Suami Misterius - Bab 37 Seharusnya Tidak Benar-Benar Ingin Meracuni Dia!

Di koridor, dia menghentikan Yunita.

"Yunita, adikmu tidak punya niat jahat, kamu jangan seperti dia." Rina membujuk dengan senyum, putri sulungnya yang dingin dan sombong, hanya ampuh dengan cara lembut tidak bisa dengan cara keras.

"Aku tidak peduli padanya." Yunita menyeruput bibir merahnya yang tipis, "Bu, kamu jangan terllau manjakan dia, Dia sampai sekarang masih tidak bisa bedakan mana yang harus dipentingkan, Marco itu baik, tapi keluarga Ortega di kota A tidak termasuk keluarga terpandang, Menurut rencana kami di awal, menipu saham yang diimiliki Clara, Media Tianxing sebagai modal untuk mas kawin, mau menikah masuk ke dalam 4 keluarga terpandang juga sudah lebih dari cukup. Tapi kecerobohan Elaine telah menghancurkan rencana keseluruhan kami, dan dia masih tidak sadar diri atau introspeksi, malah sedang berpuas diri di sana. "

"Aku tahu, aku tahu. Aku akan memberi pelajaran kepada adikmu nanti." Rina meraih tangan putrinya dan kemudian bertanya dengan suara rendah, "kamu dan Nalan..."

"Bu!" Yunita langsung memotong kata-kata Rina yang akan keluar dari mulutnya. "Jangan katakan apa-apa lagi tentang dia, kita tak ada apa-apanya kok, kita beda jauh begitu, Seperti yang ibu tahu, dia juga sudah punya tunangan."

Yunita adalah figur publik, apabila dia terlibat dengan seorang pria yang sudah memiliki tunangan. Kalau hal semacam ini sampai bocor, bisa-bisa dia dinobatkan sebagai pelakor, kariernya pasti akan terpengaruh.

"Ibu tidak bermaksud mengganggu masalah cinta kamu, tetapi kamu kan masih muda, dan kamu tidak berpengalaman dalam berurusan dengan pria. Pria itu ya, jika kamu ingin mengendalikannya, kamu harus memberinya sedikit rasa manis dan membuatnya tidak terpisahkan darimu. "

Setelah mendengar ini, pipi Yunita langsung memerah. Tentu saja, dia mengerti arti kata-kata ibunya, memberikan rasa manis itu maksudnya di tempat tidur.

"Ma, mama ngomong apaan sih?" Yunita jarang menunjukkan postur menggeliat seperti itu.

"Yunita, jangan malu-malu. Katakan pada ibu, apakah dia sudah sentuh kamu?" Rina tidak sabar untuk terus bertanya.

Yunita tersipu dan tidak berbicara lagi.

Rina akhirnya tidak terus bertanya lagi, hanya mengingatkan: "Yunita, kamu benar-benar harus mendengarkan ibu. Jika seorang wanita ingin menjadi superior, dia perlu berjuang dengan semua kekuatannya. Pada awalnya, ayahmu ingin menaikkan derajatnya dengan menikahi Nona Besar Evi, Jika aku tidak ada kalian berdua, sudah aku buang dan tinggalkan dia, aku sudah bertahan selama bertahun-tahun, bukankah akhirnya aku bisa membawa kalian semua tinggal di dalam villa.

Yunita mengangguk, berpikir: dia tidak ingin menanggung penderitaan tahun-tahun ini, dia harus menikah masuk ke dalam empat keluarga terpandang, pernikahan yang megah dan menjadi nyonya muda yang kaya dan terkenal.

"Bu, Clara sangat suka dengan sup kacang hijau buatan ibu, sudah merepotkan ibu baru-baru ini, Jangan lupa memasak untuknya setiap hari."

"Kamu tenang saja, ibu akan urus ini dengan baik." Rina tersenyum, ibu dan putrinya bertukar pandang dan saling memahami.

...........

Clara pulang, dan Rina menyambutnya dengan senyum.

"Clara akhirnya pulang, karena kamu tidak pulang tadi malam, Ayahmu dan aku sudah sangat khawatir sekali."

Mendengar itu, Clara hanya tersenyum di bibir tapi dalam hatinya pikir, Jika begitu khawatir, kenapa tidak telepon sama sekali.

"Maaf membuatmu dan ayah khawatir, lainkali aku akan menelepon terlebih dahulu." Clara hanya menjawab, tetapi tidak menjelaskan di mana dia tadi malam.

Rina jelas tidak peduli, Dia bukan ibu kandung Clara, dia mana mau perduli Clara main gila dengan siapa diluar.

"Kamu terlihat sangat kuyu! Kamu pasti tidak istirahat dengan baik semalam, cepat kembalilah ke kamarmu dan istirahatlah." Rina terus bersikap munafik dan puran-pura perhatian.

Clara mengangguk dan mengganti sepatunya di teras lalu kembali ke kamarnya.

Rina berkata lagi, "Aku ada memasak sup kacang hijau, bisa untuk meredakan panas dalam, Kamu minum semangkuk lalu tidur." Sesudah itu, Rina buru-buru menyuruh pelayan di dapur untuk membawakan satu mangkuk sup kacang hijau untuk Clara.

Ketika Clara kembali ke kamar, sup kacang hijau juga langsung di antarkan langsung kedepannya.

Clara minum dua tegukan dan rasanya sedikit aneh, tidak tahu apakah karena dia belakangan ini suka curiga, Tiba-tiba dia terpikir kata-kata Wulan.

Rina belakangan ini bersikap terlalu antusias kepadanya! Jika Rina dulu berakting di depannya, Clara mungkin berpikir itu tidak ada apa-apanya, Tapi karena Elaine merebut tunangannya dengan cara tercela, mereka berdua pada dasarnya sudah ingin saling bunuh, Sekarang Rina masih berpura-pura baik padanya, apa yang mereka rencanakan?

Clara melihat sup kacang hijau di depannya, berpikir: Jangan-jangan mereka benar-benar ingin meracuni dia!

Clara berdiri, mengeluarkan sebuah plastik pengemas dari laci, mengambil sendok dan memasukkan sup kacang hijau ke dalamnya, lalu menelepon Melanie.

"Melanie, aku ingin Miko memeriksa sesuatu untukku."

Pengasuhnya, Wulan, sudah memiliki seorang putra dan putri. Putrinya, Melanie, telah mengikuti Clara sejak ia masih kecil, Putranya, Miko, empat tahun lebih tua dari mereka, Dia pernah menjalani wajib militer dan sekarang menjadi detektif swasta setelah pensiun dari militer, Clara sering minta bantuan padanya, Untuk saat ini, merekalah satu-satunya yang bisa dia percayai.

Setelah menjelaskan, Clara mandi dan pergi tidur.

Dia bergadang di rumah sakit sepanjang malam, Hari ini, dia dan Heru berdebat mati-matian, Sekarang dia kelelahan, Dia hanya ingin tidur dengan pulas, Bahkan jika langit jatuh, dia juga tidak mau mengurusnya.

Namun, begitu kepalanya menyentuh bantal, ponsel di meja samping tempat tidur berdering.

Panggilan telepon datang dari rumah sakit. Dokter bertanya, "apakah ini Clara? Ibumu, Evi, dalam kondisi kritis, aku harap Anda bisa datang ke rumah sakit sekarang."

Clara langsung bangun karena panik, melompat dari tempat tidur dengan cepat, memegang ponsel di satu tangan, meraih pakaian dengan tangan yang lain, dan berlari keluar dengan cepat.

Pada saat ini, dia mengemudi dengan kecepatan hampir 180 km perjam, bisa dibilang terbang sampai ke rumah sakit.

Dia menekan tombol lift beberapa kali di lift pintu masuk, Dia tidak sabar lagi menunggu lift, Dia berlari ke atas melalui tangga, Ketika dia berlari sampai ke ruang ICU, dia sudah hampir kehabisan napas.

Dokter berjas putih menunggu di sana dan menyerahkan surat pemberitahuan darurat pasien kritis, Clara menerima pena dengan tangan gemetaran dan tanda tangannya juga kacau balau.

Dokter mengambil pemberitahuan yang sudah ditandatangani dan hanya menjelaskan situasi Evi saat ini kepadanya.

"Pasien tiba-tiba mengalami fibrilasi ventrikel, dan heart sound serta denyut jantung menghilang. Saat ini, kami berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkannya."

"Dokter, tolong bantu ibuku." Clara meraih tangan dokter dan tersedak.

Dokter mengangguk, karena dia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, kondisi pasien antara hidup dan mati, dan wajahnya tampak tenang, dia berbalik dan berjalan masuk ke ruang penyelamatan.

Lampu di bagian atas pintu ruang darurat menyala setiap saat. Tapi pintunya kosong, hanya Lin yang bisa sendirian.

Dia jatuh terduduk di bangku di sampingnya, tangan bersilang di dahinya, matanya tertutup, air mata jatuh di sudut matanya.

Clara tidak akan bisa menerima kematian mendadak ibunya. Dia bahkan belum sempat untuk mengucapkan selamat tinggal pada ibunya.

Penyelamatan tidak berlangsung lama, Dua pintu berat ruang penyelamat didorong terbuka, dan dokter dan perawat juga keluar satu demi satu.

Clara langsung berdiri, tidak sabar untuk bertanya, tetapi suaranya tersangkut di tenggorokan, Dia takut bertanya, jangan sampai dia mendengar jawaban yang tidak dapat dia terima.

Dokter di depannya melepaskan masker steril biru di wajahnya, dan berkata kepadanya: "Pasien telah pulih detak jantungnya, dan tanda-tanda vitalnya stabil untuk saat ini, kamu bisa ke bangsal dan terus mengawasi. "

Clara sambil menghapus air mata, sambil mengangguk dengan keras.

Sesudah itu, Clara dipanggil ke kantor dokter, Dokter menjelaskan kondisi Evi secara rinci.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu