Suami Misterius - Bab 357 Bertindak Keterlaluan

“ Wini sudah hamil, kemungkinan besar tidak lama lagi akan pulang ke keluarga Santoso.” Melanie berkata.

“Ya ?” Clara kaget terperanjat.

“Kaget kan ? Pasti merasa curiga kan ayahmu sudah berumur tetapi masih ada kemampuan seperti ini ? Jangan terlalu banyak berpikir lagi, aku sudah menyelidiki, anak di dalam kandungannya belum sampai dua bulan, sudah pasti bukan anak ayahmu.” Melanie berkata lagi.

Clara :”……”

Jadi Wini bermaksud membiarkan Yanto menjadi ayah jadi-jadian ? Demi kembali ke keluarga Santoso, dia bahkan mengeluarkan trik licik dengan mengandung anak haram, Wini benar-benar sangat berusaha.

Setelah memutuskan teleponnya, bibir Clara mengaitkan sebuah senyuman.

Dia seharusnya sudah bisa menebak, Wini bukan orang yang mudah diatasi. Pada kali ini, Rina dan kedua anaknya akan sakit kepala lagi.

“Ada kejadian apa sampai senyuman gembira begitu ?” Rudy satu tangannya memutar stering, menoleh dan melirik padanya.

“Keluarga Santoso akan heboh lagi, apakah ini termasuk kabar baik ?” Clara berkata dengan senyum gembira, sangat mirip dengan seekor serigala kecil yang licik.

“Bersenang-senang di atas kesedihan orang.” Rudy menegurnya, namun nada bicaranya berkesan memanjakan.

……

Pada keesokan harinya, informasi bahwa Rudy berhasil melamar Clara sudah diberitakan pada setiap berita utama majalah dan koran.

Mengenai hal ini, Clara sudah ada persiapan sebelumnya. Sebenarnya, dia sama Rudy juga tidak bermaksud untuk menikah secara rahasia. Hanya saja segala perjanjian wawancara yang mendasari hal ini sangat memusingkan otaknya.

Para wartawan rata-rata meminta dirinya menceritakan sejarah asmara dirinya dan Rudy, atau bertanya kapan mereka akan melaksanakan acara pernikahan, Clara sangat pusing dengan hal ini.

Tentu saja, yang paling memusingkan dirinya adalah keluarga Santoso. Kartu keluarganya masih dipegang oleh Yanto.

Setelah Rudy menetapkan tanggal registrasi pernikahan, Clara hanya bisa menahan kesabaran untuk pulang ke keluarga Santoso.

Ketika Wulan mengetahui Clara akan menikah, juga tertawa gembira, mereka berdua berjalan masuk dari pintu villa, sambil mengobrol dengan senang.

“Bibi Wulan, Clara yang akan menikah, kenapa malah kamu yang begitu senang, orang yang tidak tahu mungkin mengira kalau kamu yang mau menikahi anak perempuanmu. Ibu dan bibi meskipun hanya berbeda dua huruf, tetapi bedanya sejauh langit. Jangan-jangan kamu sedang mendambakan Rudy untuk menjadi menantumu kan.” Elaine bersilang lututnya dan duduk di atas sofa ruang tamu, lalu berkata dengan nada sindiran.

Senyuman di wajah Wulan langsung kaku seketika, terkesan sangat canggung dan malu.

Tangan Clara masih bergandeng di lengan Wulan, dia melotot Elaine yang duduk di atas sofa dengan tatapan dingin dan suram.

Elaine merinding karena tatapannya. Sejak kejadian di rumah sakit pada sebelumnya, dia menjadi lumayan takut sama Clara. Dulu anak kasihan ini masih bisa diperintah oleh dirinya, dan juga dipermainkan oleh dirinya. Sejak kapan dia berubah menjadi sehebat ini, bahkan lebih mengerikan dibanding Yunita.

“Elaine, mulutmu begitu kurang ajar, Andika Liu sudah tahu ?” Clara sedikit mengangkat alisnya.

“Kamu, apa maksudmu ?” Elaine berkata dengan gagap.

“Tidak ada maksud apa-apa, hanya mau mengingatkan kamu saja, mulut kurang ajar bisa ketularan. Seandainya kalau aku tidak bisa bertahan, menceritakan kejadian masa lalu kamu yang begitu memalukan itu di hadapan keluarga Liu, menurutmu apakah kamu masih bisa berhasil menikah ?” Clara berkata dengan nada santai.

“Kamu !” Wajah Elaine mulai membiru karena emosi, namun juga tidak berani membantah Clara, hanya bisa menyelip ke lantai atas.

“Kurang ajar.” Clara berkata dengan nada meremehkan, lalu berbalik badan dan menasihati Wulan, “Bibi Wulan, kamu jangan melayaninya, mulut kotor tidak dapat melontarkan kata baik.”

Wulan tersenyum paksa, lalu berkata :”Nona, kamu duduk istirahat dulu, aku naik ke lantai atas memanggil tuan dan nyonya. Tuan betapa senangnya saat tahu dirimu akan menikah.”

Clara selesai mendengarnya, tersenyum palsu. Yanto merasa senang karena Rudy akan menjadi menantunya yang terpuji dan berkuasa, bukan senang karena dirinya akan menikah.

Dia bahkan tidak berharap Yanto akan menyiapkan mahar untuk dirinya, apabila tidak mengeluarkan bayaran yang sepadan, takutnya Yanto tidak akan rela mengeluarkan kartu keluarganya.

Clara duduk di atas sofa ruang tamu, lalu mengambil remote, dan mengganti siaran dengan sembarangan.

Setelah itu, Clara dan Rina turun dari lantai atas, dan menyambut dirinya dengan senyuman.

“Aduh, Clara sudah pulang ya.” Rina menggenggam tangan Clara dengan ramah, “Sudah sarapan ?”

“Sudah.” Clara menjawabnya, pada waktu yang sama juga menarik tangannya dari genggaman Rina.

Rina juga sangat seru, sudah tahu kalau dirinya tidak suka disentuhnya, masih tidak kenal bosannya untuk mencari hinaan untuk diri sendiri.

“Sudah sarapan ya, kalau begitu makan siang bersama saja, jarang sekali ayahmu mengambil cuti di minggu ini.” Rina berkata lagi.

Clara tidak merespons apapun, biarkan saja Rina mencari kesibukan sendiri. Lagi pula, makan atau tidaknya tetap hanya dirinya yang bisa menentukannya.

Clara duduk di atas sofa dengan santai, lalu membuka mulut dengan terus terang, nada bicaranya sangat datar, “Ayah, aku sama Rudy bermaksud mau registrasi pernikahan dalam minggu ini, tolong pinjamkan kartu keluarga padaku. Aku akan mengembalikan setelah selesai pakai.”

Yanto sepertinya juga dapat menebak tujuan kedatangannya hari ini, reaksi wajahnya masih datar, lalu memberikan isyarat kepada Rina dengan tatapannya.

Rina membuka mulut dengan senyuman palsu :”Clara, pernikahan kamu sama Rudy adalah kabar menyenangkan. Tetapi untuk masalah pernikahan, mana boleh begitu sembarangan. Sejak zaman dulu, masalah pernikahan harus menuruti permintaan dan perjanjian antar orang tua. Setidaknya orang rumahnya harus datang untuk meminang pernikahan, lalu kedua belah pihak menjelaskan keinginan masing-masing, baru bisa membahas masalah pernikahan.”

Rina sengaja menekan kata ‘keinginan’. Jiwa rakus dan tamak sudah tercatat jelas di wajahnya.

“Keinginan kedua belah pihak ? Seandainya keluarga Santoso menginginkan mahar dua triliun, kalian juga sanggup menyesuaikan ?” Clara langsung menyindir.

Ekspresi wajah Yanto dan Rina dengan jelasnya menjadi kaku sejenak, Yanto tetap tidak berbicara, tetap berperan sebagai orang baik.

Rina tetap melanjutkan pembahasan tadi dengan tidak tahu malu :”Clara, jangan bercanda lagi. Harta kekayaan keluarga Sutedja begitu banyak, mana mungkin terpengaruh dengan maharmu yang tidak seberapa itu.”

“Keluarga Sutedja tidak terpengaruh, jadi, bibi tidak bermaksud untuk memberikan lagi ?” Clara merasa sangat lucu, logika seperti ini bisa juga dianggap sebagai logika.

“Clara, umurmu sekarang masih kecil, tidak pernah membesarkan anak makanya tidak akan tahu susahnya orang tua. Sudah berapa tahun juga keluarga Santoso membesarkanmu, bukannya tidak terlalu cocok juga kalau kamu langsung main pergi saja ?”

“Jadi ?” Clara mengangkat alis.

“Tentu saja mengundang Rudy ke rumah, meminta dia menyatakan seberapa besar ketulusannya. Kami yang menjadi orang tua…..”

Clara sudah tidak ada kesabaran lagi untuk menunggu Rina menyelesaikan pembicaraannya, malahan menoleh ke arah Yanto, lalu bertanya dengan suara jernih :”Ayah, aku dengarnya daftar calon pemilihan umum untuk posisi sekretaris daerah sudah diumumkan ya.”

Yanto canggung sejenak, diam dan mengangguk. Dalam hatinya dengan jelas mengetahui bahwa, jika tidak ada Rudy yang mendukung di belakangnya, dia bahkan tidak ada kesempatan untuk masuk ke dalam calon pemilihan umum pada kali ini.

Yanto tetap bertahan gaya seorang ayah, dan terus memberi isyarat kepada Rina.

Rina tersenyum dan lanjut berkata, “Tentu saja, kali ini Rudy sudah membantu ayahmu, dalam hati kami tetap merasa sangat puas. Rudy sebagai menantu keluarga Santoso, memang kewajibannya juga kalau membantu keluarga mertuanya, kamu harus lebih sering lagi mengingatkannya, selanjutnya….”

“Selanjutnya apa hubungan denganmu !” Clara memutuskan pembicaraannya dengan nada dingin, “Aku sedang berbicara dengan ayahku, kamu boleh tidak ikut campur.”

Clara merasa dirinya terlalu menghargai Rina, sehingga Rina berani bertindak keterlaluan.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu