Suami Misterius - Bab 1293 Kapan Baru Berhenti

Jari-jari Mahen Sutedja mengetuk di halaman buku tebal, tapi tidak bermaksud membukanya, alis indah sedikit terangkat, bertanya: “Hukum Acara Perdata Internasional.”

Diva mendengarnya, hampir tanpa keraguan mengatakan, “Hukum Acara Perdata Internasional, disebut juga “Hukum acara perdata terkait luar negeri”. Mengacu pada istilah umum dari semua jenis norma hukum yang mengatur acara perdata terkait luar negeri. Salah satu bagian dari hukum privat internasional. Kontennya termasuk yurisdiksi sipil internasional; orang asing alami, hak litigasi badan hukum dan negara asing; hukum pembuktian; beberapa tuntutan dalam satu kasus; bantuan yudisial dalam ligitasi antar negara; tuntutan balasan; pengakuan dan penegakan keputusan asing, dan lain sebagainya.”

Diva selesai bicara, Mahen Sutedja bertanya lagi, “Sekolah hukum alam.”

“Hukum alam mengacu pada kumpulan prinsip-prinsip dasar dan pangmukas keadilan dalam tatanan kosmik itu sendiri sebagai dasar dari semua hukum perundang-undangan.”

Mahen Sutedja selesai mendengarnya, tersenyum tipis, merasa menarik dan berkata: “Nona besar Maveris, benar-benar layak mendapatkan reputasi ini.”

Sekali membalik buku, bisa mengingat hampir setiap kata, pantas saja sejak kecil dipanggil anak ajaib.

Tatapan mata Diva tetap tenang dan datar, bulu mata panjang tebal terkulai, menutupi cahaya dan emosi dalam matanya, “Sama-sama.”

Mahen Sutedja bahkan tidak membuka halaman buku, sudah bisa mengujinya dengan konten di dalam buku, dan bisa tahu jawabannya benar atau salah, ini hanya bisa membuktikan bahwa konten di dalam buku ini, sudah dia hafal semuanya.

Selama beberapa hari ini Diva hampir selalu tinggal di ruang baca Mahen Sutedja, buku-buku dalam ruang bacanya, pada dasarnya adalah buku mengenai hukum dan keuangan yang isinya sangat lengkap.

Sepertinya semua buku sudah pernah dibaca, banyak dari mereka yang diberi komentar. Tulisan tuan muda kedua Sutedja sangat kuat dan tegas, sama seperti orang yang selalu berkuasa.

Dapat memahami segala jenis hukum dalam pikirannya, tidak heran Mahen Sutedja selalu menginjak garis batas hukum, bertindak sembarangan tapi membuat orang tidak bisa melakukan apa-apa padanya.

“Prinsip dasar hukum pidana.” Mahen Sutedja bertanya lagi.

“Prinsip dasar hukum pidana, yaitu mengacu pada ketentuan hukum pidana, pedoman yang harus diikuti dalam semua peraturan pidana dan kegiatan peradilan. Ada tiga prinsip dasar dalam hukum pidana negara kita yaitu, prinsip pidana yang ditetapkan menurut hukum untuk kejahatan, prinsip persamaan dalam penerapan hukum pidana, dan prinsip kesesuaian antara kejahatan, pertanggungjawaban dan hukum. Menurut pasal 239 hukum pidana negara kita, menculik orang sebagai sandera, akan dihukum lebih dari sepuluh tahun atau hukuman seumur hidup dan didenda atau menyita harta kekayaan.”

Diva sengaja mengedepankan konten tindak pidana penculikan dalam pasal 239 hukum pidana, jelas sekali ditujukan untuk menyinggung Mahen Sutedja.

Mahen Sutedja mendengarnya, melengkungkan sudut bibir, tersenyum jahat. Tuan muda kedua Sutedja mewarisi gen baik dari orang tuanya dengan sempurna, saat tersenyum sangat tampan sekali.

“Nona besar Maveris benar-benar pintar mengutip pernyataan di luar konteks. Kejahatan penculikan mengacu pada pemerasan properti atau tujuan lain, menggunakan tindakan kekerasan, paksaan atau cara lain untuk menculik orang lain.”

“Aku tidak merampok uang juga tidak melakukan pemerkosaan, menurut nona besar Maveris hakim mana yang bisa menghukumku.” Mahen Sutedja selesai bicara, mencondongkan tubuh ke depan, lalu mengulurkan dua jari memegang dagunya, ujung jari yang agak kasar, menggosoknya dengan sedikit kemesraan tidak jelas.

Diva mengangkat mata, mereka saling memandang sejenak, tampaknya ada percikan api di udara. Dia hampir tanpa sadar memalingkan kepalanya, menghindari pandangannya.

Mahen Sutedja menarik kembali tangannya, satu tangan menopang dagu, kembali lagi ke penampilan malas dan santainya, bertanya dengan nada acuh tak acuh: “Hukum perdata dan komersial.”

Diva mendengarnya, bulu mata yang tebal bergetar sejenak, mengangkat mata melihat ke arah Mahen Sutedja, berkata: “Isi hukum perdata dan komersial ada di halaman 58 jilid dua, kamu sudah kelewat batas mengujinya.”

Diva membaca buku, terbiasa sekalian membaca daftar isi terlampir, jadi, dia hanya tahu hukum perdata dan komersial ditandai di katalog, tetapi dia tidak tahu konten spesifiknya.

Bagaimanapun nona besar Maveris tidak belajar hukum, dulu belum pernah melihat konten hukum perdata dan komersial.

Mahen Sutedja mengangkat-angkat bahu, berkata dengan malas: “Tampaknya aku tidak pernah mengatakan bahwa hanya akan mengujimu berdasarkan konten di dalam buku ini saja.”

Diva tidak bisa berkata apa-apa terhadap tindakan curang tuan muda kedua Sutedja yang jelas sekali. Dulu mamanya pernah mengatakan, ucapan pria tidak bisa dipercaya, ternyata memang benar seperti itu.

Mahen Sutedja melihatnya, wajah penuh tampang tak berdaya, sama sekali tidak ada kesadaran diri telah bersikap curang.

Dia berdiri dari tempat duduk, mengembalikan buku ke tempat aslinya di rak buku. Kemudian berkata padanya: “Terlalu banyak baca buku akan merusak mata, ayo makan, aku membeli makanan ke sini.”

Diva mengikuti dia masuk ke ruang makan di samping rumah utama, di atas meja makan kayu solid ada banyak kotak makanan.

Mereka berdua duduk berhadapan, Mahen Sutedja sedang membuka kotak makanan satu per satu. Seorang pria jika tampan, bisa tampan hingga tidak peduli dia melakukan apa pun akan membuat orang merasa kagum dan menyenangkan mata, walaupun itu hanya sebuah tindakan sederhana.

Diva melihat dia membuka kotak makanan, hidangan di dalam kotak makanan sangat beragam.

“Ayo, makan.” Dia menyodorkan nasi, mangkuk dan sumpit ke hadapannya.

Diva memegang sumpit, bertanya dengan acuh tak acuh, “Di mana Bibi Liu?”

“Cucu Bibi Liu sakit, pulang untuk merawat cucunya. Beberapa hari ini, aku akan tepat waktu mengantarkan makanan ke sini.” Mahen Sutedja selesai bicara, juga mengambil sumpit dan mulai makan.

Diva:“……”

Antar makanan ya antar makanan, untuk apa masih makan bersamanya. Ini pertama kalinya Nona besar Maveris makan bertatap muka dengan seorang pria, sedikit banyak merasa tidak terlalu nyaman.

Tuan muda kedua Sutedja malah sedikit pun tidak merasa tidak nyaman, ada makanan dan minuman, cara makan juga sangat elegan. Mahen Sutedja selain temperamennya yang tidak terkendali, tapi tidak kekurangan etiket dan didikan yang seharusnya dimiliki tuan muda keluarga kaya.

“Kamu tidak makan kepiting?” Mahen Sutedja melihat Diva hanya makan nasi dan sayur, lalu bertanya.

“Ya.” Diva mengangguk, sangat datar mengatakan sepatah, “Repot.”

Karena takut repot, jadi, biasanya dia tidak akan makan makanan yang perlu dikupas.

Mahen Sutedja merasa nona besar Maveris yang sejak kecil sampai dewasa disebut anak ajaib ini, hanya otak besarnya yang paling berkembang.

Mahen Sutedja mengambil satu kepiting, mengupas kulit kepiting, mengeluarkan daging kepiting yang ada di dalam, diletakkan ke dalam mangkuk Diva.

Diva melihat daging kepiting putih yang ada di mangkuk, jelas tertegun sejenak. Setelah ragu-ragu sebentar, dia baru memegang sumpit, mengambil daging kepiting putih, dan diletakkan ke dalam mulut.

Dia merasa dirinya sebagai “sandera” seharusnya sedikit menghargai ‘penculik’.

Oleh karena itu, gambaran di meja makan berubah menjadi Mahen Sutedja mengupas daging kepiting, Diva makan daging kepiting, setelah mengupas hingga akhir, Diva juga sudah sedikit kekenyangan.

Sejak kecil sampai dewasa, hanya mama yang pernah mengupaskan kepiting untuknya, Mahen Sutedja ternyata adalah orang kedua yang mengupaskan kepiting untuknya.

Selesai makan, Diva menyeduh teh, duduk di kursi rotan halaman rumah sambil minum teh.

Mahen Sutedja duduk di hadapannya sambil melihat dia.

Diva memegang cangkir teh pasir ungu yang agak panas, mencicipi seteguk teh, berbicara dengan nada datar, “Sesuai dengan situasi saat ini, walaupun Keluarga Bone mempertaruhkan seluruh aset keluarga, juga tidak bisa bertahan lama, tuan muda kedua Sutedja berencana kapan berhenti?”

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu