Suami Misterius - Bab 1201 Kekurangan Tuan Sanusi

Karena berbagai pertimbangan, Susana akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pernikahan yang tidak ada harapan ini. Untungnya, setelah Susana dengan tegas mengusir Novanya, Jay bersikap patuh untuk sementara waktu.

Hanya saja, Keyra tidak menerima kasus perceraian dari Susana, Keyra merasa agak frustrasi. Jika kasus ini diserahkan pada Keyra, Keyra pasti akan membiarkan Jay, si bajingan itu keluar dari rumah dan tinggal di penjara.

Keyra dengan acuh tak acuh mengeluh kepada Clara, setelah selesai mendengarkannya, Clara berkata: "Setiap orang memiliki posisi mereka sendiri dan kekhawatiran Susana bukan tidak masuk akal. Dia juga termasuk wanita yang sangat cerdas, tahu bagaimana menilai situasi. Dan juga tahu apa yang dia inginkan. Meski hidupnya tidak sukses, tetapi itu juga tidak bisa dianggap gagal. "

Keyra meletakkan tangan di pipinya, kata-kata ibu membuat dirinya berpikir. Kehidupan Susana, hubungan asmara yang gagal, pernikahan yang gagal, satu-satunya hal yang untung adalah dia telah mengambil keuntungan yang sebenarnya dan memiliki seorang putri yang begitu perhatian.

Jika pernikahan adalah sebuah investasi, maka tidak diragukan lagi, Susana terhitung sukses dan mendapatkan banyak keuntungan. Tetapi dengan cara ini, apakah kehidupan perdagangan uang seperti ini, apakah memiliki arti? Setidaknya, Keyra tidak setuju.

"Bu, mengapa waktu dulu kamu ingin menikah dengan Ayah?" Keyra bertanya.

Clara tertegun sejenak, tidak disangka putrinya akan membahas masalah ini secara tiba-tiba, tetapi Clara menjawab dengan jujur: "Tentu saja karena mencintai pria ini, sangking cintanya, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamanya."

Setelah mendengarkan ini, Keyra meletakkan tangan di pipinya, seolah-olah sedang melamun.

Clara memandangnya, lalu bertanya sambil berpikir: "Kamu dan Alfy sudah punya rencana untuk menikah?"

"Alfy pernah membahasnya, aku masih belum memikirkannya dengan baik." Keyra menjawab dengan jujur.

Clara mengangguk "Kalau belum memikirkannya dengan baik, maka teruslah berpikir, berpikir dengan jernih. Lagipula, pernikahan adalah masalah seumur hidup, tidak boleh terburu-buru. Waktu yang kalian habiskan bersama terlalu singkat dan kamu masih dalam periode yang penuh semangat, yang terlihat hanyalah kelebihan satu sama lain. Setelah periode semangat berlalu, maka kekurangan satu sama lain akan terlihat dan kemudian baru memasuki periode pencocokkan. Setelah periode pencocokkan, kalian bisa saling mempercayai, memahami dan bertoleransi satu sama lain, setelah itu barulah mulai membicarakan tentang pernikahan. "

"Pria idamanku ..." Keyra hendak menjelaskan, tetapi dipotong oleh Clara.

Tidak ada yang lebih mengetahui isi hati seorang anak kecuali orang tua. Begitu Keyra ingin berbicara, Clara sudah tahu apa yang akan dia katakan "Apakah kamu ingin mengatakan bahwa Alfy tidak memiliki kekurangan? Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Kalian sekarang berada dalam periode yang penuh semangat, dalam pandangan matamu, kamu tidak dapat melihatnya kekurangannya. "

“Lalu, apakah kamu melihatnya?” Keyra bertanya.

"Sepi, membosankan, tertutup. Pria seperti itu, entah dia baik padamu atau tidak puas denganmu, dia tidak akan mengatakannya. Kamu akan sangat lelah karena seumur hidup terus menebak pikirannya. Begitu kalian gagal berkomunikasi, hubungan kalian pasti akan timbul masalah. Apalagi keluarga Sanusi itu keluarga besar, jadi saat mengurus hubungan antar kerabat pasti sangat menguras tenagamu. ” Clara menjelaskannya secara singkat.

Keyra menyadari bahwa kata-kata ibunya tidak dapat disangkal.

Clara melihat Keyra tidak berbicara, kemudian mengulurkan tangannya dan mengusap kepalanya, dengan sedikit memanjakan. "Tidak ada manusia yang sempurna. Alfy bisa dianggap sangat baik dalam aspek yang lain. Secara umum, bisa dikatakan dia adalah pilihan yang baik. Oleh karena itu, aku dan ayahmu baru menyetujui kalian untuk melanjutkan hubungan. Jangan merasa terlalu banyak beban. Masih terlalu cepat jika membicarakan pernikahan. Ayahmu juga tidak akan setuju untuk menikahkanmu secepat ini. Kecuali, kalian hamil diluar nikah. "

Wajah Keyra memerah setelah mendengarkannya.

Clara dengan ragu-ragu mencoba untuk bertanya: "Kamu dan Alfy, apakah ada ..."

Meskipun Clara tidak bertanya secara langsung, Keyra tentu saja mengerti maksudnya, ibu bertanya apakah dirinya melakukan suatu hubungan dengan Alfy.

Keyra menggelengkan kepalanya dengan sedikit malu.

Clara berkata lagi: "Bukannya tidak mengizinkan kalian melakukan hubungan sebelum menikah. Hanya saja kamu adalah seorang gadis, dalam hubungan intim, kamu pasti akan dirugikan. Ibu berharap kamu dapat membuat keputusan yang hati-hati agar tidak menyesal di masa depan."

Keyra mengangguk dengan serius, menunjukkan bahwa dirinya mengerti.

Setelah itu, Clara tidak melanjutkan topik pembicaraan ini, tetapi malah bertanya "Beberapa hari lagi adalah hari ulang tahunmu, ayahmu memintaku untuk menanyakan pendapatmu, bagaimana rencanamu untuk merayakannya?"

"Pagi hari aku pasti harus pergi ke firma hukum, rekan kerja ingin merayakannya bersama, saat kembali malam hari, menemanimu Anda dan ayah makan bersama." Keyra selesai berbicara, meraih lengan Clara, menggoyangnya dengan lembut, lalu berkata dengan genit: "Setelah makan malam, aku ingin pergi kencan, ulang tahun hanya setahun sekali. Bisakah untuk tidak mengontrol akses pintu pada hari itu? "

Clara tertawa dan mengusap kepalanya dengan ringan "Baiklah, aku akan memberitahu ayahmu untuk tidak mengontrol akses pintu pada hari ulang tahunmu. Tapi beberapa hari ini, kamu harus patuh dan kembali lebih awal untuk makan bersama dengan ayahmu, tidak diizinkan untuk kembali saat pintunya akan ditutup. "

“Aku mengerti, ibu memang yang terbaik.” Keyra memeluk leher Clara dan mengecup pipinya.

Clara mengulurkan tangannya tak berdaya dan mendorongnya jauh "Sudah, berhenti bersikap centil, sudah larut, pergilah tidur."

Keyra naik ke atas dan masuk ke kamarnya dengan patuh.

Keesokan paginya, Keyra bangun tepat waktu, pergi ke firma hukum tepat waktu dan bertemu Dina di dalam lift.

Dina menguap dengan lingkaran hitam di bawah matanya.

"Situasi seperti apa ini? Pergi ke klub malam lagi?" Keyra bertanya.

“Sahabatku akan bertunangan, jadi tadi malam merayakannya bersama.” Dina selesai berbicara dan berkata dengan emosi: “Melihat teman-teman bermain di sekitarku satu per satu menikah dan memiliki anak, tapi aku sendiri masih lajang dan mengalami insomnia sepanjang malam."

"Bukankah bibi mengatur kencan buta untukmu akhir-akhir ini? Apakah tidak bertemu dengan yang cocok?" Keyra bertanya.

"Kencan buta? Norak sekali, aku tidak mau ..." Keyra langsung melototi Dina sebelum Dina menyelesaikan perkataannya.

Dina masih belum sadar, otaknya masih dalam keadaan setengah aktif dan hampir lupa bahwa Keyra dan pria idamannya, Alfy saling mengenal saat kencan buta.

Dina mengulurkan tangannya dan menepuk kepalanya, berusaha untuk sadar, lalu dengan cerdas mengganti topik dan berkata: "Kamu akan segera merayakan ulang tahunmu, hadiah apa yang kamu inginkan?"

Keyra belum sempat membuka mulut untuk berbicara, Dina langsung menekankan: "Jangan terlalu mahal, sahabatku akan menikah, aku harus menghemat uang untuk membeli hadiah."

Keyra tidak tahan dan memutar bola matanya "Apakah kamu pernah memberiku barang-barang berharga? Tahun lalu, kamu hanya memberiku kartu diy, tahun sebelumnya hanya memberi sebuah pena tanda tangan, tahun-tahun sebelumnya, memberi sebuah bros kristal dan kristal itu adalah buatan manusia."

“Apakah nilai sebuah barang itu sangat penting? Yang terpenting adalah ketulusan hati. Hubungan kita, saat norak jika membicarakan tentang uang.” Dina berkata sambil tersenyum.

"Apakah kamu yakin? Kalau begitu, ulang tahunmu tahun ini, aku juga hanya akan mengungkapkan ketulusan hatiku ..." Keyra mengangkat alisnya dan berkata, tetapi Dina menyela sebelum Keyra menyelesaikan kata-katanya.

“Aku kekurangan sebuah laptop. Model dan merek akan aku kirimkan ke kotak suratmu lebih dulu. Terima kasih Pengacara Sunarya.” Setelah Dina selesai berbicara, kebetulan pintu lift terbuka dan Dina langsung berlari keluar.

Keyra juga berjalan keluar dari lift, menggelengkan kepalanya tak berdaya. Bagaimana Keyra bisa mengenal Dina ini? Benar-benar teman yang buruk.

Dina sudah menghilang dari pandangan, seolah-olah teringat dengan sesuatu, Dina berbalik dan berlari kembali, lalu bertanya dengan ambigu "Apakah Tuan Sanusi mengatakan hadiah apa yang akan dia berikan padamu? Jangan bilang, dia akan membersihkan dirinya, lalu mengemasnya dan memberikannya kepadamu."

Pipi Keyra memerah tak terkendali, matanya memelototi Dina dan berkata "Pergi."

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu