesuka hati menyakiti orang lain, merusak pernikahan dan keluarga orang lain, orang ketiga suka menggunakan cinta untuk menutupi rasa malunya, tante tidak merasa menodai "cinta"!"

Clara menatap mata Rina, berkata dengan tidak ada rasa segan. Selamanya dia juga tidak akan lupa, saat itu setelah Evi mengetahui pengkhianatan suaminya, bagaimana sedih dan kecewanya.

Raut wajah Rina berubah, Yanto memukul meja dengan keras, "Kurang ajar, seperti ini sikap kamu berbicara dengan orang tua?"

"Pa, jangan maki Clara lagi. Aku dan Marco yang bersalah kepadanya. Tapi, gelang giok itu perhiasan turun temurun keluarga Marco, kalau hilang di tanganku, bagaimana aku menjelaskan ke orang tua Marco, Marco juga pasti akan marah kepadaku……" Elaine menangis.

"Clara, kamu ingat-ingat lagi, apa kamu ambil untuk main-main, kembalikan ke kakak ya? Kalau kamu suka gelang giok, di meja rias kakak masih ada sepasang, kakak bisa berikan ke kamu."

"Clara, kamu jangan keras kepala ya, cepat kembalikan gelang giok itu, kamu lihat kakak kamu sudah menangis sampai seperti ini." Rina menambahkan.

Akting ibu dan anak ini benar-benar luar biasa, berhasil menyudutkan Clara.

Yanto percaya karena Clara tidak suka Elaine bertunangan dengan Marco, Clara mencuri gelang giok itu.

"Bicara omong kosong apa dengannya, cari, kalau sampai ketemu di kamarnya aku lihat apa yang bisa dia katakan."

Yanto memerintah, sekelompok orang langsung masuk ke kamar Clara, beberapa pembantu mencari di lemari.

Clara berdiri di depan pintu, tidak bisa menghentikan, kelihatannya juga tidak bermaksud menghentikan.

"Ketemu, ketemu!" Tidak lama, Santi menemukan kotak perhiasan di laci samping tempat tidur, kemudian, kotak terbuka, di dalamnya benar-benar ada pecahan batu giok, gelang giok itu pecah.

"Gelang giokku!" Elaine berteriak.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu