Suami Misterius - Bab 20 Siapa Menang, Tergantung Kemampuan

"Clara, manis sekali kamu ini. Sekarang, coba kamu jelaskan ada apa sebenarnya ini?" kata Roy sambil menggoyangkan USB yang ada di tangannya.

Clara menunjukkan tatapan mata polosnya dan berkata, "Paman pasti salah paham. Aku membeli USB itu dari orang lain dengan harga yang mahal. Orang-orang itu pasti bukan orang baik-baik. Mereka ingin memfitnah Paman. Bagaimana mungkin aku bisa melihat Paman menderita."

Jelas-jelas perkataannya itu penuh celah, tetapi Clara menyampaikannya dengan serius.

Roy tidak dapat menahan tawanya.

Mereka berdua sama-sama cerdas, tentu saja mereka saling mengetahuinya. Kata-kata Clara tidak perlu harus sempurna, dia hanya perlu untuk membantu Roy.

"Kalau begitu, aku berhutang budi padamu?" tanya Roy sambil tersenyum.

Clara menopang pipinya dengan satu tangan dan mengangguk, lalu dia berkata, "Aku tahu kalau Paman paling tidak suka berhutang budi. Kebetulan, aku juga membutuhkan bantuan Paman."

"Ah, ada masalah apa, ceritakanlah," tanya Roy santai.

Clara meletakkan gelas jus di tangannya ke atas meja. Dia berkata dengan raut wajah yang serius, "Aku dengar Sutradara Chen sedang bersiap untuk melakukan syuting film Putri Duyung. Aku tahu Paman memiliki hubungan baik dengannya. Aku harap Paman bisa merekomendasikanku pada Sutradara Chen."

Setelah mendengarnya, Roy sedikit terkejut, "Aku kira……"

Roy mengira kalau Clara ingin menggunakan video yang direkam secara diam-diam itu untuk mengancamnya, kemudian meminta Roy untuk membantunya masuk ke dalam perusahaan, bahkan masuk ke dewan direksi. Dia bahkan sempat mengira kalau Clara sedikit meremehkan dirinya.

Namun sekarang, dia merasa bahwa dirinya telah menganggap remeh wanita muda di hadapannya ini. Clara memang sungguh cerdas.

Yanto dan Rina memegang kontrol atas perusahaan tersebut. Mereka tidak akan membiarkan Clara ikut campur dengan mudah. Tetapi, kalau Clara masuk ke dalam perusahaan dengan identitas sebagai seorang artis kontrak, Yanto bisa saja tidak menyadarinya.

Bagi Roy, mengenalkan Clara pada Sutradara Chen bukanlah hal yang sulit. Dia bersedia menuruti permintaan Clara ini.

"Kamu memang cucu perempuan Kakek Qin, benar-benar hebat," kata Roy. Dia juga mengingatkan Clara, "Saat ini beredar kabar kalau Yunita adalah pemeran utama wanita dalam film Putri Duyung itu."

"Itu hanya rumor saja. Pada akhirnya, siapa yang akan menang, semuanya tergantung pada kemampuan masing-masing," jawab Clara sambil tersenyum penuh percaya diri.

……

Setelah mereka berpisah, Clara tidak langsung kembali ke rumah keluarga Santoso, tetapi dia mengendarai mobil dan pergi ke apartemen di Jalan Gatot Subroto. Dia sangat merindukan Wilson karena sudah lama tidak bertemu dengannya.

Clara memiliki kunci apartemen, sehingga dia langsung mengambil kunci itu dan membuka pintu apartemen.

Ketika Clara sedang mengganti sepatunya di pintu masuk, dia samar-samar mendengar ada suara piano yang indah dari lantai atas.

Clara naik ke atas mengikuti suara piano itu. Pintu kamar tidur utama tidak terkunci. Suara piano berasal dari dalam kamar tersebut.

Dia menghentikan langkahnya di depan pintu kamar. Keindahan gambaran di dalam ruangan itu membuatnya tidak ingin merusaknya.

Matahari terbenam, sinar matahari berwarna oranye itu masuk ke dalam ruangan melalui jendela.

Ada sebuah piano grand hitam di depan jendela. Seorang pria yang tinggi dan tampan duduk di depan piano tersebut. Cahaya matahari yang masuk menyinari tubuh pria itu.

Pria tersebut memeluk anak kecil dengan satu tangan dan tangan yang lainnya berada di tuts piano. Jari-jarinya sungguh ramping dan dia memainkan piano itu dengan elegan.

Anak kecil itu bersandar pada dada ayahnya dan melambai-lambaikan tangannya. Dia tampak sangat bersemangat.

Lagu Ode to Joy yang sangat populer. Saat ini, lagu itu terdengar seperti suara alam, setiap nada seolah masuk ke dalam pikiran dan terukir di dalam hati.

Dia masih merenung sampai suara piano tersebut berhenti.

"Kamu sudah datang, masuklah," kata pria itu tanpa memutar kepalanya. Dia tidak menyebut nama Clara, tetapi Clara tahu kalau dia sedang memanggil dirinya. Clara pun bertanya-tanya apakah pria itu memiliki mata di belakang kepalanya.

Clara melangkah masuk ke dalam. Kursi piano itu cukup panjang. Dia kemudian duduk di sebelah pria tersebut. Dengan satu tangan menopang pipinya, dia langsung memandang pria itu.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu