Suami Misterius - Bab 366 Diusir dari rumah Keluarga Santoso

“ Yanto, bukan, benar-benar bukan aku! Aku adalah istrimu, kita adalah suami istri. Tidak ada untungnya aku melakukan ini. Pasti ada yang telah menjebakku, kamu harus mencari tahu tentang semua ini. ” Perut Rina ditendang oleh Yanto. Dia hanya bisa menutupi perutnya dengan wajah yang terlihat penuh kesakitan.

“ Aku sudah mencari tahu semuanya dengan jelas! ” Ekspresi Yanto tampak dingin. Jika bukan penyelidik yang memberitahunya secara pribadi, dia juga tidak akan percaya bahwa Rina, wanita yang telah bersamanya selama bertahun-tahun telah menusuknya dari belakang.

Dia telah memfitnah dan merusak nama baiknya dengan kejam. Dan dia pun menangis dan mengatakan bahwa dia merasa bersalah.

Yanto semakin marah. Dia menarik rambut Rina dan membenturkan kepalanya ke dinding.

“ Ayah, ayah, jangan pukul ibu. Benar-benar bukan kami yang menyebarkan berita ini. Jika kami benar-benar ingin melakukannya, kami juga tidak perlu menunggu sampai sekarang baru melakukannya. ” Elaine menangis dan menahannya.

Yanto marah terhadap Elaine. Dia mendorongnya, lalu menunjuknya sambil memarahinya : “ Sepertinya, kalian sudah ingin mengusir Wini sejak lama. Tetapi kalian baru melakukannya sekarang, dan mengeluh karena kalian telah terlambatnya melakukannya, bukan? ”

Elaine tersandung ke tanah dan tidak bangkit. Dia tercengang dan tidak tahu harus berkata apa.

Mata Yanto merah penuh dengan amarah. Dia memukul dan menendang mereka berdua untuk melampiaskan amarahnya.

nenek Santoso tidak hanya tidak menghentikannya, tetapi malah menambah bumbu agar Yanto semakin marah.

Akhirnya, Wulan pun membawa dua pelayan di rumah untuk menarik Yanto agar suasananya tidak semakin kacau.

“ Nyonya, tuan, Vivi baru saja menelepon dan mengatakan bahwa masalah Nona Wini telah diselesaikan. ” Kata Wulan.

Setelah nenek Santoso mengetahuinya, dia langsung duduk di sofa dan menangis lagi.

Yanto menendang Rina lagi dan berkata : “ Kamu sudah puas sekarang! ”

Rina dan Elaine saling berpelukan, seluruh badan mereka terluka dan mereka gemetaran karena kesakitan.

“ Keluar, cepat keluar dari sini. Keluarga ini tidak membutuhkan orang seperti kalian. ” Setelah Yanto meraung, dia menyuruh pelayan untuk mengusir ibu dan anak itu keluar dan membuang barang-barang mereka.

Jadi, di depan gerbang rumah Keluarga Santoso, Rina dan Elaine diusir dengan beberapa kotak tergelak bersama mereka.

Dalam suasana yang kacau ini, Rina teringat masa ketika dia baru saja memasuki rumah Keluarga Santoso. Dia bersama putrinya dan beberapa barang mereka berjalan memasuki vila dengan gembira.

Pada saat itu, Yanto memeluk pinggangnya dan mengandeng putrinya. Mereka berbicara sambil tertawa bersama.

Pada saat itu, Yanto berkata kepadanya : Mulai sekarang, ini adalah rumah kita. Putri kita akan tumbuh besar disini dan kita akan hidup bersama sampai tua.

Perkataannya itu tertanam di telinganya. Rina merasa dipermainkan, dia bahkan sudah diusir sebelum dia tua.

“ Bu, bagaimana ini. ” Elaine berjuang untuk bangkit. Lukanya tidak serius, hanya luka memar di dahinya. Tetapi dia jelas merasa sangat ketakutan dan tubuhnya tak berhenti gemetaran.

“ Elaine, jangan takut. ” Rina memeluknya dengan erat dan berkata : “ Jangan takut, ada ibu disini. ”

“ Hm, hm. ” Elaine bersembunyi di pelukan ibunya. Seperti ketika dia masih kecil, dia selalu diejek oleh anak-anak tetangga sebelah, dan mereka memanggilnya makhluk aneh. Dia tidak bisa marah dan hanya bisa berlari pulang sambil menangis. Lalu, ibunya memeluknya seperti ini.

“ Sekarang ayahmu sedang sangat marah sehingga dia pasti tidak akan mendengarkan penjelasan kita. Ayo kita pergi ke hotel untuk menenangkan diri dulu. Ketika kakakmu pulang, kita baru memikirkan cara untuk menanggulaninya. Jangan khawatir, kamu adalah putri kandungnya, dan sebentar lagi akan menikah. Jadi, dia tidak akan mungkin tidak membiarkanmu masuk ke rumahnya. ”

“ Bu, jadi bagaimana denganmu? ” Elaine bertanya sambil menangis.

“ Bagaimanapun aku adalah istri sah Yanto. Jadi, tidak akan mudah baginya untuk mengusirku begitu saja. ” Rina berkata dengan suaranya yang serak.

Begitu dia selesai berbicara, terdengar suara mobil yang mendekat, dan Maserati berwarna merah pun berhenti di depan gerbang vila.

Clara membuka pintu mobil, turun dari mobil dengan sepasang sepatu hak tinggi berwarna merahnya, lalu melangkah menyampiri ibu dan anak itu dan memandang mereka.

“ Bibi, kakak, apakah kalian disini untuk menyambutku? ” Dia berkata sambil tersenyum.

Pada saat ini, kecantikan dan keanggunannya sangat kontras dengan kesulitan yang sedang dialami Rina dan putrinya.

“ Clara, apakah kamu datang hanya untuk melihat lelucon kami! ” Elaine Santoso berteriak.

“ Iya. ” Clara mengangguk dengan arogan. Dia memegang rambut panjangnya yang tertiup angin sambil berkata : “ Apakah bibi masih ingat ketika ibuku pergi meninggalkan rumah ini? Bibi dan kakak memandangnya dari atas. Pada saat itu, kalian pasti sangat senang kan! Dan sekarang giliran kalian yang merasakannya. Tetapi, ibuku lebih bermartabat daripada kalian, karena dia meninggalkam rumah ini dengan sendirinya, sedangkan kalian diusir. ”

“ Clara, kamu yang melakukan semua ini, bukan? ” Rina tidak bodoh, dan dia kembali bereaksi.

Clara tertawa dan tidak menyangkal.

“ Bagus, bagus. Ternyata diam-diam menusuk. ” Rina berkata dengan suara seraknya sambil batuk.

“ Kamu yang menyebarkan masalah yang terjadi pada ayah dan Wini ? Kamu yang melakukan semua ini, aku akan memberi tahu ayah! ” Elaine berdiri, tetapi ditahan oleh Rina.

“ Elaine, tenang. Tidak peduli apapun yang kamu katakan sekarang, ayahmu tidak akan percaya. ” Kata Rina.

“ Memang bibi yang lebih mengerti keadaan. ” Clara berkata sambil tersenyum.

“ Clara, kamu menang kali ini. Tetapi, lihat saja nantinya. ” Kata Rina.

“ Baik, kapan saja. ” Setelah Clara selesai berbicara, dia berjalan pergi dengan sepatu hak tingginya. Di depan gerbang vila, Wulan telah menyambutnya dengan senyuman.

Ruang tamu terlihat sedikit berantakkan dan pelayan sedang merapikannya.

nenek Santoso dan Yanto sedang berbicara di sofa.

“ Nenek, ayah, sepertinya aku kembali pada waktu yang tidak tepat. ” Clara menyampiri mereka dan berkata.

Melihatnya kembali, Yanto memaksakan diri untuk tersenyum dan berkata : “ Clara sudah kembali. Mengapa kamu tidak memberitahuku terlebih dahulu. ”

“ Aku memang kembali untuk memberitahumu. Rudy akan datang setelah pulang kerja dan kita akan makan malam bersama. ” Kata Clara.

“ Hari ini? Mengapa begitu mendadak! ” Yanto dan nenek Santoso merasa pusing. Mengapa semuanya terjadi pada hari ini.

Di pagi hari, Yanto diberitakan tentang skandal. Pada sore hari, Wini induksi persalinan di rumah sakit, lalu Rina diusir. Keluarga Santoso telah berantakkan dan tiba-tiba Rudy menambah masalahnya lagi.

“ Aku tidak bisa menyangkal keputusan Tuan Sutedja. ” Jawab Clara.

“ Baiklah. Ibu, tolong siapkan semuanya. Jangan biarkan Tuan Sutedja merasa bahwa kita tidak melayaninya dengan baik. ” Yanto menghela nafas dan berkata kepada nenek Santoso. Dia merasa bahwa dirinya kelelahan secara fisik dan mental.

“ Ayah, jika kamu lelah, aku akan membopongmu untuk naik ke atas dan beristirahat. ” Clara mencoba menjadi putri yang baik dan berkata dengan penuh perhatian.

Yanto mengangguk. Dan ketika dia hendak berdiri dari sofa, Heru dan Cindi masuk.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu