Suami Misterius - Bab 666 Tidak Berniat Baik

Setelah Clara pulang dari luar negri, untuk sementara dia tidak mengatur pekerjaan apapun.

Dia sekarang sedang diterpa badai gossip, kalau gossip yang beredar belum mereda, dia belum bisa keluar untuk bekerja.

Miko terus memeriksa, dan untuk sementara tidak ada perkembangan apapun.

Clara terus memikirkan hal ini, setelah ditambah dengan clue dari Rudy, Clara merasa mendapatkan sedikit titik terang.

Kalau kali ini wartawan hanya ingin mendapatkan topic berita, kenapa yang menjadi headline bukan Marco?

Seharusnya, Marco adalah mantan pacarnya, berkencan dengan mantan pacar di luar negri, terdengar jauh lebih menarik perhatian dan memiliki nilai jual yang lebih.

Namun pihak wartawan itu malah tidak menyentuh Marco sama sekali.

Kalau begitu terlihat jelas sekali kalau orang itu ingin melindungi Marco, namun hanya mengarah padanya.

Alis indah Clara menekuk, tiba-tiba sebuah nama muncul dalam benaknya – Sheri.

Tidak perduli pemikirannya ini benar atau tidak, Clara tetap merasa dia perlu perg ke rumah kediaman Ortega.

Awalnya Clara berniat memanfaatkan kesempatan kali ini untuk menengok Yani, bahkan ia membawa cukup banyak hadiah.

Dan hasilnya, baru saja menginjakkan kaki masuk ke dalam rumah, ia langsung merasa ada yang aneh dengan suasana rumah keluarga Ortega, Marco dan Sheri sedang bertengkar hebat, bahkan sampai ingin bercerai.

Biasanya Yani merupakan seorang wanita yang begitu kuat, meskipun ia menemui masalah sebesar apapun di keluarga ini, dia tidak pernah meneteskan setetes airmata pun, namun kali ini ia malah hanya terduduk di sofa menghapus airmata.

“Clara, hari ini ada sedikit masalah di rumah, kamu pulanglah terlebih dahulu, kembali lagi hari lain, nanti tante buatkan makanan enak untukmu.”

Yani berkata dengan mata merah, terlihat jelas ia tidak ingin Clara tergulung masuk dalam pertengkaran ini.

Clara mengangguk, ia baru akan pergi, namun Sheri malah langsung turun dari lantai atas dan menghadangnya.

“Clara, karena kamu sudah datang kesini, kenapa harus pergi dengan terburu-buru. Kebetulan kita bisa membicarakan semua dengan jelas hari ini.”

Sheri berdiri didepan Clara, wajahnya putih pucat bagaikan selembar kertas, ia terlihat begitu lemah dan berusaha menahan tubuhnya yang gontai.

Clara melihat tubuhnya, seharusnya dia baru melakukan tindakan operasi belum lama, masih belum sempat memulihkan diri, sehingga ia bisa selemah itu.

“Apa yang ingin kamu katakan, duduk dan katakanlah.”

Clara menatap Sheri dengan tatapan yang datar, nadanya datar.

Sheri mengangguk, namun yang mengembang di bibirnya malah senyum yang begitu dingin.

Meskipun bagi Clara niatnya adalah khawatir, namun ucapannya ini ketika didengar oleh Sheri malah membuatnya merasa semena-mena.

Sheri duduk di satu sisi sofa, lalu Clara duduk di posisi seberangnya.

Yani menyuruh pelayan membawakan sebuah selimut untuk menyelimuti tubuh Sheri.

Meskipun Sheri menggugurkan anaknya tanpa persetujuan Yani terlebih dahulu, membuat Yani sangat sedih, namun Sheri menjalankan masa nifasnya di rumah, Yani juga tidak akan mengabaikannya.

Ia bukan hanya tidak memasang tampang marah, bahkan berusaha keras meracik makanan yang bagus untuk kesehatannya.

Sheri menggunakan selimut, terbatuk ringan beberapa kali, baru akan bicara, Marco sudah turun dengan langkah cepat dan berhenti di hadapannya, ia berkata dengan wajah yang dingin, “Tidak ada yang perlu dibicarakan, masalah kita jangan disangkut pautkan dengan orang lain.”

Sheri mendongak dan menatap Marco dengan senyum sinis, “Kenapa? Takut? Kamu takut isi hatimu diketahui oleh mantan kekasihmu yang suci ini?”

“Sheri!” Marco membentak, ekspresinya terlihat sangat buruk.

Alis Clara mengkerut erat, ucapan Sheri ini sungguh tidak enak didengar.

“刘姐, bantu nyonya muda membereskan barangnya, langsung antar dia pulang. Kalau dia tidak ingin tinggal dirumah ini, kalau begitu biarkan dia pergi secepatnya.” Kali ini Marco sungguh marah, ia mengulurkan tangan untuk menarik Sheri.

Sheri dan dia saling tarik-tarikan, suaranya terdengar begitu tajam.

“Marco, aku sudah cukup menjalani hari seperti ini! Akulah istrimu, namun dalam hatimu hanya ada mantan pacarmu itu. Kamu tidak ingat dengan ulang tahunku, tidak ingat hari pernikahan kita.

Tapi kamu ingat hari ulang tahun Clara, bahkan memesan hadian ulang tahun untuknya, namun tidak berani memberikannya, kamu terus menyembunyikannya dalam lemari kamar, setiap kali aku melihatnya, aku sungguh merasa sangat benci.

Ada lagi, setiap kali kamu mabuk, kamu pasti akan menarikku sambil memanggilku dengan nama Clara, setiap kali mengjalani ini semua, rasanya aku ingin sekali melemparmu keluar dari kamar.

Aku bahkan menenangkan diri sendiri, untungnya ketika berada diranjang kamu tidak memanggil namanya.”

“Jadi? Kamu merasa tidak senang sehingga menggugurkan anakku?”

Marco menarik lengannya, bertanya dengan wajah yang penuh amarah.

“Masalah aku hamil dan keguguran pasti Clara yang memberitahumu iya kan! Nyonya Sutedja begitu senang mengurusi urusan mantan pacar, entah apa yang akan dipikirkan Rudy jika ia mengetahuinya!” Sheri berkata dengan nada tajam, terdengar jelas nada mengancam dalam ucapannya.

“Masalah ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Clara! Sheri, kamu yang mengambil sepihak untuk menggugurkan kandungan. Karena kamu sama sekali tidak menghormati suamimu ini, maka pernikahan ini juga tidak perlu dipertahankan lagi.”

“Baik, aku akan mencari konsultan untuk menghitung harta gono gini, kamu tunggu saja surat dari pengacaraku.” Sheri berkata.

Marco hanya menatapnya sambil tersenyum dingin.

Begitu membicarakan tentang perceraian, yang pertama dipikirkan adalah pembagian harta, sungguh wanita yang materialistis.

Sama sekali tidak ada bedanya dengan Elaine yang dulu.

“刘姐, sudah selesai membereskan barangnya, sekarang juga antar dia, aku tidak ingin melihatnya lagi!” Marco membentak dengan nada yang dipendam.

“Sudah cukup!” lalu tiba-tiba terdengar suara bentakan yang penuh amarah dan terdengar bergetar.

Yani berdiri dari sofa, berkata dengan berderai airmata kesedihan dan ketidak berdayaan, “Kalian sudah puas belum ributnya?”

Marco dan Sheri tidak bicara.

Yani menarik tangan Clara dengan mata memerah, “Clara, maaf membuatnya melihat hal memalukan ini.”

“Uhm, memang cukup memalukan.” Nada bicara Clara yang datar terdengar penuh cibiran.

Dia sungguh tidak mengerti kenapa Sheri selalu saja mencari masalah dengannya.

Mengingat kejadian terdahulu, ketika Marco selingkuh dengan Elaine, Clara adalah pihak yang dicampakkan.

Orang yang benar-benar dicintai oleh Marco adalah Elaine, ELAINE.

Kalau Sheri ingin merasa iri dan cemburu seharusnya mengarah pada Elaine, bukannya malah teris mengincar dirinya yang sudah menjadi mantan dan korban tercampakkan.

Clara melirik kearah Marco sekilas, lalu pandangannya mendarat di Sheri.

“Aku pernah mendengar Rudy bilang kalau Nona Keluarga 沈 serba bisa, merupakan ahli dalam berbisnis.

Sayangnya seorang anak perempuan tidak bisa mewarisi bisnis keluarga沈. Namun menikah masuk ke Keluarga Ortega, tetap bsia mendapatkan tempat untuk berkuasa.”

Sheri hanya diam mendengarkan, alisnya tanpa sadar menekuk, dia sudah bisa menebak apa yang ingin dikatakan oleh Clara.

Lalu ia mendengar Clara melanjutkan : “Jadi, kamu dan Marco sudah tahu, dia menikahimu karena melihat kemampuanmu. Dan kamu bersedia menikah dengan Marco hanya karena dia bisa memberikanmu sebuah panggung untuk dirimu. Pernikahan kalian tidak didirikan diatas cinta, melainkan diatas keuntungan masing-masing, jadi kalian sama sekali tidak perlu merasa dirugikan atau pun mengeluh.”

Tubuh Sheri agak gemetar, tangannya mengepal erat, berkata dengan penuh perjuangan, “Memang, ketika aku menikah dengan Marco aku sama sekali tidak mencintainya, tapi….”

“Tapi, kalian sudah menjalani kehidupan rumah tangga, sebagai seorang istri mencintai suaminya sendiri, itu sangat wajar. Dan kalau kamu benar-benar mencintainya, tidak bisakah kamu menghormatinya, kamu menggugurkan kandungan tanpa persetujuannya, itu bukan bukti respekmu padanya.”

“Kehamilan ini adalah sebuah kecelakaan, hubungan kami sekarang tidak stabil, sama sekali tidak cocok untuk memiliki anak.

Kalau bukan karena kamu banyak bicara, kami tidak akan bertengkar sampai ingin bercerai. Clara, kamu jangan mengira kamu berada jauh diatas sehingga bisa menghakimi orang sesuka hatimu, kamu memberitahu Marco tentang kandunganku yang gugur, tidak mungkin karena kamu punya niat baik.” Tatapan Sheri begitu sinis, tubuhnya gontai dan lemah.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu