Suami Misterius - Bab 1362 Menduduki Jabatannya

Tangisan dan suara keluhan Julie bercampur dengan suara getar ponsel yang tiba-tiba.

Guan menjawab telepon dengan wajah muram, suara sekretaris terdengar dari telepon itu, "Direktur Maveris, perusahaan mengadakan rapat direksi pemegang saham dadakan. Mohon anda ikut hadir.”

“Perusahaan mengadakan rapat direksi pemegang saham, kenapa aku yang kepala direktur ini bisa-bisanya tidak dberitahu lebih dulu ya?” kata Guan dengan matahnya.

Sekretaris itu merapatkan bibirnya tak bicara, setelah diam sejenak, dia berkata lagi, “Direktur Maveris, setengah jam lagi, aku akan pergi ke perusahaan sekalian menjemputmu.”

Setelah telepon ditutup, Guan jadi semakin marah dan kesal. Dia bahkan membanting ponselnya sampai hancur berkeping-keping.

Sedangkan Julie yang telah dimanjakan dan dienakkannya selama bertahun-tahun ini sudah tidak lagi memperhatikan ekspresi pria ini. Dia masih saja menangis dan menarik Guan, terus bertanya kapan Guan bisa menyelamatkan dan membebaskan anaknya.

Guan jadi sangat kesal terus ditarik seperti ini. Dia pun menepis Julie dua kali. Tapi Julie masih saja seperti penipu yang tidak malu yang tidak mau melepaskannya. Guan kesal, dia pun langsung menampar wajah Julie.

Julie tercengang dan sangat terkejut ditampar olehnya. Dia memegangi wajahnya sambil menatapnya, dan tidak bereaksi cukup lama.

Guan menendangnya dan memakinya dengan marah, “Menyuruhku menyelamatkannya? Aku saja sekarang tidak tahu harus menunggu siapa yang akan menyelamatkanku. Semua orang saja akan berusaha mendorongku dari posisi sebagai kepala direksi Shinee Movie. Dan kelihatannya masa karirku akan berakhir!”

Perusahaan tidak akan pernah mengadakan rapat pemegang saham tanpa alasan. Jabatannya ini selama ini selalu saja diincar oleh orang lain. Sekarang dia tidak beruntung, maka langsung ada orang yang tak sabar untuk segera menjatuhkannya.

Julie terduduk di lantai setelah ditendang oleh Guan. Dia memegang wajahnya dan mulai menangis lagi. Guan kesal mendengar tangisannya itu, dia mengangkat kakinya lagi dan menendangnya untuk melampiaskan kemarahannya.

“Menangis, menangis, menangis terus saja. Kamu hanya tahu menangis saja. Aku sampai kesal mendengar tangisanmu itu. Sama-sama anakku, Diva dari kecil adalah anak yang sanagt pandai dan dewasa. Coba kamu lihat anak bodohmu itu. Bukan hanya bodoh seperti babi, kuliah sudah bertahun-tahun, tapi masih saja tidak lulus lulus. Jika bukan karena aku, dia dari awal pasti sudah di DO oleh kampusnya. Kalau hanya bodoh tak masalah deh, tapi dia malah masih saja membuat masalah dimana-mana. Beberapa tahun ini, aku sudah menyelesaikan berapa banyak masalah yang dia buat hah. Karena dia, para pemegang saham perusahaan tidak senang dan tidak puas denganku. Dan semuanya ingin melongsorkanku. Begitu aku jatuh dari jabatanku, kamu dan anak kesayanganmu itu tinggal tunggu kelaparan sampai mati saja!”

Julie langsung pucat ketakutan begitu mendengar ini. Dia langsung memeluk paha Guan, “Guan, tidak, tdak akan ada apa-apa yang terjadi padamu kan? jika terjadi sesuatu buruk padamu, bagaimana denganku dan anakku. Kamu setidaknya harus meninggalkan uang untuk kami kan?”

Masalah sudah sampai pada akhirnya, tapi di otak Julie masih saja hanya memikirkan dirinya sendiri. Guan marah lagi dan kemudian menendangnya lagi sampai terlepas darinya.

“Kamu masih mau uang. Aku beritahu ya kamu. Jika aku jatuh dari jabatanku, kamu tidak akan mendapatkan satu sen pun uang dariku. Kamu tinggal tunggu saja kehidupan lamamu, kembali melanjutkan jadi wanita bar sana. Namun, kamu sekarang sudah tua, tidak tahu apa masih bisa mendapatkan pelanggan.”

Selesai Guan bicara, di halaman terdengar suara mobil yang sudah dinyalakan. Mobil perusahaan sudah berhenti tepat waktu di depan pintu vila.

Guan malas mempedulikan Julie lagi. Dia mengenakan jasnya, merapikan dasinya, lalu naik dan masuk ke dalam mobil.

Mobil melaju sepanjang jalan sampai memasuki parkiran bawah tanah gedung perusahaan Shinee Movie.

Dengan ditemani oleh sekretaris dan juga pengacara, Guan naik lift dan tibalah dia di ruang rapat.

Pada saat ini, di dalam ruang rapat yang besar itu sudah dipenuhi oleh semua pemegang saham perusahaan. Kursi utama masih kosong, Guan dengan dibantu berjalan oleh sekretarisnya duduk di kursi itu.

Tatapan matanya jatuh memandangi ke semua pemegang saham. Pada akhirnya, tatapannya jatuh ke Diva.

Diva duduk di kursinya sendiri. Ekspresinya begitu tenang. Sedangkan Mahen duduk di sampingnya terlihat begitu malas seperti ingin bermain-main. Jarak mereka duduk sangat dekat sekali. Satu tangan Mahen dengan seenaknya melingkar di belakang kursi Diva, terlihat sangat mesrah sekali.

“Tamu besar dan spesial tuan muda kedua Sutedja datang kesini, aku benar-benar tidak baik karena tidak menyambutmu.” Kata Guan dengan ejekan yang cukup dingin.

Mendengar ini, Mahen masih dengan posenya yang santai dan malas-malasan mengerutkan kening tidak senang, lalu berkata sambil tersenyum tipis, “Aku adalah pemegang saham perusahaan. Apakah aneh jika aku datang di rapat direksi pemegang saham?

“Rapat direksi pemegang saham? Aku sebagai direktur alias kepala direksi, kenapa aku tidak ingat kalau aku ada pemberitahuan kepada para pemegang saham lain untuk mengadakan rapat direksi pemegang saham ya.” kata Guan sambil memandangi dengan dinginnya semua yang hadir di sana.

Walaupun semua pemegang saham tidak membuka mulut, tapi mereka tampak sangat serius di sini.

Diva juga tidak bicara, karena semua yang mau dikatakannya semuanya sudah lebih dulu dikatakan oleh tuan muda keluarga Sutedja seorang. Jadi, dia benar-benar tidak perlu mengatakan apa-apa.

Tuan muda kedua keluarga Sutedja menggunakan nada bicara yang malas-malasan, terus berkata, “Shinee Movie adalah perusahaan saham gabungan. Rasio saham dan rasio dukungan yang dimiliki direktur Maveris tidak melebihi 50%, jadi tidak punya satupun hak untuk memutuskan apapun atas perusahaan.”

Guan tak bisa berkata apa-apa setelah dibungkam oleh Mahen dengan cara ini. Dia pun bertanya dengan dingin, “Baiklah kalau begitu kalian mengadakan rapat direksi pemegang saham kali ini, sebenarnya ada urusan apa?”

“Bukanlah hal besar kok.” Kata Mahen dengan santai, “Hanya merasa, jabatan sebagai direktur Shinee Movie ini kelihatannya sudah harus ganti orang..”

Eskpresi wajah Guan langsung sangat tidak senang begitu mendengar kalau dia akan digantikan. Dirinya langsung meledak marah, lalu mengulurkan jarinya dan menunjuk ke Diva dan berkata, “Ganti orang, ganti siapa? Apakah diganti dia!”

“Tentu saja.” jawab Mahen dengan sangat yakinnya, “Selain kamu, Diva adalah pemegang saham tertinggi di perusahaan ini. Jika kamu mundur maka Diva tentu saja menduduki jabatan ini.”

“Siapa yang bilang aku akan mundur? Perusahaan ini didirikan dan dibangun oleh diriku. Jabatan Direktur ini jangan pernah ada yang berpikir untuk mendapatkannya kecuali aku mati.” kata Guan dengan muram, dia menatap tajam ke Diva.

Diva menundukkan pandangan mata indahnya yang tetap merendah. Membuat orang lain tidak bisa melihat emosinya, dan dia tetap saja tidak mengatakan apa-apa.

Mahen yang duduk di sampingnya mengulurkan tangan menggenggam tangan Diva, lalu berkata dengan malasnya, “Direktur Maveris ini sedang bercanda ya? kamu kira jabatan direktur ini adalah singgasana kaisar apa. Yang mana jika kamu mati baru bisa diturunkan ke yang lain. Oh apakah kamu masih merasa kalau jabatan ini diwariskan untuk anak laki-laki, tidak untuk anak perempuan ya.”

Mahen melontarkan kata-kata humor yang membuat beberapa pemegang saham tertawa, dan mereka yang tidak tertawa pun ikut menahan tawa mereka.

Mahen memain-mainkan tangan Diva dengan santai. Tangan Diva sangat indah, punggung tangannya putih, ujung jarinya begitu indah dan ramping dan sentuhannya sangat hangat, seperti ukiran batu giok putih.

Diva mungkin sedikit tidak tahan dengan Mahen yang memainkan tangannya. Jadi dia menarik tangannya dengan santai, lalu miring ke sisi yang lain.

Telapak tangan Tuan muda kedua Sutedja tiba-tiba kosong tak memegang apa-apa, tapi dia tidak merasa kesal. Dia dengan santai menompang pipinya dengan satu tangannya, lalu lanjut berkata dengan santainya, “Shinee Movie diciptakan oleh direktur Maveris, tapi tidak hanya oleh Direktur Maveris saja. Namun juga oleh hadirin pemegang saham yang duduk di sini. Direktur Maveris menggunakan kuasanya untuk keuntungan pribadi dan menyalahgunakan dana perusahaan untuk menambal dan menyelesaikan masalah yang dibuat oleh tuan muda Maveris. Laporan keuangan ini sudah hasil dari hitungan semuanya. Aku berharap kekurangan dana ini dapat segera ditambal oleh Direktur Maveris sebelum meninggalkan jabatan ini.”

Mahen melemparkan laporan keuangan tepat di depan Guan, dan hampir saja mengenai wajah Guan.

Wajah Guan pucat, dia mengulurkan tangan dan membalik-balik laporan itu. Saat Guan masih membalik-balik laporan tersebut, Mahen melanjutkan ucapannya, “Direktur Maveris juga mengetahui kalau kasus kecelakaan mobil tuan muda Maveris itu menjadi topik hangat akhir-akhir ini. Kamu juga telah membangkitkan amarah masyarakat sehingga menyebabkan saham perusahaan terus turun sehingga menyebabkan kerugian untuk semua pemegang saham ini. Oleh karena itu, pemegang saham memutuskan dengan suara bulat untuk meminta Direktur Maveris mengundurkan diri dari jabatan sebagai Direktur Shinee Movie."

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu