Suami Misterius - Bab 1215 Menyederhanakan

Keduanya keluar dari ruang makan dan kembali ke rumah sakit.

Perawat berkata: Erwin baru saja makan dan tertidur lagi.

Alfy bertanya kepada perawat tentang kondisi Erwin di sore hari. Perawat berkata, "Suhu tubuh Tuan Sanusi, buang air kecil, dan lainnya, semuanya normal. Dia sempat terbangun dua kali, di waktu pertama, dia makan lebih dari setengah mangkuk bubur, di waktu yang lain, dia tampak seperti mengalami mimpi buruk. Dia meraih tanganku dan tidak berhenti bertanya: Apakah wanita itu tertangkap? "

Mata Alfy menjadi dingin setelah mendengarkannya.

Keyra sepertinya merasakan hawa dingin di sekujur tubuh Alfy, secara spontan Keyra langsung meraih tangannya. Alfy menoleh dengan ragu-ragu dan menatapnya, sedikit menaikkan sudut bibirnya, tersenyum ringan dan menghilangkan rasa dingin di sekitarnya.

Karena Erwin sedang beristirahat, Alfy dan Keyra tidak masuk ke dalam bangsal mengganggunya, tetapi berdiri di luar bangsal dan berbicara.

“Mengapa paman tiba-tiba sakit?” Keyra bertanya dengan bingung.

“Pengasuh yang baru dipekerjakan dalam rumah telah mencuri barang-barang ibuku. Ayahku sangat kesal dan menyebabkan serangan jantung,” Alfy menjawab dengan sederhana.

"Apakah sudah menelepon polisi? Apakah perlu bantuanku?"Keyra bertanya. Pengasuh mencuri, barang yang dicuri adalah perhiasan berharga, pencurian adalah kejahatan serius. Pengacara seperti Keyra sangat akrab dalam kasus seperti ini.

Alfy menggelengkan kepalanya dan menolak, dan menjawab dengan nada lembut: "Sudah melaporkannya ke polisi. Ini hanya masalah kecil, aku bisa menyelesaikannya."

Dalam hatinya, Alfy tidak ingin Keyra melihat sisi kotor keluarga Sanusi. Hanya seorang pengasuh kecil, Alfy masih bisa mengatasinya.

Alfy jarang menggunakan kekerasan untuk menekan orang lain, tetapi bukan berarti Alfy tidak bisa melakukannya.

Alfy mengulurkan tangan, mengusap kepala Keyra dan berkata, "Aku akan mangantarmu kembali."

Keyra menggelengkan kepalanya, "Aku mengemudi mobil kemari."

"Um." Alfy menanggapinya dan mengangguk, berkata dengan penuh perhatian: "Perhatikan kondisi lalu lintas di jalan raya dan berkendaralah perlahan."

“Aku tahu, mengapa berkata panjang lebar seperti ayahku.” Keyra selesai berbicara, menjinjit jari kakinya, mematuk bibir Alfy, kemudian melambai tangan padanya dan bersiap untuk pergi.

Namun, sebelum Keyra melangkah pergi, Alfy memegang lengannya dan menariknya ke dalam pelukannya, memeluknya dengan erat.

Keyra membenamkan kepalanya di dada Alfy dan dengan patuh membiarkan Alfy memeluknya.

“Tidak bisa merelakanku?” Keyra bertanya.

“Um,” Alfy menjawab, suaranya rendah dan serius.

Keyra tersenyum seperti bunga, ujung jarinya dengan lembut diletakkan di dada Alfy.

Alfy meraih tangannya yang gelisah, menariknya ke bibirnya dan mencium dengan lembut, seperti tidak merelakannya.

Saat ini, pintu bangsal terbuka, perawat berdiri di depan pintu dan berkata, "Tuan Muda Sanusi, Tuan Sanusi sudah bangun ..."

“Um, aku mengerti,” Alfy menjawab dan menarik lengannya di sekitar pinggang Keyra.

"Aku sudah harus pergi." Keyra berkata sambil tersenyum. Jika terus di sini, maka Keyra akan benar-benar melewatkan akses pintu masuk, dan pada saat itu tiba, Keyra harus melihat wajah abangnya lagi.

“Um, telepon aku jika sudah sampai di rumah.” Setelah selesai berbicara, Alfy melihat Keyra pergi sampai sosoknya menghilang dari pandangan, barulah kembali ke bangsal.

Dan Keyra pulang ke rumah, karena kondisi jalan tidak macet, jadi Keyra pulang lebih awal satu jam.

Ruang tamu di lantai pertama terang benderang, dan keluarga itu masih belum tidur dan duduk di ruang tamu sambil mengobrol.

Clara mengundang Lena dan Ahyon untuk minum teh di sore hari. Mereka sekarang memiliki putra dan putri. Ada banyak hal yang perlu dikhawatirkan di rumah, dan jarang sekali bisa bertemu.

Lena mengeluh bahwa putranya bahkan tidak punya kekasih dan harapannya untuk memiliki cucu masih sangat jauh.

Dan Ahyon juga sangat khawatir dengan anak keduanya.

Waktu dulu, Ahyon melahirkan anak kembar. Karena susah memiliki bayi, jadi Hyesang sangat memanjakan anaknya, sampai tidak rela memukul ataupun marah, setiap Ahyon ingin menegur anak-anaknya, Hyesang pasti berselisih dengannya.

Meski kedua putranya kembar,tetapi temperamen mereka sangat berbeda. Abang sejak kecil adalah bayi yang patuh, setelah besar, sangat dewasa dan stabil. Baik itu pendidikan, pekerjaan, atau pernikahan, tidak pernah membuat orang tuanya khawatir.

Saat ini, di usia muda, jabatannya tidak rendah, tetapi kepribadiannya sangat rendah hati. Tahun lalu kawin tembak, istrinya juga seorang wanita terkenal dan baru saja melahirkan seorang putri di awal tahun, dan seluruh keluarga memperlakukan seperti harta.

Sedangkan adik laki-laki, benar-benar raja iblis, dari kecil hingga besar, tidak ada satu haripun yang dilewati dengan tenang, masalah yang dia buat sudah bisa muat dalam satu buah kereta. Dia belajar dengan baik di dalam negeri, tetapi kemudian mengambil keputusan sendiri dan belajar di luar negeri, setelah lulus, dia bekerja di bidang keuangan di luar negeri.

Pada awalnya, Ahyon mengira putranya sudah tumbuh besar dan bisa berpikir dewasa, tidak perlu khawatir. Alhasil, bocah ini ikut campur di pasar modal asing. Setelah kembali ke China, dia semakin menjadi, dengan beraninya mengontrol dana dan memanipulasi pasar saham. Hyesang nyaris tidak membiarkan bocah tengik itu masuk.

Kemudian, suami istri itu saling berdiskusi, anak tidak dewasa, alasannya mungkin karena tidak ada penanggungjawab, jadi setelah berkeluarga mungkin akan baik-baik saja. Karena itu, mulailah melakukan kencan buta pada putranya, mendesak bocah tengik itu untuk menikah.

Tuan Muda kedua Sutedja sangat senang kali ini, dan langsung membawanya pulang, calon menantu itu cantik dan anggun, dengan latar belakang yang baik, benar-benar sempurna. Tapi Hyesang dan Ahyon adalah orang yang berpengalaman, dari pandangan sekilas mereka sudah bisa tahu bahwa putra mereka sama sekali tidak menyukai gadis itu, tetapi hanya sekilas saja untuk menyenangkan hati mereka.

Tapi Tuan Muda kedua Sutedja cepat dan tegas, langsung membuat kesepakatan dengan pihak keluarga wanita dan langsung bertunangan.

Ahyon sangat terluka, berusaha menahan amarahnya, berbicara dengan sungguh-sungguh dan mengajar dengan penuh kesabaran. Ahyon memberitahu kepadanya, menikahi seorang wanita yang tidak dicintai, sangat tidak adil bagi dirinya ataupun gadis itu. Bagaimana jika dirinya bertemu dengan seseorang yang dia sukai setelah menikah?

Alhasil, Tuan Muda kedua Sutedja mencemooh, dan menjawabnya dengan acuh tak acuh: Jika bertemu dengan seseorang yang aku suka, jadi simpananku saja, selembar kertas itu tidak berarti apa-apa. Terlebih lagi, tunanganku adalah orang yang paling realistis, selama dia mendapatkan uangnya, maka dia bisa mengabaikan semuanya.

Tuan Muda kedua Sutedja bertunangan dengan sangat meriah, bahkan tanggal pernikahan sudah ditetapkan. Melihat hari pernikahan semakin dekat, Ahyon semakin tidak berdaya, dan mulai mengatur masalah pernikahan, bahkan mengirimkan undangan pernikahan.

Sebentar lagi akan menjadi sebuah keluarga, Ahyon mengusulkan untuk bertemu dengan orang tua pihak wanita untuk membicarakan pernikahan dan mas kawin. Alhasil, Tuan Muda kedua Sutedja melambaikan tangannya dan memberitahu kepada orang tuanya bahwa hubungannya dengan tunangan sudah berakhir dan sudah putus lebih dari setengah tahun.

Ahyon hampir mengalami serangan jantung setelah mendengarkannya.

Setelah Clara selesai berbicara, lalu berkata dengan emosi, "Aku lihat raut wajah Ahyon sangat buruk akhir-akhir ini, benar-benar sangat marah. Jelas-jelas anaknya kembar dalam satu rahim, kakak pertama bijaksana dan penurut, Mahen bernar-benar seperti seorang penagih hutang karma."

"Aku sudah mengingatkan Hyesang sebelumnya, anak keduanya itu terlalu pintar dan terlalu banyak pemikiran. Jika mendidiknya dengan baik, maka akan sukses. Jika tidak dididik dengan baik, maka akan menjadi penyebab masalah. Sayangnya, Hyesang sangat menyayangi putranya, tidak rela memarahinya dan memukulnya. Mahen sekarang sangat berani dan tidak takut pada apapun. Untungnya, dia masih tahu batasannya. Jika tidak, keluarga Sutedja mungkin tidak bisa menahannya."

“Berharap saja di masa mendatang, ada seseorang bisa mengendalikannya,” Clara berkata.

Rudy mendengus acuh tak acuh, "Berharap saja begitu."

Tapi nyatanya, Rudy sama sekali tidak menggantungkan harapan. Orang yang bisa mengendalikan Tuan Muda kedua Sutedja mungkin saja belum lahir.

Keyra berjalan masuk, mendengar samar-samar, lalu menebak bahwa mereka sedang berbicara tentang Mahen .

"Ada apa dengan abang kedua? Bulan depan akan menikah, kan? Harinya sudah ditetapkan, kita akan pergi bersama minum anggur pernikahannya.

“Kamu terlalu banyak berpikir.” Clara menjawabnya dengan santai.

“Putus lagi.” Keyra tampak acuh tak acuh. Mantan kekasih Mahen sudah tidak dapat dihitung dengan sepuluh jari, tidak tahu lagi peri mana yang bisa mengendalikan raja iblis ini di masa depan.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu