Suami Misterius - Bab 453 The Little Snowman

Ada edit di bab 448 31/05/2020

Jari Rudy yang panjang perlahan menggesar wajahnya, ia menenangkan dengan nada bicara yang begitu lembut : “Sudah jangan menangis lagi. Kenapa seperti anak kecil, Wilson saja tidak menangis seperti kamu.”

Clara berusaha menahan airmatanya, dengan masih terisak. “Di TK begitu mudah tertular penyakit, sebaiknya jangan biarkan Wilson masuk TK.”

“Bicaramu seperti anak-anak lagi. Dunia sosial begitu rumit, kita tidak mungkin mengurungnya dirumah selamanya. Anak sudah besar, ada banyak hal yang harus ia jalani dan hadapi di setiap fasenya.” Dalam nada bicaranya yang lembut, ada rasa tidak berdaya yang samar terdengar.

“Tapi, akhir-akhir ini sedang pancaroba, perubahan cuaca lebih ekstreme sehingga anak-anak akan gampang sakit. Aku akan membiarkan Wilson beristirahat dirumah untuk beberapa hari, setelah cuaca membaik baru mengantarnya ke sekolah lagi.

Clara mengangguk dan tidak lagi melawan.

Keduanya mengobrol sebentar di depan pintu, tiba-tiba dari ruang rawat terdengar suara tangis anak.

Rudy dan Clara segera kembali ke kamar.

Wilson sudah sadar, ia sedang duduk diatas ranjang dan menangis.

“Wilson, Wilson jangan menangis, mama disini.” Clara merangkul anaknya dengan perasaan tidak tega, ia menciuminya sambil menenangkannya.

“Ma, Wilson disuntik, sakit.” Wilson mengulurkan tangan gemuknya yang diinfus kepada Clara dengan wajah memelas.

Clara memegang tangan gemuk Wilson, hidungnya terasa perih, matanya memerah lagi dan airmata mengalir turun tanpa terkendali. Agar tidak mempengaruhi suasana hati Wilson, Clara segera menghapus airmatanya, lalu memaksakan senyuman dihadapan Wilson.

“Mama cium Wilson juga udah gak sakit lagi, sini mama cium.” Clara mengangkat tangan kecil Wilson dan mengecup pelan tempat yang diinfus.

Wilson terkekeh ia mengulurkan tangannya yang gemuk dan menyentuh wajah Clara.

“Wilson pasti sudah lapar ya, Bibi buatkan bubur ayam kesukaan kamu, ada salad timun dan iga tumis bawang.” Sus Rani membuka kotak bekal anti panasnya dan menuangkan semangkuk bubur untuk menyuapi Wilson.

Kepala Wilson menggeleng kencang, tangannya yang gemuk meraih tangan Clara dan berkata dengan suara yang lembut, “Mau disuapin mama.”

“Iya, sini mama yang suapin.” Clara mengambil mangkuk berisi bubur, mengambil satu sendok untuk di tiup sampai hangat baru menyuapi Wilson.

Wilson membuka mulutnya dan memakan buburnya, wajahnya terlihat begitu bahagia.

Clara menyuapinya dengan sabar, awalnya Rudy berdiri disamping ranjang menemani ibu dan anak ini, namun ponselnya berdering, sehingga ia keluar untuk mengangkat telepon.

Rudy merupakan Presdir Sutedja Group, setiap harinya ada banyak pekerjaan yang tidak hentinya menunggunya, selama dai menjaga anaknya di rumah sakit, ada Raymond dan Aldio yang membantunya mengurus perusahaan, namun ada beberapa dokumen dan keputusa penting yang perlu dia periksa.

Setelah Rudy selesai menerima teleponnya, Clara sudah selesai menyuapi Wilson.

Setelah selesai makan, dia bersandar di pelukan ibunya sambil mendengarkan cerita.

Clara dan Wilson berbaring di ranjang bersama, mengambil beberapa buku cerita yang ada dimeja samping ranjang.

“Wilson mau dengar yang mana, mama bacakan?” Clara bertanya.

Wilson mengulurkan tangannya yang tidak diinfus untuk memilah buku cerita yang ada dihadapannya, lalu mengambil satu buku cerita untuk diserahkan pada Clara.

“The Little Snowman? Wilson ingin mendengar cerita ini.” Clara tersenyum sambil membuka halaman pertama buku cerita, lalu mulai bercerita dengan sabar.

“Akhirnya hujan salju yang lebat sudah reda, ibu kelinci memutuskan untuk keluar mencari makan. Tapi ibu kelinci takut kelinci kecil kesepian, sehingga ia membuat sebuah manusia salju yang memiliki mata yang terbuat dari berry hitam untuk menemani kelinci kecil bermain.”

Kelinci kecil dan manusia salju bermain bersama, setelah lelah bermain, ia kembali ke rumah untuk tidur.

Boneka salju kecil bermain seorang diri dan melompat sampai ke samping hutan.

Boneka salju menangkap tupai yang terjatuh dari atas pohon lalu mengembalikannya ke atas dahan.

Boneka salju kecil mengambil selembar daun kering dan menyelimuti tubuh burung kecilyang sedang tertidur lelap. Setelah dia terbangun, boneka salju kecil baru beranjak dari sana.”

Clara bercerita sampai disini, ia bertanya pada Wilson, “Tupai kecil yang mana?”

“Tupai kecil, burung kecil, boneka salju, kelinci kecil yang sedang tertidur.” Wilson mengulurkan jari kecilnya.

Clara tersenyum sambil mengecup pipinya dan memuji, “Wilson memang pintar.”

Lalu lanjut bercerita.

“Kelinci kecil tidur diatas ranjang, api di perapian membesar dan menjalar kearah tumpukan kayu bakar yang berada disamping perapian.

Ketika boneka salju kecil kembali ke depan rumah, ia melihat percikan api dari jendela.

Boneka salju kecil berlari masuk ke dalam rumah dan melemparkan bola salju kearah api yan begitu besar, namun apinya semakin membesar. Kelinci kecil sedang terduduk diatas ranjang sambil menangis dan berteriak : mama, mama.

Boneka salju kecil melihat kelinci kecil itu dalam bahaya, tanpa memperdulikan dirinya sendiri ia langsung menerjang masuk dan menggendong kelinci kecil. Ketika merasa kalau dirinya sudah hampir meleleh, ia segera meletakkan kelinci kecil di luar rumah, kemudian dia berubah menjadi segenang air dengan dua berry hitam diatasnya.

Setelah ibu kelinci kembali, kelinci kecil langsun berlari ke pelukan ibunya dan menangis dengan begitu sedih.

Mata hari muncul, air berubah menjadi uap dan berubah menjad awan berbentuk boneka salju kecil. Ibu kelinci menunjuk awan dan berkata : “Lihatlah, bukankah boneka salju kecil tetap bersama kita?”

Clara menutup buku ceritanya dan berkata pada Wilson, “Cerita The little snowman ini mengajarkan kita untuk senang membantu orang lain.”

“Oh.” Wilson mengangguk dengan wajah terkantuk.

Clara meletakkan buku cerita disamping, lalu merangkul Wilson, ia menyanyikan 《Lullaby》sambil menepuknya ringan.

“Anakku, tidurlah, terlelap dalam mimpi indah. Tertawa, bahagia, ada aku disini. Anakku, tidurlah, ada aku disini, mimpi indah s’lalu, lelap dalam malam sunyi……….”

Clara adalah penyanyi professional, suara merdu dan jernih, dalam lantunan lagu Clara, Wilson tertidur dengan cepat.

Setelah Wilson tertidur dengan lelap, Clara beru meletakkannya dengan perlahan diatas ranjang, ia menyelimutinya dengan hati-hati. Lalu mengecup pipinya dengan lembut.

Dari awal sampai akhir Rudy terus memperhatikan dengan tatapan lembut dari depan pintu.

Setelah Wilson tertidur dia baru melangkah ke samping Clara, bertanya dengan suara lembut dan rendah : “Kamu juga belum makan kan, kita pergi makan dulu.”

Clara menjaga disamping Wilson sambil menggenggam tangannya, “Aku tidak nafsu makan.”

Alis Rudy mengkerut, ia baru ingin bicara, Sus Rani sudah bicara terlebih dahulu. “Meskipun tidak nafsu makan juga harus makan, anak masih sakit, kalau kamu juga sakit, maka akan kacau.”

Ada ketidakberdayaan dalam nada bicara Sus Rani. Dia merasa Clara adalah gadis yang cantik dan menyenangkan, hanya saja terlalu kekanakkan dank eras kepala.

Setelah mendengar Sus Rani berkata demikian, ia baru pergi makan dengan Rudy.

Lantai satu rumah sakit ada cafeteria, cafeteria rumah sakit menyediakan makanan, meskipun tidak bisa dibandingkan dengan restoran, namun cukup bersih dan higienis.

Rudy mengambil tray makanan, lalu memesan beberapa macam makanan dan dua mangkuk nasi sesuai dengan selera Clara.

Namun Clara sungguh tidak nafsu makan, baru makan dua suap dia sudah meletakkan sendoknya.

Rudy menghela tidak berdaya, ia mengambilkan sepotong paha ayam dan meletakkannya di mangkuknya, “Kondisi fisik anak lemah, sakit adalah hal yang sulit dihindari. Mycoplasma Pneumonia bukanlah hal yang serius, jangan terlalu khawatir.”

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu