Suami Misterius - Bab 714 Tindakan Yang Berlebihan

Bab 714 Tindakan Yang Berlebihan

“Lain kali giliranmu istirahat, beritahuku lebih awal, tidak peduli di mana aku berada, aku berjanji akan terbang ke sisimu, oke?”

Rudy tersenyum lembut dan mengangguk, “Oke.”

Tapi berkata selalu lebih mudah daripada melakukannya.

Meskipun gilirannya istirahat, Rudy sangat jarang dapat benar-benar beristirahat.

Di usia segini duduk di posisi saat ini, sudah membuat banyak orang iri padanya.

Lagipula, dia bermarga Sunarya, dengan aura ayahnya, kalau tidak menunjukkan sedikit prestasi, dia tidak dapat memberikan penjelasan pada orang lain dan juga dirinya sendiri.

“Pergilah, jangan terlambat.

Kamu selalu bilang harus profesional, jangan sampai orang lain menunggumu.”

Rudy melepaskannya dan berkata.

“Ya.”

Clara mencium di pipinya.

Kemudian membuka pintu dan turun, bergegas menuju ke lokasi syuting, sebelum masuk, dia memutar kepala melambaikan tangan padanya.

Clara masuk ke lokasi syuting, Melanie sudah menunggu di luar pintu.

“Jangan-jangan semuanya sedang menungguku?”

Clara bertanya dengan penuh perasaan bersalah.

“Jangan khawatir, adegan pertama belum selesai.”

Melanie berkata.

Bagian Clara dijadwalkan pada adegan kedua, dan Samara pada adegan pertama.

Samara berperan sebagai mahasiswa Universitas Tsing Hua, seorang pemuda progresif, ditangkap oleh polisi karena demo di jalan.

Akhirnya meninggal di penjara.

Adegan pertama yaitu Samara ditangkap polisi.

Dia mengenakan seragam sekolah di masa Republik Tiongkok, rambutnya berantakan, dan merias wajah babak belur oleh perias wajah, penampilannya terlihat sangat buruk.

Adegan ini tidak terlalu sulit, tetapi Samara sangat jelas berada di luar kondisi, mengulanginya beberapa kali.

" Samara berasal dari kelas akting, dia berakting dengan bagus di beberapa adegan sebelumnya.

Apa yang terjadi hari ini?"

Clara bertanya dengan santai.

Biasanya kalau aktor menampil dengan tidak normal, sebagian besar akan mengatakan terjadi sesuatu yang menyebalkan.

Namun, Clara tidak peduli apa sebenarnya yang menyebabkan Samara kehilangan standar.

Dalam industri hiburan, hal yang paling tabu adalah kepo.

Lagipula, Samara merupakan musuhnya.

Sampai Clara selesai merias wajah, mengganti kostum dan memasuki lokasi syuting, Samara masih belum menyelesaikan adegan pertama.

Sutradara sudah berteriak marah.

“ Samara, apakah kamu bisa berakting?

Sekarang kamu ditangkap, mana perasaan takut?

Mana kemarahannya? Dan mana ekspresinya? Apakah kamu hanya tahu menetes air mata?”

Sutradara melampiaskan kemarahan, seluruh kru tidak ada yang berani berkata.

Samara tidak berhenti membungkukkan tubuhnya meminta maaf, matanya memerah, ditambahkan pakaian yang dia kenakan sekarang, benar-benar terlihat kasihan.

“Istirahatlah sebentar, siap-siap adegan berikutnya.”

Sutradara menekan kemarahan dan berkata.

Samara menundukkan kepala, dan berjalan ke mobil dengan sedih.

Asistennya segera menyerahkan handuk hangat dan gelas hangat padanya.

Samara membuka tutupnya dan meminum seteguk, kemudian berkata, “Kalian turun dulu dari mobil, aku ingin tinggal sendirian.”

Kemudian, supir dan asisten turun dari mobil, dalam mobil hanya tersisa Samara sendirian.

Dia mengulurkan tangan mengunci pintu mobil, kemudian dengan tidak sabar mengeluarkan ponsel, menghubungi sebuah nomor telepon.

Setelah terhubung, tidak menunggu pihak lain berkata, Samara segera berteriak marah: “Mobil ayahku sedang menunggu di luar lokasi syuting, dia sudah siap-siap menjemputku ke keluarga Sun.

Apakah kamu memiliki kemampuan untuk membantuku menyingkirkan pernikahan keluarga Sun ?

Aku telah membantumu melakukan begitu banyak hal, bukan untuk menikahi si bodoh itu!”

“Hanya bertemu dan makan bersama, perlukah kamu begitu kesal?”

Terdengar suara acuh tak acuh dari dalam telepon.

“Kamu seharusnya tahu, aku pergi ke keluarga Sun, tidak hanya untuk makan bersama.

Ayahku menyuruhku kencan buta dengan si bodoh itu.

Kalau pasangan suami istri keluarga Sun benar-benar tertarik padaku, aku tidak akan bisa melarikan diri.

Kalau menikahi si idiot, maka hidupku akan hancur.

Aku memperingatkanmu, kalau kehidupanku menjadi buruk, kamu juga jangan berharap bisa hidup senang.

Kalau hal-hal yang kamu minta aku lakukan diketahui Rendi, mungkinkah dia membunuhmu?

Aku mendengar Tuan muda Sunarya bukan seseorang yang berhati lembut."

Nada bicara Samara terdengar kesal, sangat jelas sedang mengancamnya.

Tetapi orang di dalam telepon sepertinya tidak takut, nadanya tetap acuh tak acuh, bahkan sedikit meremehkannya.

" Samara, kamu terlihat pintar, tapi sebenarnya bodoh.

Tidak sulit untuk membuat keluarga Sun tidak tertarik padamu, bawa saja orang yang statusnya lebih tinggi darimu, dan lebih menarik perhatian, setelah beras menjadi nasi, maka tidak akan ada urusanmu lagi!"

Setelah mendengar, akhirnya Samara menstabilkan emosinya dan mulai berpikir.

Tidak ada lagi pembicaraan dari dalam telepon, kemudian terdengar bunyi bip sibuk di telepon.

Ketika Samara kembali ke lokasi syuting, kondisinya jelas sudah membaik.

Meskipun mengulanginya dua kali, tapi berlalu dengan lancar untuk ketiga kalinya.

Adegan berikutnya adalah adegan berlawanan antara Clara dan Samara.

Satu berperan sebagai siswi yang polos dan progresif, dan satu lagi wanita gaul yang menarik, hampir tidak ada pergaulan diantara keduanya, oleh karena itu, hanya ada satu adegan ini.

Samara berperan sebagai peran wanita ketiga dengan tegas mengkritik wanita gaul rela merendahkan diri, dan bersedia menjadi mainan pria.

Adegan ini berakhir dengan lancar.

Mungkin memarahi Clara secara terang-terangan membuat Samara merasa sangat bahagia.

Proses syuting pagi segera berakhir.

Kru syuting mulai membagi kotak bekal.

Clara tidak pernah bersikap sombong, jadi dia selalu sama seperti staf lainnya, memakan kotak bekal yang didistribusikan oleh kru.

"Makanan di kota Jing benar-benar lezat, sangat jarang kotak bekal dalam kru tidak begitu buruk."

Melanie memegang kotak bekal, makan sambil berkata.

"Ada makanan masih begitu cerewet."

Clara tersenyum berkata.

Mengulurkan tangan mengambil botol air mineral, dan meminumnya.

Dia menggigit dan mengunyah sepotong paha ayam, rasanya tidak buruk, cuman agak asin.

Setelah meminum air, Clara meletakkan botol air mineral, begitu mengangkat kepala, kebetulan melihat dua orang berjalan melewatinya.

Salah satunya Samara, dan satunya lagi Altria.

Altria baru saja membuat keributan di dalam kru syuting, sekarang masih berani datang.

Clara benar-benar mengagumkan keberaniannya.

“Mengapa Altria datang ke sini?”

Clara bertanya dengan bingung.

“Bagaimana mungkin aku tahu.”

Melanie menggigit paha ayam, mulutnya penuh dengan daging, dia menjawab dengan tidak jelas.

Clara meliriknya, bocah ini hanya tahu makan, tidak mirip seorang asisten sama sekali.

“Emangnya kamu tidak pandai mencari tahu?

Di bawah hidungmu ada mulut, emangnya hanya untuk makan?”

“Kamu benar-benar suka mengurus urusan orang lain.”

Melanie memasukkan paha ayam ke dalam mulutnya, kemudian berdiri dengan enggan.

Mendekati para staf dan menanyakan tentang tujuan kedatangan Altria.

Clara tidak berselera makan, jadi dia juga melepaskan sumpit di tangannya.

Sebenarnya dia tidak ingin ikut campur dalam urusan Altria, tapi Altria bermarga Sunarya, tidak peduli apapun yang dia lakukan di dalam kru, Clara sebagai kakak iparnya juga akan ikut disalahkan.

Melanie tidak hanya pandai makan, mulutnya juga ahli berkomunikasi.

Tidak lama kemudian langsung mengetahui jelas tentang tujuan Altria datang ke kru.

“ Altria datang karena dipanggil sahabatnya Samara.

Samara menyuruh Altria meminta maaf pada Sutradara Wu.

Apakah otak Altria bermasalah? Pikirannya benar-benar terlalu sederhana.

Apakah dia menyangka dengan beberapa kata, Sutradara Wu langsung akan meminta Ruben kembali.”

Setelah Ruben pergi, posisinya telah digantikan orang lain.

Kalau Ruben kembali, bagaimana dengan wakil Sutradara yang sekarang ini? Oleh karena itu, Ruben tidak akan bisa kembali ke kru lagi.

Jadi Altria datang meminta maaf, hanyalah tindakan yang berlebihan.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu