Suami Misterius - Bab 786 Wakil Presiden Zhou

Clara menggerakkan pundak dan berkata dengan gaya tidak peduli :”Apa dayanya, terlalu banyak orang yang berniat buruk, aku sudah menjalin kebiasaan merekam percakapan di kapan saja.

Pada kejadian kali ini, kebetulan ponselku tidak ada baterai lagi, tetapi untung saja sudah merekam inti yang penting.”

Clara selesai berbicara, langsung mengangkat matanya dan menatap Su Loran, “Kata-kata kak Loran pada saat itu, aku juga sudah rekam semuanya.”

Tangan Su Loran yang berada di samping badannya langsung mengepal dengan refleks, namun reaksi wajahnya tetap saja tidak ada perubahan apapun, senyuman di wajahnya tetap sangat sopan, “Clara, maaf sekali.

Aku tidak kepikiran kalau Tuan Muda Zhou adalah orang seperti ini.

Aku kali ini benar-benar berniat baik, tetapi malahan mengacaukan masalah.”

"Tuan Muda Zhou ini teman sekolahnya Loran kan ?

Sudah sekolah bersama dalam bertahun-tahun, tetapi masih saja tidak menyadari kepribadian Tuan Muda Zhou, apakah Tuan Muda Zhou yang terlalu hebat mengelabui, atau kamu yang terlalu ceroboh ?”

Dalam menghadapi Nyonya Tua Sunarya terus menginterogasi dirinya, Su Loran tidak dapat menjawab apapun.

Nyonya Tua Sunarya juga tidak bermaksud untuk mendapatkan penjelasan dari Su Loran, dia hanya menarik tangan Clara, lalu mengingatkannya dengan penuh kasih sayang :”Ke depannya, jangan melayani orang seperti ini.”

“Nenek, aku sudah mengerti.”

Su Loran terus menunduk kepalanya, wajahnya sudah pucat.

Su Loran merasa kata-kata Nyonya Tua Sunarya pada barusan mengandung maksud tertentu.

Dalam kata-kata Nyonya Tua Sunarya, seolah-olah orang yang perlu dijauhi oleh Clara bukanlah Tuan Muda Zhou, malahan dirinya sendiri.

Setelah itu, ponsel Clara berdering, dia juga langsung mengangkatnya, dia memberitahukan kepada Nyonya Tua Sunarya bahwa dirinya ada urusan penting dan mesti keluar sebentar, tidak lama kemudian dia juga mengganti bajunya dan langsung keluar rumah.

Di depan villa keluarga Sunarya, sebuah mobil Jeep berwarna hijau sedang menantinya.

Clara menghampirinya dengan langkah cepat, lalu membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.

Di dalam mobil, supir dan pengawal duduk di depan, Markal duduk di tempat belakang, setelah melihat Clara, matanya memancarkan tatapan lembut dan hangat,

“Abang Markal, asisten Zhao itu sudah tertangkap ya ?”

Clara langsung bertanya dengan buru-buru setelah masuk ke dalam mobil.

Markal tersenyum mengangguk, “Semalam sudah tertangkap, hari ini di mutasi ke kantor kejaksaan.

Sekarang sedang diadili, aku bawa kamu ke sana.”

Mobil perlahan-lahan berkendara pergi, ketika mobil tersebut menghilang di dalam pemandangan, Su Loran dan ibunya baru berjalan keluar dari tempat persembunyian.

“Ibu, barusan itu mobilnya abang Markal ! Kenapa Clara bisa berhubungan dengan abang Markal ?”

Wajah Su Loran menjadi sedikit kejang.

“Bibi Markal adalah tantenya Clara, Pamannya Clara sedang terlibat dalam kasus korupsi, mereka bertemu untuk membahas masalah Ezra, tidak ada yang aneh juga.

Kamu jangan kaget sendiri hanya karena masalah sepele, kenapa semakin tidak bisa menahan emosional."

Ibunya Su Loran sedang mendidik anaknya dengan reaksi serius : ”Kejadian hari ini, kamu sama saja mencari masalah sendiri.

Meskipun kamu sudah melakukan persiapan sempurna, menurutmu Nyonya Tua Sunarya tidak akan mencurigai kamu ya ?

Dia hanya tidak ingin membuka kartumu saja.

Aku sudah bilang berapa kali denganmu, kalau ada tenaga untuk menyerang Clara, mending merenung sendiri bagaimana memulihkan hubunganmu dengan Markal.

Aku dengarnya, ibu Markal masuk rumah sakit lagi ya ?”

“Iya.”

Su Loran mengangguk, “Ibu tenang saja, sebentar lagi aku akan berbakti di rumah sakit.”

….. Sementara pada saat yang sama, mobil Markal telah memarkir di halaman kantor kejaksaan.

Markal dan Clara turun dari mobil secara bergiliran, lalu menginjak tangga.

Pada saat berjalan, Markal sambil menjelaskan keadaan kasus kepada Clara :”asisten Zhao ini cukup licik juga, dia pergi ke Hong Kong terlebih dahulu, lalu baru imigrasi ilegal ke sini.

Dia tahu kalau kami sedang mencari dirinya di sana sini, sehingga pasti akan memeriksa rumah tuanya terlebih dahulu.

Jadi, dia mengambil jarak waktu dengan kami, setelah orang kami selesai memeriksa rumah tuanya, dia baru diam-diam bersembunyi lagi di dalam rumahnya.”

“Tempat yang paling berbahaya juga merupakan tempat yang paling aman.”

Clara mengeluhnya, pantas saja memerlukan waktu yang begitu lama untuk menangkap orang tersebut.

Dengan bimbingan dari petugas, Markal dan Clara berhasil bertemu dengan Wakil Presiden Zhou yang memimpin kasus ini.

Umur Wakil Presiden Zhou kelihatannya telah mencapai lima puluhan, bentuk wajahnya ada sedikit kemiripan dengan wajah Tuan Muda Zhou, namun aura kepribadiannya malahan berbeda total.

Aura Wakil Presiden Zhou sangat gagah, kesannya sangat berwewenang.

Markal bersalaman sopan dengan Wakil Presiden Zhou, kelihatannya mereka berdua sangat dekat dan akrab.

“Dia Wakil Presiden Zhou.”

Markal langsung memperkenalkan kepada Clara.

Wakil Presiden Zhou menilai Clara dengan tanpa jejak, tatapannya tidak mengandung maksud menekan.

Senyuman di wajahnya juga sangat tulus.

“Ini nyonya muda di keluarga Sunarya ya, kelihatannya seperti anak gadis yang lembut, aku heran sekali bagaimana kamu memukul anak bandelku itu hingga ke rumah sakit.

Budak degil itu, memang harus diberi pelajaran.”

Wakil Presiden Zhou berkata demikian, Clara malahan merasa sedikit segan.

Dia dengan refleksnya menggaruk kepala sendiri, lalu tersenyum polos dan berkata :”Paman Zhou, asalkan Anda tidak menyalahkan aku saja.”

“Buat apa menyalahkan kamu.

Anak degil itu memang harus dipukul dengan mati-matian, agar dia merasa tobat dan tidak membuat masalah lagi.

Kamu ya, malahan sudah memberi ampun.”

Wakil Presiden Zhou tertawa senang, lalu berkata dengan nada setengah bercanda.

Dirinya sibuk bekerja pada waktu muda, sehingga kurang perhatian dengan istri dan anaknya.

Anaknya di besarnya di rumah orang tuanya, sehingga terlalu dimanjakan dan membentuk sikap seperti saat ini.

Wakil Presiden Zhou mengkhawatirkan anaknya akan membuat masalah lagi, sehingga menyekolahkan anaknya ke luar negeri.

Tidak kepikiran bahwa anaknya akan membuat masalah lagi ketika baru pulang negeri.

Untung saja gadis ini tidak mengalami kerugian apapun, jika tidak, dia pasti akan menghantam anak bandel di rumahnya dengan mati-matian, lalu mengantarnya ke kantor polisi dengan tangan sendiri.

Setelah basa basi sejenak, isi pembicaraan beralih lagi ke topik utama.

Wakil Presiden Zhou menjelaskan secara sekilas mengenai kasus Ezra kepada Clara dan Markal.

Setelah asisten Zhao berhasil tertangkap, mereka melakukan interogasi pada malam berlangsung.

asisten Zhao masih mempertahankan pemikiran mengelak, dia masih tidak mau mengakui tindak kriminalnya, akhirnya malah menuduhkan semua tanggung jawabnya kepada Ezra, katanya Ezra yang menyuruh dirinya meminta sogokan kepada para pengusaha dan developer.

asisten Zhao sangat keras kepala, sama sekali tidak ada reaksi ketakutan.

Kebijakan pengadilan tidak boleh melakukan tindakan kekerasan terhadap dirinya, sehingga keadaan interogasi pernah mengalami jalan buntu.

Akan tetapi, akhirnya Wakil Presiden Zhou yang turun tangan sendiri, sepertinya dia sangat ahli dalam menghadapi tersangka seperti ini.

Wakil Presiden Zhou bertanya kepada asisten Zhao, “Bagaimana hubunganmu dengan keluarga Ezra ?”

“Hubungannya sangat baik, aku sering bertamu di rumahnya.”

asisten Zhao juga menjawab secara jujur.

Wakil Presiden Zhou mengangguk kepala setelah mendengarnya.

“Aku dengar dari rekan kerjamu, katanya Ezra sangat baik denganmu, dia memperlakukan kamu bagaikan anak kandung sendiri.

Dia tahu kalau kamu merantau sendirian, dia sering mengundang kamu makan di rumahnya, istrinya sangat ahli dalam memasak, setiap kalinya akan membuat beberapa masakan kesukaanmu.

Pernah sekali ibumu sedang sakit, dia bahkan menghubungi rumah sakit tempat pengobatan ibumu mengutarakan perhatian, dan bahkan juga membayar biaya pengobatannya.

Kalau begitu, apakah kamu tahu, setelah kamu melarikan diri dan Ezra menjadi tersangka, dia tidak percaya kalau kamu akan melakukan hal seperti ini dan terus membelamu, akhirnya malah terlalu panik dan emosional, sehingga masuk ke rumah sakit dalam keadaan krisis karena serangan jantung mendadak.”

asisten Zhao yang mendengarnya langsung bertanya keadaan Ezra dengan nada panik, matanya juga mulai kemerahan.

Dia kepikiran dalam beberapa hari ini, ibunya masih terus mengatakan bahwa Ezra adalah orang yang baik hati dan banyak membantu mereka berdua.

Dia sudah trauma dengan kemiskinan, sehingga tidak sanggup menahan godaan dan melakukan kesalahan sebesar ini, akhirnya menghancurkan masa depan sendiri.

Wakil Presiden Zhou bertindak dengan segala caranya, akhirnya asisten Zhao mengakui pelanggarannya.

Tidak lama kemudian, kasus Ezra berhasil diselesaikan.

Hati Clara yang tidak pernah tenang dalam beberapa waktu ini, akhirnya menjadi tenang kembali.

Clara dan Markal keluar bersamaan dari gedung kejaksaan, langkah Clara menjadi ringan, wajahnya juga terpenuhi dengan senyuman kelegaan.

Pada saat mereka baru turun dari tangga, langsung melihat sebuah mobil Land Rover berwarna hitam yang sedang memarkir di depan tangga.

Tubuh Rudy yang tegap sedang menyandar pada pintu mobil, tatapan matanya sangat dalam, jari tangannya masih menjepit sebatang rokok yang sedang menyala.

Di bawah kakinya, ada beberapa puntung rokok yang jatuh berserakan, kelihatannya dia telah lama menanti.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu