Suami Misterius - Bab 963 Mempermainkan Bagaikan Orang Bodoh

Aldio memiliki sedikit relasi di departemen kepolisian, apabila dia ingin mengeluarkan Su Dalika hingga waktu setengah hari dengan tanpa sadar, sepertinya juga bukan masalah yang susah.

Aldio langsung menghubungi Rudy setelah selesai mengurus semuanya.

Saat ini Rudy sedang rapat, sehingga sebentar lagi baru bisa kemari.

Pada saat Rudy tiba di tempat, Aldio sedang merokok di depan pintu, dengan setelan berwarna putih dan gaya bermalas-malasan.

“Orangnya mana ?” Rudy bertanya.

“Sedang dikurung di dalam, orangnya masih lumayan menurut.”

Aldio mengisap rokoknya, lalu menjawab lagi :”Sudah selesai menyelidiki semuanya, dulu hubungan Su Dalika dan keluarga Su masih lumayan bagus, dan terus bekerja untuk Su Loran dan ibunya.

Setelah itu, Su Dalika terjadi masalah dan tertangkap, sifat Su Loran dan ibunya malah sangat kejam, dikarenakan takut terlibat oleh Su Dalika, sehingga langsung memutuskan segala hubungan dan interaksi bersama keluarga Su Dalika .

Setelah itu ibunya Su Dalika sakit berat, Su Dalika pergi meminjam uang kepada Su Loran dan ibunya, namun Su Loran sama sekali tidak menghiraukannya, sepertinya Su Dalika langsung dendam padanya karena masalah ini.”

Dengarnya dulu Su Dalika sangat banyak bekerja untuk Su Loran, pernah sekali hampir kehilangan nyawa pada saat menjalankan tugas.

Su Dalika juga tertangkap dikarenakan ingin menjalankan tugas perintah dari ibu dan anak keluarga Su, dikarenakan perintah tersebut, Su Dalika balik diserang oleh musuh yang dendam padanya.

Pada akhirnya, Su Dalika telah tertangkap, namun ibu dan anak keluarga Su sama sekali tidak mempedulikannya, jelasnya juga sangat mengecewakan hatinya.

“Kalau begitu, kita justru dimanfaatkan dia ?”

Rudy tersenyum sinis setelah mendengarnya.

Su Dalika telah lama mendendam terhadap Su Loran dan ibunya, namun hanya sekedar tidak ada kesempatan untuk membalas dendam, kali ini mereka mencari Su Dalika untuk menjalankan rencana ini, kebetulan bertindak sesuai keinginan Su Dalika .

“Aku yang kurang hati-hati.” Aldio berkata.

“Iya, aku berharap ke depannya jangan terjadi kesalahan seperti ini lagi.”

Rudy mengerut alis dan berkata.

Dia mengulur tangan untuk mendorong pintu, namun Aldio menghalanginya dan berkata, “Tidak masalah ya kalau kamu menampakkan diri dengan begitu saja ?”

Reaksi wajah Rudy sangat seram, dia tidak berkata apapun dan langsung masuk ke dalam.

Di dalam ruangan tersebut, kedua tangan Su Dalika sedang diborgol, dia duduk di atas sebuah kursi, ada seorang pria berbaju hitam yang sedang berdiri di sisinya, ketika melihat kedatangan Rudy, pria tersebut mengangguk kepala dengan sopan.

Su Dalika mengangkat kepalanya, jelasnya dia juga mengenal dengan Rudy, sehingga matanya muncul tatapan kaget.

Akan tetapi, Rudy tidak memberikan kesempatan padanya untuk bereaksi lagi, Rudy langsung menarik kerah bajunya dan mengangkat dirinya dari kursi, lalu terus meninju ke arahnya.

Pukulan Rudy tanpa memberikan ampun, namun Su Dalika juga seorang pria kuat, dia tidak mendesah apapun dan terus menahan kesakitan.

Rudy menahan dirinya di dinding, bola matanya yang hitam menjadi dingin bagaikan es batu.

Rudy terus mencekik leher Su Dalika, Su Dalika bahkan sudah susah bernafas lagi.

Dia mengulur tangan untuk menghapus darah di sudut bibirnya, lalu berkata dengan suara yang serak dan tertawa dengan penuh kesusahan :”Kemampuan tuan muda Sunarya memang luar biasa.”

Rudy menatapnya dengan tatapan dingin, setelah itu dia tidak berbicara dan hanya mengangkat alisnya, sepertinya sedang merenungkan sesuatu.

Su Dalika bernafas dengan susah payah, lalu melontarkan suara tertawa, “Ternyata orang yang merekrutku untuk menculik orang adalah tuan muda Sunarya.

Peperangan internal dalam keluarga besar memang membuka wawasanku.”

Tangan Rudy yang sedang mencekik leher Su Dalika juga semakin mengerat, “Kamu juga tahu ya kalau aku merekrut kamu untuk menculik orang, bukan membunuh orang.

Su Dalika, kamu dapat keberanian dari mana, bahkan berani mempermainkanku bagaikan orang bodoh.”

Rudy tiba-tiba melepaskan tangannya setelah selesai bicara, Su Dalika langsung jatuh terduduk di lantai dan berusaha menarik nafas.

“Aku mau tahu, anak itu di mana ?”

Rudy menatapnya dengan aura berkuasa, suaranya dingin dan kaku.

“Polisi juga sudah bertanya, aku juga sudah jawab, aku sudah mencekik mati anak itu dan membuang mayatnya, kalau kalian mau cari, gali saja di dalam sungai…” Su Dalika sambil batuk sambil berkata.

Akan tetapi ketika dia masih belum selesai bicara, Rudy sudah mengangkatnya dari lantai, lalu menjambak rambutnya dan menekan dirinya pada dinding lagi.

Kepala Su Dalika terbentur kuat pada dinding yang keras dan menimbulkan suara nyaring, seluruh orangnya menjadi bengong karena terbentur, pemandangan matanya menjadi kabur dan jatuh terduduk di atas lantai.

Setelah itu Rudy mengangkat kaki dan menginjak pada pundak Su Dalika, lalu menatapnya dengan tatapan dingin, seluruh tubuhnya menampakkan aura yang menyeramkan.

Su Dalika duduk lemas di atas lantai, ekspresi wajahnya menjadi kejang karena pengaruh kesakitan.

“Tuan muda Sunarya kenapa begitu emosi, nyawaku tidak seberapa, aku mana ada keberanian untuk mempermainkanmu.

Aku hanya meminjam kekuasaanmu untuk balas dendam terhadap Su Loran.

Aku setia dan terus bekerja untuknya, tetapi dia bahkan tidak mau memberikan uang untuk menyelamatkan nyawa ibuku.

Ibuku bahkan tidak rela memejamkan mata pada saat meninggal dunia.

Nyawaku tidak ada arti apapun, meskipun harus mati, aku juga harus menyeret Su Loran ke alam neraka.

Penculikan tidak cukup untuk merengut nyawanya, tuntutan untuk tindak pembunuhan baru mencukupi.”

“Kamu tidak takut harus menggantikan nyawa ya ?”

Aldio berjalan masuk dengan gerakan santai, lalu berdiri di sampingnya sambil bertanya.

“Aku sudah tanya kepada pengacara, Su Loran adalah dalang tindak kejahatan ini, hukumannya paling berat, aku yang menjalankan paling juga hanya sekedar hukuman mati, apabila bertindak turut di dalam penjara, mungkin saja bisa digantikan sebagai hukuman penjara seumur hidup, ke depannya masih bisa meringankan hukumannya lagi, mungkin saja dalam seumur hidup ini masih ada kesempatan untuk keluar dari penjara.”

Su Dalika berkata dengan nada lemas.

“Oh, lumayan jelas juga pemikirannya. Kalau begitu kamu pernah pikir atau tidak, bagaimana memperhitungkan tindakanmu yang mempermainkan kami ? “

Aldio berjongkok di hadapannya, lalu mengulur tangan untuk menepuk pipinya.

“Tuan muda Sunarya tenang saja, aku akan terus menyeret Su Loran yang jalang itu, pastinya tidak akan mengungkapkan nama kalian.”

Su Dalika berkata dengan suara gemetaran.

Aldio tersenyum sinis setelah mendengarnya, lalu menjambak rambutnya dan berkata, “Sialan, jangan berlagak bodoh padaku, aku membawa kamu ke sini hanya ingin mengetahui keberadaan anak itu, bosku bukan orang yang sabar, dia tidak suka menanyakan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya.”

“Anak itu sudah mati…” Su Dalika masih belum selesai berbicara, kaki Rudy langsung melekat pada bagian dadanya, tendangan kali ini sangat berat dan membuat Su Dalika muntah darah di tempat.

Rudy melihat Su Dalika yang telah mendesah kesakitan di lantai, tatapan matanya sangat dingin namun datar.

Aldio mengulur tangan untuk mengangkat tubuh Su Dalika, lalu menyeret kerah bajunya sambil tertawa, “Kamu anggap kami orang bodoh ya, kalau kamu mempunyai keberanian untuk membunuh anak itu, sudah langsung bertindak sejak awal.

Aku kasih tahu kamu, lebih baik bilang saja selagi masih ada kesempatan, daripada nanti kalau kamu ingin mengatakannya, kami sudah belum tentu mau mendengarnya lagi.”

Su Dalika memejamkan mata, gayanya seperti tidak takut terhadap apapun lagi.

Aldio juga tidak merasa emosi, dia mengeluarkan ponselnya dengan gerakan santai, lalu membongkar foto di dalamnya dan memperlihatkan kepada Su Dalika, “Ini anakmu kan, gendutnya imut juga.

Dengarnya dia barusan masuk ke TK seni dwibahasa ya, harusnya biayanya lumayan mahal kan.

Akan tetapi, kamu mengambil uang yang begitu banyak dari kami, sepertinya sudah cukup untuk membuat istri dan anakmu berhidup santai dalam sisa hidupnya, hanya saja tidak tahu juga apakah mereka memiliki nyawa untuk menggunakannya.

Su Dalika langsung mengangkat matanya setelah mendengar demikian, wajahnya menjadi pucat seketika.

Dia bukan orang bodoh, tentu saja mengerti dengan maksud ancaman Aldio.

“Kalian, kalian jangan menyentuh anakku, jangan menyentuh anakku, dia hanya anak kecil yang berumur lima tahun…”

“Anakmu adalah anak kecil, anak orang lain bukan anak kecil ya ! Usia Yaya baru lebih besar beberapa tahun saja daripada anakmu, kamu yang sialan telah berbuat dosa, tidak takut karmanya jatuh melimpah pada anakmu ya.”

Aldio menarik kerah bajunya, lalu sambil menepuk pipinya dan sambil berkata dengan nada kejam.

Su Dalika menangis tragis, seorang bapak tua menangis tragis, kesannya jelek sekali.

Rudy menatapnya dengan tatapan dingin, hampir saja kehilangan semua kesabarannya, “Anak perempuanku sudah mau lahir, aku ingin membuat sedikit kebajikan untuk anakku, tidak ingin menyakiti nyawa yang tidak berdosa. Jadi, kamu lebih baik jangan menguji kesabaranku, kalau aku emosi, aku tidak berkenan langsung mengantar anakmu pergi menemani Yaya.”

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu