Suami Misterius - Bab 1184 Dia Memperdulikanmu

Keyra kembali kerumah, lalu mengirimkan informasi saksi terkait ke ponsel Alfy.

Karyawan yang bekerja di kantor pusat Grup Sanusi ada puluhan ribu orang, itu masih belum termasuk karyawan di kantor cabang dan proyek.

Alfy melihat sekilas wajah asing yang ada di pas foto, memastikan kalau dia tidak mengenal orang ini. Sehingga ia langsung mengirimkannya pada Direktur HR.

Direktur HR merupakan orang yang bekerja dengan cepat, keesokan paginya ia sudah langsung memanggil orang itu dan membawanya ke ruang presdir.

Penanggungjawab kecil di divisi proyek ini pertama kalinya mendatangi area perkantoran, lebih jangan ditanya pernah masuk ruang presdir atau tidak.

Dia mengikuti Manager HR berdiri didepan ruang kantor presdir, bahkan bertanya dengan panik : “Ketua, sebenarnya ada urusan apa Presdir Sanusi mencariku? Jangan bilang ingin memecatku? Aku tidak pernah membuat kesalahan dalam pekerjaan, anda tahu saya masih memiliki orang tua dan juga keluarga, aku tidak bisa kehilangan pekerjaan ini.”

“Presdir tidak berpesan, aku juga tidak tahu jelas.” Setelah manager HR mengatakannya, dia berkata dan menenangkan, “Jangan berpikir sembarangan, presdir sama sekali tidak perlu turun tangan untuk memecat seorang karyawan perusahaan.”

Setelah ia mengatakannya, ia mengulurkan tangan untuk mengetuk pintu, setelah terdengar kata ‘masuk’ dari dalam, ia membuka pintu dan masuk dengan sopan.

“Presdir, ini adalah Hasan .”

Di ujung ruangan, Alfy sedang duduk di kursi besar yang ada dibalik meja kerjanya yang lebar, matanya sedang tertuju pada dokumen yang ada di layar computer, mendengar ucapan ini, dia langsung mengangkat kepalanya dan menunjuk sofa tamu yang ada area tamu.

“Duduklah.” Setelah Alfy mengatakannya, dia meminta sekretaris untuk membuatkan kopi untuknya.

Hasan duduk dengan bingung, setelah menerima kopi, dia bertanya lagi dengan bingung, “Presdir, anda mencari saya untuk……..”

“Ada satu hal yang butuh bantuanmu.” Ekspresi wajah Alfy memang dingin, nada bicaranya juga datar tanpa emosi. “Tanggal 26 bulan lalu, malamnya apakah kamu ada pergi ke sebuah club yang mahal….”

Tanpa menunggu Alfy menyelesaikan ucapannya, Hasan sudah kaget sampai berdiri, kopi yang ada ditangannya hampir saja tumpah. Dia segera menjelaskan : “Presdir, anda jangan salah paham, aku sama sekali tidak melakukan prostitusi. Hari itu aku menemani seorang klien untuk kesana, lalu klien itu pergi tiba-tiba karena ada urusan mendesak, kebetulan aku bertemu dengan seseorang yang kukenal, sehingga aku ikut minum bersamanya sebentar. Hal ini, manager divisi kami juga tahu dengan jelas.”

Seluruh karyawan di perusahaan tidak ada satu pun yang tidak tahu kalau Presdir Sanusi adalah orang yang jujur, tegas dan taat hukum, permintaannya pada karyawannya juga sangat ketat. Dulu, wakil manager divisi keuangan dipecat karena kasus prostitusi.

Diusianya yang sekarang, kalau sampai dipecat oleh perusahaan, maka akan sangat sulit untuk menemukan posisi yang sesuai dengannya, seluruh anggota keluarganya masih mengandalkannya untuk hidup.

“Kamu tidak perlu panik, aku bukan menanyakan hal ini. Hanya saja, Ketika itu terjadi kasus pembunuhan dan kamu adalah saksi mata, ada seorang pengacara yang mencariku, dia berharap kamu bersedia hadir di pengadilan untuk bersaksi.”

Alfy mengeluarkan selembar kartu nama dan memberikannya padanya, diatasnya ada nama Keyra Sunarya juga alamat kantor pengacaranya.

Hasan melihat Alfy benar-benar tidak memiliki niatan untuk memecatnya, akhirnya bisa merasa lebih lega. Dia menerima kartu nama perlahan, “Hari ini sepulang kerja aku akan langsung menghubungi pengacara ini.”

“Kalau kamu tidak sibuk hari ini, carilah waktu untuk kesana.” Ucap Alfy.

Ini adalah urusan pribadi, awalnya Alfy ingin menggunakan nada berdiskusi, namun apa daya, Presdir Sanusi tidak terbiasa bicara dengan nada bicara seperti itu, dia sudah terbiasa bicara dengan nada memerintah.

Hasan langsung menjawab sambil mengangguk, “Presdir tenang saja, aku akan segera kesana. Kalau tidak ada pesan lain, saya pamit dulu.”

Hasan berjalan keluar dari ruang presdir, dia langsung mengeluarkan ponsel dan menghubungi nomor yang tertera diatas kartu nama.

Keyra mengajaknya bertemu di kantor pengacara, dia tidak menyangka Hasan akan tiba dengan cepat.

“Anda adalah Pengacara Sunarya? Sungguh tidak menyangka anda secantik ini.” Hasan berkata dengan sopan, karena ini perintah dari Alfy, dia sama sekali tidak berani menunda.

Keyra menyuruh sekretarisnya untuk membuat secangkir kopi, lalu membuka rekaman suara seperti biasa.

Hasan memegang kopi, dia meminumnya sambil menceritakan apa yang terjadi hari itu.

“Hari itu aku menemani klien untuk bermain ke club, namun klien itu tiba-tiba ada urusan dan pergi. Aku juga berencana pulang, namun ketika di koridor kebetulan bertemu dengan Ihza . Kami dulu sempat menjadi tetangga selama beberapa tahun, kebetulan bertemu disana, dia lalu mengajakku minum di ruang yang sudah pesan.

Perusahaan kami mentraktir klien untuk bersenang-senang di club, itu sudah di hitung dalam bon perusahaan, termasuk reimburse. Aku berpikir, uang sudah dikeluarkan, sehingga aku mengajak dua orang nona untuk bersenang-senang diruangan.

Ketika itu, aku dan seorang nona sedang bernyanyi, tiba-tiba terdengar suara pertengkaran dari belakangku, ketika aku menoleh, aku melihat Ihza dan seorang nona sedang bertengkar. Nona itu sepertinya habis melayani pelanggan sebelumnya, dia sudah mabuk sampai tidak bisa memegang gelas dengan benar, lalu tanpa sengaja menumpahkan wine ke tubuh Ihza .

Diusia kami ini, keluar seperti ini untuk mencari hiburan dan kesenangan, sekarang malah tersiram alkohol sampai basah itu sungguh mengesalkan. Ketika itu Ihza kesal dan menendang nona itu, lalu menyuruhnya pergi.

Sebenarnya masalah seperti ini adalah yang sudah sering terjadi di club, nona-nona itu menerima uang dari pelanggan, demi membuat pelanggan senang, menerima perlakuan yang buruk adalah hal yang tidak bisa dihindari. Namun sepertinya nona itu sudah minum terlalu banyak, ia marah-marah dan bertengkar hebat dengan Ihza, kemudian ia mengambil pisau buah yang ada di atas meja dan menikam Ihza beberapa kali.

Ketika itu aku sungguh kaget, karena tidak ingin terseret dalam masalah, aku langsung pergi.”

Setelah Keyra mendengarnya, ia mengangguk lalu menyerahkan recorder pada Hasan . “Tuan Hasan, anda lihat dulu, kalau tidak ada masalah, mohon untuk tanda tangan dibawahnya. Kalau diperlukan, mungkin harus merepotkan anda untuk bersaksi di pengadilan.”

Tanpa melihat lagi Hasan langsung tanda tangan diatasnya dan mengangguk, “Pengacara Sunarya tenang saja, aku pasti akan bekerja sama.”

setelah Hasan pergi, Dina masuk sambil mengetuk pintu, ia menatap Keyra dengan wajah penuh maksud.

“Pagi-pagi sudah datang sendiri, Alfy ini begitu perhatian dengan urusanmu, kelihatannya kamu sudah benar-benar menundukkannya.”

“Menyuruh Hasan menjadi saksi di pengadilan merupakan hal yang sangat sulit bagi kita, namun baginya adalah hal receh yang sangat mudah.” Keyra berkata dengan ringan, lalu menundukkan kepala untuk membereskan dokumen terkait yang ada dimejanya.

Dengan adanya kesaksian Hasan, maka bukti kasus ini bisa dikatakan sudah lengkap dan sempurna. Bisa dikatakan hasilnya sudah pasti. Meskipun pekerjaan sebagai wanita penghibur di club merupakan pekerjaan rendah di masyarakat dan cukup dikasihani, namun negara kita adalah negara hukum, hutang uang harus dibayar uang, hutang nyawa harus dibayar nyawa, itu adalah hukum yang tidak bisa dielakkan.

Keyra sedang memikirkan tentang kasus yang dia tangani, tiba-tiba merasa dahinya sakit. Entah sejak kapan Dina mendekat dan menyentil keningnya.

“ Dina ! Sedang apa kamu!” Keyra membelalakkan matanya bulat besar untuk memelototinya.

“Melihatmu bodoh, ingin mengingatkanmu.” Dina duduk didepannya, lalu berkata dengan serius : “Kamu pikir presdir itu kurang kerjaan sampai punya waktu luang untuk mengurusi urusanmu yang tidak ada hubungan dengannya. Alfy memperdulikan urusanmu, itu karena dia juga memperdulikanmu.”

Setelah Dina selesai mengatakannya, kedua tangannya dirangkapnya sambil mengucapkan selamat, “Selamat ya, kelihatannya kabar bahagiamu sudah dekat.”

“Amin.” Keyra menjawab dengan santai.

Dari saling suka sampai ke pernikahan, dia dan Alfy masih punya perjalanan yang sangat Panjang. Sekarang hanya permulaan, masih ada rintangan dari ayah dan kakaknya yang harus dilalui Alfy.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu