Suami Misterius - Bab 660 Sepasang Kekasih

“Kena marah lagi ?”

Tary berkata dengan nada tidak berdaya.

Hyesang menggerakkan pundak sendiri dan tidak berbicara, lalu terus berjalan menghampiri dan duduk di samping Tary.

“Dasar, siapa suruh kamu dulu suka berulah.”

Tary mengeluhnya.

Kelebihan terbesar orang keluarga Sutedja adalah tidak akan mengelak tanggung jawab kepada orang lain.

Risma Mirah membuat keributan di acara pernikahan, berdasarkan logika, Risma Mirah adalah anggota keluarga Mirah, sehingga keluarga Mirah yang harus bertanggung jawab dalam kejadian ini.

Namun Dimas Sutedja malah balik mendidik dan memaki anak sendiri, seandainya dulu Hyesang tidak pernah terlibat masalah dengan Risma Mirah, maka tidak akan menimbulkan masalah belakangan ini.

Seandainya Hyesang tidak ada perasaan suka dan cinta terhadap Risma Mirah, seharusnya jangan memancing perasaan Risma Mirah lagi.

Hyesang terlalu banyak utang asmara, sehingga cepat atau lambat harus membayarnya.

“Ibu, ayah barusan sudah habis memaki, ibu tolong ampuni aku.”

Hyesang menarik lengan Tary dan membujuknya.

Tary mengulurkan jari dan menusuk ringan pada dahi Hyesang, “Aku tidak mau banyak mengomel, tetapi kamu lihat saja sendiri, bagaimana hidupmu sekarang, kamu juga sudah berkeluarga, tetapi hidupnya masih begitu tidak tenteram.

Kalau tahu begini aku tidak akan setuju pernikahan…” “Ibu !”

Hyesang langsung memotong pembicaraan ibunya.

Tary mengeluh nafas berat, lalu mengulurkan tangan dan berkata :”Sini ponselmu.”

“Buat apa ibu minta ponselku ?”

Hyesang bertanya pada Tary, namun juga meletakkan ponselnya ke dalam telapak tangan Tary.

Tary mengambil ponsel Hyesang, lalu mencari nomor ponsel Ahyon dan langsung menghubunginya.

Telepon tersambung dan berdering dalam waktu yang lama, akhirnya ada yang mengangkatnya juga.

Di sisi telepon, terdengar suara Ahyon yang dingin dan datar :”Ada apa ?”

Tary dengan refleksnya mengerutkan alis, merasa bahwa nada bicara Ahyon terhadap Hyesang tidak seperti suami istri biasanya.

Tidak butuh alasan untuk bertelepon antara suami dan istri ! Tary berpikir kembali mengenai pengalaman dirinya di masa muda.

Semua orang tua pernah melalui waktu masa muda, meskipun Tary dan Dimas Sutedja tidak melewati masa pacaran, namun hubungan setelah pernikahan juga sangat mesra dan harmonis.

Pada saat itu, ketika Tary menerima telepon dari Dimas Sutedja, pastinya akan tersenyum dan bertanya, “Kangen sama aku ya ?”

Tary berpikir sampai di sini, tidak bisa menahan untuk menggeleng kepala sendiri dan mengeluh, kesannya sangat mengasihani anak sendiri.

“Ahyon ya, aku ibu.”

Tary berkata.

Di sisi telepon, Ahyon jelasnya juga terbengong, Tary menggunakan ponsel Hyesang untuk menelepon dirinya, sebenarnya apa yang terjadi ?

“Ibu, ibu ada perlu ?”

Nada bicara Ahyon sedikit tidak nyaman.

“Aku mana ada keperluan lain lagi, hanya merisaukan masalah kalian berdua.”

Suara Tary dipenuhi oleh nada tidak berdaya.

“Aku hari ini pergi ke rumah baru kalian, lantai di rumah sudah berdebu, tetapi tidak ada yang membersihkan, cuaca yang begitu panas, tetapi jendela rumah juga tidak dibuka.

Ada lagi, dapur kalian sama sekali tidak ada bau minyak, sepertinya kalian sama sekali tidak pernah masak di rumah, tidak tahu juga apa yang kalian makan selama ini ! Rumah yang tidak layak disebut rumah, kalian hanya anggap rumah itu sebagai hotel ya !”

Ahyon mengerutkan bibir dan tidak berbicara, diam-diam mendengar didikan ibu mertuanya.

Ahyon mengetahui bahwa, Hyesang tidak mungkin memberitahukan masalah pisah rumah kepada ibunya.

Namun Tary juga bukan orang yang bodoh, jelasnya sudah bisa menebak setelah mengunjungi rumah baru mereka.

Pada saat ini, Tary tidak berkata dengan terus terang, tandanya sudah menjaga harga diri Ahyon.

“Haih, kalian sekarang masih muda, hanya fokus sama karir, makanya tidak ada waktu luang untuk mengurus masalah rumah tangga.

Aku sudah diskusi dengan ayah kalian, mendingan kalian pulang saja dan tinggal di rumah ini, setidaknya kami berdua masih bisa bantu menjaga pola hidup kalian.”

“Ibu…” Ahyon ingin membantahnya, namun dalam seketika dia tidak dapat menemukan alasan yang masuk akal.

“Sudahlah, begini saja keputusannya, sore ini aku suruh orang memindahkan barang kalian yang ada di rumah baru.”

Tary langsung menekan keputusannya, setelah itu dia sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada Ahyon untuk membantahnya, dan langsung memutuskan teleponnya.

Tary mengembalikan ponselnya kepada Hyesang, lalu bertanya dengan nada tidak berdaya :”Sudah berapa lama kalian pisah rumah ?”

“Ibu, aku sama Ahyon bukan pisah rumah, hanya ingin menenangkan diri saja.”

“Jangan mengelak kesalahannya.”

Tary sedikit emosi, namun juga tidak berdaya apapun.

“Hari ini aku suruh pembantu rumah memindahkan semua barang kalian, setidaknya di bawah pengawasan aku, Ahyon tidak akan pisah kamar denganmu secara terang-terangan.”

Hyesang terbengong sejenak, dia tidak mengira bahwa ternyata begini tujuan ibunya menyuruh Ahyon pindah ke sini, dikarenakan ibunya terus menentang pernikahan dirinya dan Ahyon, sehingga wajar saja kalau dia mengira bahwa ibunya ingin memarahi Ahyon dengan kesempatan ini.

Sementara ibu adalah orang yang paling mengerti dengan pemikiran anaknya sendiri, sehingga Tary langsung mengerti isi pemikiran Hyesang terhadap dirinya.

“Kamu tidak perlu khawatir, aku bukan ibu mertua yang jahat, tidak akan menyiksa istrimu.

Memang benar kalau aku dulu tidak setuju pernikahan kamu dan Ahyon.

Sifat Ahyon terlalu datar, dan juga tidak sanggup hamil lagi, jelasnya tidak cocok menjadi pasangan hidupmu.

Tetapi seandainya dia sudah menikah denganmu, tandanya kita sudah sekeluarga.

Saras Yang sudah meninggal dunia, aku yang menjadi ibu mertua sama saja dengan ibunya Ahyon, aku akan menjaganya dengan baik.”

“Ibu, ibu baik sekali.

Lembut, berbaik hati dan teladan, pantas saja ayah akan memilih ibu untuk menjadi istrinya.”

Hyesang tersenyum dan memeluk lengan Tary.

“Sudahlah, jangan menyanjung lagi.

Kamu ya, kalau bisa hidup baik-baik dan jangan membuat aku khawatir lagi, aku sudah sangat bersyukur.

Antara suami istri, tidak ada masalah yang tidak bisa selesai di atas ranjang, seandainya kalau sampai pisah ranjang, jadinya sama sekali tidak ada kesempatan lagi.”

Tary tidak bisa bertahan untuk mengeluh.

Akan tetapi, cara kerja Tary sangat cepat, setelah bertelepon dengan Ahyon pada siang hari ini, dia sudah memindahkan semua barang Ahyon dan Hyesang ke dalam villa Sutedja pada sorenya.

Lantai satu di villa adalah ruang keluarga, sementara hampir semua ruang di lantai dua adalah kamar tamu.

Tary sengaja menyuruh pembantu rumahnya untuk membereskan sebuah kamar yang tepat berada di samping kamarnya sendiri, kamar tersebut adalah sebuah ruang rangkaian kecil dengan luas enam puluhan meter, di dalamnya terdiri dari kamar tidur dan kamar mandi, di luarnya ada sebuah ruang keluarga yang kecil yang telah dilengkapi dengan kursi dan rak buku, dapat juga dijadikan sebagai ruang baca.

Ada sebuah balkon di kamar tersebut dan sudah memajang berbagai tanaman, mereka dapat menikmati cahaya matahari di balkon sambil membaca buku maupun meminum kopi.

Gorden dan perlengkapan kasur juga telah diganti baru, semuanya diganti dengan warna hangat yang sangat nyaman, cocok sekali untuk pasangan suami istri yang baru menikah.

Tary yang memimpin pembantu dalam membereskan barang Hyesang dan Ahyon, segalanya diatur dengan sangat teliti dan perhatian.

Pada saat makan malam, Tary juga sengaja memesan kepada pembantu untuk menyediakan hidangan makan malam yang sangat banyak.

Dulu hubungan Tary dan Saras Yang sangat baik, Saras Yang sering membawa Ahyon dan Ramzez mengunjungi rumahnya, sehingga Tary sangat mengerti dengan selera kedua anak ini.

Oleh sebab itu, Tary memesan lagi kepada pembantu untuk menyiapkan beberapa sayur kesukaan Ahyon.

Setelah menyiapkan segalanya, anggota rumah pulang secara bergiliran, Tary menelepon Ahyon lagi, hatinya kembali lega setelah memastikan bahwa Ahyon akan pulang ke rumah.

Tary sudah mengenal Ahyon pada saat Ahyon masih kecil, meskipun sifat Ahyon sangat datar, namun kepribadian dan penampilannya termasuk sangat sempurna, sehingga bagaimanapun pertengkaran antara Ahyon dan Hyesang, Ahyon tetap akan bertingkah sopan apabila di hadapan orang tua.

Tary dan Meiji sedang mengobrol di ruang tamu, lalu mendengar suara mesin mobil dari halaman rumahnya, setelah itu Hyesang dan Ahyon masuk bergiliran ke dalam rumah.

“Ibu, ibu coba lihat, Hyesang sama Ahyon memang pasangan serasi, aku jadi merasa diriku sudah tua apabila melihat mereka.”

Meiji tersenyum dan bercanda.

Dikarenakan masalah Tata, Meiji telah berhasil menyinggung perasaan Hyesang, sehingga sangat ini dia sangat berhati-hati dalam berbicara.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu