Suami Misterius - Bab 130 Pemikiran

Suatu ketika di hari ulang tahun Clara, Evi membuatkan sebuah perhiasan rambut untuk Clara dengan menggunakan permata di kalung pernikahannya. nenek Santoso sangat marah ketika dia mengetahuinya. Dan akhirnya, Evi pun membelikan Ester sebuah kalung ruby.

Evi sering jengkel karena perilaku nenek Santoso dan cucunya yang suka membuat masalah. Yanto adalah anak yang berbakti, sehingga dia sama sekali tidak berpihak pada Evi.

Pada akhirnya, Evi dan Yanto pun bercerai, dan Rina masuk ke dalam keluarga mereka.

Rina benar-benar adalah wanita yang cerdas. Dia mendesak nenek Santoso untuk mengirim Ester belajar di luar negeri. nenek Santoso memiliki pengalaman yang terbatas. Pada masanya, hanya orang-orang berkelas atas yang bisa belajar di luar negeri. Oleh karena itu dia tidak tega membiarkan cucunya berada di luar negeri sendirian, sehingga dia pun menemani cucunya belajar di luar negeri.

Setelah Rina mengurusi semua keperluan mereka untuk pergi ke luar negeri, nenek Santoso pun pergi ke luar negeri bersama Ester dengan gembira. Setelah mereka pergi, Rina mengambil alih urusan internal keluarga Santoso dan menjadi tuan rumah dengan damai.

Sekarang, nenek Santoso dan Ester telah kembali. Kehidupan Rina mungkin tidak akan semudah itu lagi.

Clara merasa bahwa akan ada sesuatu yang menarik terjadi. Dia pun sangat menunggu keributan itu terjadi. Namun, nenek dan cucu ini pasti akan menyusahkannya juga. Memikirkan hal itu, Clara merasa pusing.

Dia merasa bahwa dia lebih baik menjauh dari mereka.

Malam itu sangat cepat berlalu dan hari pun sudah cerah.

Wulan terbiasa membangunkan Clara dengan menjeritnya.

Clara duduk di kasur sambil menggosok matanya, lalu bersandar pada Wulan dan berkata dengan centil : “ Bibi Wulan, apakah kamu ada memasakkan sup kacang hijau untukku? Aku sudah lama tidak minum sup kacang hijau buatanmu. ”

“ Kamu masih berani minum sup kacang hijau? Waktu itu, wanita itu hampir meracunimu dengan sup kacang hijau. ” Wulan berkata dengan nada bicara marah.

Clara teringat dengan Rina yang ingin meracuninya dan dia pun mengerutkan keningnya.

“ Apakah aku akan takut hanya dengan masalah kecil itu? Aku bukanlah seorang penakut. ”

“ Baiklah, aku akan memasaknya untukmu nanti. ” Wulan mengulurkan tangannya dan menunjuk dahi Clara, lalu berkata : “ Cepat mandi, ayah dan nenekmu sudah bangun. Jika kamu membuat mereka menunggumu, maka kamu akan diomeli lagi. ”

Clara membuka selimutnya, lalu bangkit dari tempat tidur dan bergegas mandi. Setelah selesai mengeringkan rambutnya, dia mengganti pakaiannya dan berjalan keluar kamar.

Di aula utama, keluarga Santoso sudah berkumpul.

Nenek Santoso dan Yanto duduk di sofa tengah. Rina, Yunita dan Elaine duduk di sisi lainnya. Sedangkan, Ester sedang sibuk membagikan hadiah.

Dia memberikan dasi berwarna emas kepada Yanto. Yanto menerimanya sambil tersenyum dan memuji Ester yang pandai dalam memilih dasi dan mengatakan bahwa dasinya sangat bagus.

Elaine menjulurkan lehernya dan melihatnya. Meskipun itu merupakan dasi bermerek, tetapi harganya tidak mungkin mahal. Tanpa sadar dia pun mengerutkan bibirnya.

Ester memberikan sebotol parfum Prancis kepada Rina. Parfumnya susah didapatkan, tetapi aromanya sangat kuat. Ini sama sekali tidak cocok untuk Rina, dan dia pasti tidak akan menggunakannya.

Tetapi Rina adalah orang yang bermulut manis. Meskipun dia tidak puas dengan hadiah dari Ester, tetapi dia tetap memuji Ester di hadapan nenek Santoso dan Yanto.

Sekarang giliran Yunita dan Elaine. Ester hanya memberikan mereka masing-masing sekotak coklat.

Yunita menahan emosinya dan menerimanya dengan senyuman.

Elaine tidak menghargainya dan langsung melemparkan coklat itu ke Vivi dan berkata : “ Ambillah, ini coklat mahal dari luar negeri. ”

Vivi tidak mengerti pertikaian diantara mereka. Dia hanya mengambil coklat itu dan mengucapkan terima kasih dengan gembira : “ Terima kasih nona Elaine, terima kasih nona. ”

Ester memandang Vivi yang membuka kotak coklat di hadapannya dan memasukkan coklat di dalam mulutnya. Ester merasa canggung dan tidak tahu harus berbuat apa.

Ekspresi wajah nenek Santoso berubah menjadi buruk dan berkata dengan dingin : “ Ester, mereka juga tidak menghargai apa yang kamu berikan, maka lain kali kamu tidak perlu memberikannya lagi. ”

“ Nek, aku tidak bermaksud seperti itu. Jika adik memberiku kalung berlian, aku tidak mungkin tidak menghargainya. ” Kata Elaine.

nenek Santoso sangat marah dan dia memukul meja dengan keras.

Melihat situasi ini, Rina segera berkata : “ Elaine, bercanda juga ada batasannya. Jangan membuat masalah lagi. ”

Elaine mendengus, lalu berdiri dan berjalan ke atas.

Terdengar suara raungan nenek Santoso dari belakang : “ Apakah ini adalah wanita yang dibesarkan oleh Keluarga Santoso? Sama sekali tidak memiliki sopan santun. ”

Yanto dan Rina segera menenangkan nenek Santoso.

Clara berjalan menuruni tangga dan merasa bahwa dia datang pada waktu yang tidak tepat. Benar saja, nenek Santoso marah padanya dengan berkata : “ Sudah jam berapa dan kamu baru saja bangun? Sama sekali bukan sikap dari seorang gadis bangsawan. Siapa yang mengajarimu kebiasaan buruk untuk berkeliaran di malam hari dan bangun di siang hari! ”

Clara tidak mengatakan apa-apa, karena dia merasa itu hanya akan menghabiskan tenaganya.

Ester menyampirinya dan memberikan sekotak coklat yang tersisa, lalu berkata : “ Clara, ini adalah hadiah yang kubawakan dari luar negeri. ”

“ Terima kasih sudah memikirkanku. ” Clara menerimanya dengan senang hati.

Namun, dia memandang coklat di tangannya dan merasa bahwa Elaine juga tidak salah atas perilakunya. Semua keperluan Ester selama ini adalah uang dari keluarga Santoso. Selama beberapa tahun ini, dia telah menggunakan barang-barang bermerek dan dia hanya kembali dengan membawakan barang seperti ini. Benar-benar sangat tidak tahu malu.

Clara tersenyum, lalu melirik Ester dan berkata : “ Kak, gaunmu sangat bagus. ”

Ini adalah pertama kalinya Ester dipuji setelah kembali dari luar negeri. Lalu, dia dengan semangat berkata : “ Benarkah? Nenek juga mengatakan bahwa gaun ini sangat cocok denganku. Ini adalah limited edition. Model dan warna ini hanya ada satu di dunia. Bahkan jika ada yang sama, maka itu merupakan barang imitasi. ”

Pemikiran Ester sederhana dan dia pun berbicara tanpa henti.

Ekspresi nenek Santoso perlahan berubah lebih baik. Mereka kembali dari luar negeri dan hanya membawakan hadiah yang tidak bernilai. Tetapi gaun yang dikenakan Ester ini bernilai puluhan juta, ini benar-benar sangat keterlaluan.

Dia menatap Yanto dan benar saja, senyum di wajah Yanto pun pudar.

nenek Santoso mengerutkan kening dan menatap Clara dengan tatapan tajam.

Di sisi lain, Clara sedang bercanda dengan Ester. Mereka tertawa keras dan seperti tidak ada masalah apapun.

nenek Santoso tidak mengerutkan keningnya lagi dan merasa bahwa dirinya yang telah berpikir berlebihan. Clara sudah dirawat oleh Rina untuk waktu yang lama, jadi dia tidak mungkin memiliki pemikiran seperti itu.

nenek Santoso menatap Yanto dan berkata : “ Yanto, Ester telah sekolah bertahun-tahun di luar negeri dan dia baru saja kembali. Sebagai pamannya, perkembangannya di masa depan akan tergantung padamu. ”

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu