Suami Misterius - Bab 83 Kartu Harapan

Mereka berdua duduk di bangku panjang di sisi jalan. Di belakang mereka ada pohon-pohon hijau, Di depan mereka adalah lalu lintas yang ramai.

Clara membuka sekaleng bir untuk Rudy, Rudy terlihat sedikit ragu sebelum meraihnya. Sejujurnya, ini pertama kalinya Rudy minum bir kaleng di tepi jalan.

"Kamu traktir aku minum ini? Ketulusan kamu kelihatannya sangat kurang." Rudy tersenyum dan menggodanya.

"20 ribu per kaleng, itu sudah lumayan ya." Wajah Clara terlihat sangat polos, dan menjawab dengan serius. "Pabrik bir terlalu jauh dari sini dan bar terlalu berisik, Lebih baik di tepi jalan, kita bisa sambil ngobrol."

Clara membuka sekaleng bir lagi, memegang di tangannya, dan minum dengan kepala terangkat.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Lengan kemeja Rudy dilipat sedikit, tangannya bersih dan panjang, dan cara dia memegang kaleng bir terlihat sangat nyaman dan santai.

"Besok adalah pemutaran perdana film "Putri Duyung". Seharusnya ada banyak jurnalis." Clara sambil minum bir, matanya menatap ke arah lalu lintas yang lebih jauh, tidak tahu apa yang dia pikirkan.

Tubuh tinggi Rudy dengan santai mulai bersandar di bangku, matanya terlihat santai dan dia melihat kaleng bir di tangan kirinya, dan nadanya agak santai: "kamu demam panggung?"

Clara mengangguk, dan menggelengkan kepalanya juga, membuat orang tidak mengerti perasaannya yang sebenarnya.

Tapi mata Rudy yang dalam, seolah-olah bisa menembus segalanya, bisa mengetahuinya dalam sekilas, Gadis ini ternyata sangat gugup.

"Besok sangat penting bagiku. Ini pertempuran pertama antara Yanto dan aku." Clara berkata.

Rudy memandangnya dari samping, dan senyum di bibirnya terlihat ringan. "Yanto telah menjadi pejabat selama lebih dari sepuluh tahun. Dia ibaratnya rubah tua. Kalau tidak, dia tidak akan naik dari pegawai biasa ke posisi wakil walikota kota A. Seberapa yakin kamu dengan pertempuran pertama ini?"

"Setidaknya sembilan puluh persen." Clara dengan angkuh mengangkat dagunya, "Aku menjadi putrinya selama lebih dari 20 tahun, tidak ada yang tahu kelemahannya lebih baik daripada aku."

"Setiap orang memiliki kelemahan. Yanto berasal dari latar belakang yang rendah hati. Orang yang semakin rendah diri, dia akan semakin peduli dengan harga diri dan nama baiknya. Kamu memiliki peluang bagus untuk menang kalau menyoroti dan fokus kepada kelemahannya ini." Rudy berkata perlahan dan santai, seolah-olah sedang berbicara tentang cuaca hari ini.

Mata Clara terlihat melebar, menatap Rudy dengan tatapan kaget dan sulit dipercaya.

Sebagai seorang pengangguran, Rudy tahu terlalu banyak. Dia bahkan cukup tajam untuk melihat isi pikirannya. Pria ini sungguh mengerikan!

"Kamu tahu terlalu banyak, hati-hati, aku bisa membunuhmu untuk menutupi jejak." Clara membuat ekspresi seperti sedang menggertak.

Clara dengan kekanak-kanakan bercanda dengannya, sangat jarang Clara mau tertawa dengannya. Dia mengambil bir di tangannya dan berkata dengan suara rendah, "Baiklah, aku berharap kamu bisa sukses besok."

"Terima kasih." Clara menyentuhkan kaleng birnya dengan keleng bir Rudy. Clara berpikir dalam hati: Tumben pengangguran ini bisa mengucapkan kata-kata yang baik dan enak didengar.

Rudy menghabiskan birnya dan meletakkan kaleng bir yang kosong di sampingnya. Kemudian, dia mengeluarkan kartu dari saku jasnya dan menyerahkan pada Clara.

"Apa ini?" Clara bingung ketika mengambil kartu itu, melihatnya berulang-ulang dan bolak balik.

Kartu cetak biasa dengan seorang gadis kartun di depan sebuah kue tart sedang membuat sebuah permintaan, Tidak ada yang istimewa.

"Ini untuk hadiah ulang tahunmu." Rudy berkata.

Clara antara mau tertawa atau menangis melihat kartu itu. "Ah, hadiah kecil tapi kasih sayang besar." Dia hanya bisa menghibur dirinya sendiri.

"Ini adalah kartu harapan. Jika kamu memiliki keinginan, kamu bisa menulisnya, biar aku yang akan membantu kamu mewujudkannya," Rudy menambahkan.

Perhiasan, tas mewah, Rudy pikir itu vulgar, Clara juga mungkin tidak perlu itu semua, Jadi Rudy memberinya sebuah janji.

Bagi yang lain, sebuah janji yang diberikan oleh Rudy bukanlah sesuatu yang gampang didapatkan.

Clara mendengar apa yang dia katakan, tapi hanya tertarik sedikit saja. Ujung jari putihnya yang indah bermain dengan kartu harapan itu, sesudah berpikir sejenak, Clara berkata, "Kamu tahu aku tidak suka membuat permintaan, kamu malah kasih aku kartu harapan ini. Apakah kamu pikir dengan memberikan kartu ini, kamu bisa melakukan apapun tanpa ada rasa takut?

Rudy menyilangkan kaki panjangnya dengan santai dan matanya setenang kolam yang dalam. "Kamu orang yang pintar. Kamu seharusnya tidak membiarkan aku melakukan hal yang konyol seperti memetik bulan."

Clara memikirkannya sejenak, lalu dia mengangkat bahu dengan seringai. "Jika kamu merawat anak dengan baik, kamu sudah melakukan pekerjaan kamu dengan baik."

Rudy : "..."

Rudy bukanlah kepala rumah tangga dan pria yang sangat berkualitas di mata Clara.

Selusin kaleng bir, mereka tidak minum banyak.

Clara minum bir, pipi sudah memerah, tetapi dia masih sangat sadar. "Sudah waktunya pulang. Besok harus menghadapi pertarungan yang sulit. Aku perlu menjaga staminaku."

"Di mana mobilmu? Aku akan antar kamu," kata Rudy.

"Mobilku masih di dekat bar. Aku datang ke sini dengan mobil polisi." Clara menjawab.

Rudy meliriknya tanpa daya, naik mobil polisi. Apakah dia sudah merasa sangat tersanjung!?

"Gimana pulangnya ya?" Clara menatapnya bingung.

Sebenarnya mobil Rudy diparkir di seberang jalan. Rolls Royce's phantom. Kalau sampai Clara tahu, Clara mungkin tidak berani naik, karena khawatir membuat mobilnya tergores dan harus ganti rugi.

"Panggil taxi." Rudy berkata.

Akhirnya, mereka berdua pergi dengan taksi.

.............

Tidak tahu apakah karena habis minum. Clara kembali ke hotel dan bisa tidur nyenyak. Keesokan harinya, dia muncul di depan orang banyak dengan penuh energi.

Terakhir kali ketika film itu dipublikasikan, Clara tidak bisa hadir karena dijebak oleh Yunita.

Pada pemutaran perdana ini, Pemeran utama wanita No. 2 Yunita dan No. 3 Lauren, tidak bisa hadir. Clara menjadi satu-satunya yang akan disorot, dengan bangga menjadi satu-satunya pemeran wanita dalam film ini yang akan hadir.

Dia berdiri di atas panggung dan menyanyikan lagu tema film "Putri Duyung" yang berjudul “Jarak Jauh” sebagai acara pembuka.

Jarak terjauh di dunia ini adalah antara kamu dan aku.

Kangennya lautan ada di tepi langit, kangennnya ada di sampingmu.

Aku tidak bisa berjalan kepadamu dengan kakiku. Ikan jatuh cinta pada burung. Ini pasti tidak akan akhir yang bahagia.

Air laut yang asin adalah air mataku karena mencintaimu, angin laut yang menderu adalah tangis keputusasaanku.

Ingin menemani kamu menjalani kehidupan ini, tetapi itu hanya mimpi.

Aku terbangun, kabut sudah hilang, langit sudah cerah, semuanya ditakdirkan untuk menjadi hampa.

Meskipun itu menyanyi secara langsung, keterampilan menyanyi Clara sangat sempurna. Memenangkan banyak tepuk tangan.

Kemudian, Clara meraih lengan Handy dan bergabung dengan sutradara dan aktor-aktor lain dalam produksi masuk ke dalam acara.

Hari ini, Clara mengenakan rok ekor ikan layaknya putri duyung berwarna biru laut dengan hiasan payet kristal di rok seperti sisik ikan, yang bersinar terang di bawah cahaya. Dan pakaian Handy juga sangat formal, jas hitam dan dasi kupu-kupu.

Mereka bersama-sama ke poster besar film untuk pengambilan foto, dan kemudian menjawab pertanyaan para wartawan.

Handy adalah pria yang sangat gentle, yang telah menjaganya selama ini. Ketika reporter mengajukan pertanyaan rumit, Clara tidak tahu bagaimana menjawabnya. Handy yang akan membantu menjawabnya.

Pada awalnya, pertanyaan wartawan adalah semua tentang film, dan mereka memberikan publisitas film yang cukup pada tahap awal. Itu sebabnya para pembuat film mengundang para jurnalis ini. Setelah tujuan ini tercapai, topik wartawan mulai mengarah ke gosip. Popularitas gosip selalu jauh lebih tinggi daripada tentang film.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu