Suami Misterius - Bab 1250 Pada Akhirnya Diskusinya Tidak Berhasil

Alfy terdiam sesaat, lalu menggelengkan kepalanya sedikit tersenyum. Dia menaruh cangkang kepiting yang ada di tangannya, lalu mengusap tangannya dengan handuk basah, tersenyum dan merentangkan lengannya, dan berkata, "Kalau mau makan, silahkan mencicipi."

“Kalau begitu aku tidak akan enggan loh.” Keyra berdiri dari bangkunya, lalu tersenyum dan maju melompat ke Alfy.

Alfy tidak ada persiapan apapun dan hampir saja terjatuh karena pelukan Keyra yang tiba-tiba.

Alfy menstabilkan tubuhnya, lalu merangkul pinggang Keyra dan membiarkan Keyra duduk di pangkuannya.

Tangan Keyra melingkari leher Alfy dan mulai menciumnya tanpa pandang bulu. Kemeja Alfy yang sangat rapi sudah acak-acakan karenanya.

Alfy tersenyum tak berdaya, lalu memegang dagu Keyra dengan penuh sayang, "Sudah sudah, jangan bermain-main lagi. Ayo makan dulu, seafood tidak enak kalau sudah dingin.”

“Oh.” Keyra pun dengan patuhnya kembali duduk lagi di bangkunya, mengambil sumpit lalu mulai makan.

Setelah makan, mereka berdua pun berjalan keluar dari restoran barat seafood itu, hari belum larut.

Tapi Alfy tidak membawa Keyra pergi ke tempat lain. Dia langsung mengendarai mobilnya dan mengantar Keyra pulang ke vila keluarga Sunarya.

Mobil pun berhenti dengan mantapnya di parkiran depan pintu vila keluarga Sunarya. Alfy pun mengikuti Keyra turun bersama dari mobil.

Setelah Alfy keluar dan berjalan ke belakang mobil, di pun membuka bagasi mobilnya. Di dalam sana ada sebuah kotak hadiah kelas atas.

“Aku masuk untuk pengunjungi paman dan bibi.” Kata Alfy tersenyum hangat. Karena mengunjungi, setidaknya dia tidak mungkin datang dengan tangan kosong.

Keyra tersenyum mengangguk, lalu merangkul tangan Alfy dan mereka pun masuk ke dalam vila bersama-sama.

Walaupun, jelas tahu kalau tujuan Alfy datang kesini adalah ingin mengambil putri keluarga Sunarya yang telah dibesarkan dengan penuh kerja keras, Rudy dan Clara masih saja begitu hangat dan bersikap baik dalam memperlakukan Alfy.

Karena bagaimana pun, ini bagaikan sawi yang sudah tumbuh. Cepat atau lambat tetap akan diantar pergi untuk babi. Jika tetap dibiarkan di tanah, maka akhir cerita dari sawi putih itu kalau tidak jadi kering karena angin, ya langsung jatuh karena membusuk.

Sedangkan Alfy babi satu ini, setidaknya dari berbagai faktor, dia cukup sempurna.

Babi itu dipanggil oleh Rudy, oh, salah salah, Alfy dipanggil oleh Rudy naik ke ruang kerja lantai atas sekalian mencicipi teh sambil main catur. Clara secara khusus meminta Sus Rani untuk menyiapkan buah-buahan dan makan malam.

Walaupun tidak tahu apa yang dibicarakan Rudy dan Alfy di dalam ruang kerja, namun, ketika mereka berdua berjalan keluar dari ruang kerja dan turun dari lantai atas tidak ada perubahan ekspresi di wajah mereka. Tapi, Keyra masih saja sangat sensitif dan peka, dia merasakan kalau suasananya sudah sangat berbeda.

Harusnya, mereka berdua tadi sedang membicarakan masalah pernikahan. Tapi pada akhirnya diskusinya tidak berhasil, tidak ada satupun dari mereka yang bisa berhasil membujuk satu sama lain.

Walaupun tidak berhasil, tapi Rudy masih saja cukup puas dengan calon menantunya. Dia masih saja menyuruh Alfy tetap di vila untuk makan malam dulu.

Gungun sangat suka sekali dengan Alfy, dia masih saja terus menempel di dekatnya dan menunjukkan kepada Alfy gambar yang telah dibuat olehnya seolah-olah sedang menawarkan harta.

Alfy jurusan desain bangunan. Dia pun dasar seni rupa yang baik. Dia tidak hanya membantu memperbaiki gambar yang dibuat Gungun. Dia juga memberikan beberapa masukan propesional kepada Gungun. Tatapan Gungun ketika melihat Alfy sungguh penuh dengan kekaguman.

Hari sudah larut, Alfy sangat tahu sopan santun sehingga dia pun langsung pamit pulang.

Keyra sendiri yang mengantarnya sampai pintu. Mereka berdua berjalan keluar dari vila sambil bergandengan tangan dan berhenti di depan pintu.

Keyra tidak bisa menahan rasa penasaran dalam dirinya, dia pun bertanya, “Apa yang kamu bicarakan dengan ayah, sepertinya suasananya jadi tidak terlalu harmonis."

“Aku minta paman untuk menikahkanmu denganku. Aku ingin mengambil mutiara di telapak tangannya. Tentu saja dia tidak akan mungkin senang.” Alfy menatap Keyra dengan menyipitkan matanya. Tatapan matanya begitu hangat dan menenangkan dengan sedikit senyuman di sana.

Keyra mendesah kesal setelah mendengarkan, "Ayahku pasti tidak akan setuju."

“Paman tidak langsung menolak, dia berjanji akan mempertimbangkannya.” Begitu selesai bicara, Alfy mengulurkan tangan dan memeluk Keyra dengan erat. Seolah dengan cara seperti ini, dia bisa mengunci Keyra di dekapannya, maka dia akan merasa lebih aman dan nyata.

Menurut Alfy, mungkin yang dikatakan Rudy itu memang benar. Mereka masih muda dan belum memahami dan tahu banyak tentang satu sama lain. Mereka tidak perlu terburu-buru untuk menikah. Surat nikah tidak mewakili apa-apa, hanya mengurangi rasa tidak aman untuk Alfy saja.

Iya memang benar, Alfy mengaku dirinya sangat kurang rasa aman. Jadi karena inilah, dia sangat bekerja keras ingin menangkap Keyra dan menguncinya menggenggam kebahagiaan di ujung jarinya. Seolah, dengan menulis nama Keyra di kolom pasangan pernikahan, Alfy baru bisa merasa tenang dan aman.

“Key, jika menikah denganku, apa kamu tidak akan menyesal?” gumam Alfy menempelkan bibirnya di daun telinga Keyra.

“Tidak akan.” Keyra menggelengkan kepala, lalu mengangkat dagunya dan tatapan matanya begitu jernih, tenang dan begitu nyata.

Telapak tangan Alfy menarik pipi Keyra, lalu tersenyum hangat dan berkata, “Aku tidak akan membuatmu menyesal.”

Setelah mereka berdua dengan begitu enggan berpisah dari satu sama lain sebentar, Keyra pun baru kembali masuk ke dalam vila, sedangkan Alfy mengendarai mobilnya pergi meninggalkan vila.

***

Malam ini, Keyra tidur dengan sangat nyenyak.

Dalam beberapa hari setelahnya, kualitas tidur Keyra sangat baik. Firma hukumnya juga mulai sibuk lagi.

Keyra menerima kasus perceraian baru, suami istri dalam pernikahan ini sama-sama berselingkuh. Mereka berdua pun ribut dan tidak ada celah untuk membicarakan dengan baik.

Keyra adalah pengacara pihak pria. Selama proses pengumpulan bukti, dia menemukan kehidupan malam suami istri itu sangat berwarna sekali.

Keyra dan Dina menghabiskan sebagian besar malam di bar, dan mengambil foto pihak wanita dan teman-temannya yang sedang berkumpul, sambil memeluk berondong dengan berbagai pose dan gerakan yang intim sekali. Keyra tidak tahan menatap lurus dan memicingkan matanya.

Keyra berpikir, jika begitu suka kebebasan dan sangat tidak suka dikekang. Lalu, mengapa menikah dan menempatkan diri pada kurungan gembok pernikahan.

Ketika Keyra pulang dari bar, sudah menunjukkan pukul jam satu pagi. Dia mandi lalu bersiap tidur di atas ranjangnya. Tapi samar-samar dia mendengar sesuatu yang jatuh ke lantai dari lantai atas.

Keyra berbaring di ranjangnya dan berguling dengan malas, sambil berpikir, Kakaknya dan Diana ini juga cukup gila ya. Selarut ini masih belum tidur dan masih saja berhubungan seks. Tidak heran jika Diana selalu membuat sup akhir-akhir ini, kakaknya benar-benar butuh menambah gizi yang banyak.

Keesokan paginya, Diana tampak seperti tidak tidur nyenyak, dan Keyra tidak bisa menahan diri untuk tidak menggodanya.

Keyra dengan percaya diri berkata pada Clara, "Bu, aku ingin pindah kamar."

“Tidak ada alasan apapun tiba-tiba mau pindah kamar.” Kata Clara memutar bola matanya mengabaikan Keyra.

Keyra menjawab, “Aku tidur nyenyak karena ada suara keras di lantai atas yang sangat mempengaruhi kualitas tidurku."

"Kamu tidak tidur nyenyak? Aku tidak tahu siapa yang tidak bangun meski guntur bergemuruh tidak karuan ya." jawab Clara dengan tidak sabar, memperlihatkan ke Keyra, pagi-pagi sudah ribut dan cari masalah saja.

Clara tidak tahu arti tersembunyi dari kata-kata Keyra, tapi Diana mengerti, wajahnya langsung memerah dan dia berkata dengan hati nurani yang merasa bersalah, "Key, apakah kamu hari ini punya waktu kosong untuk berbelanja bersama?"

“Tentu saja aku punya waktu kosong. Kebetulan sekali aku sedang suka sekali dengan sebuah kalung edisi terbatas.” Keyra menaikkan alisnya memberi isyarat ke Diana.

Diana membelalakkan matanya, menggertakkan gigi dan berkata, “Jika kamu suka, aku akan menghadiahkannya padamu.”

“Menghadiahkan apa?” Pada saat ini Desta berjalan masuk dari pintu utama, tangannya sedang menggandeng Gungun.

Dia dan Gungun sama-sama mengenakan baju olahraga. Jelas sekali mereka baru saja kembali setelah berolahraga bersama.

“Key sedag suka sebuah kalung edisi terbatas. Aku berniat menghadiahkan kalung itu padanya.” Jawab Diana.

Tatapan Desta melirik ke Keyra, lalu berkata, “Suka sebuah kalung ya bisa langsung minta Alfy mengghadiahkannya. Bukannya dia mau menikahimu? Apa jangan-jangan dia tidak tega menghabiskan uang sedikit ini untukmu”

“Aku yang tidak tega menyuruhnya menghabiskan uangnya, oke!” jawab Keyra dengan percaya diri, lalu menoleh ke Diana, memanjangkan nada bicaranya, “Kakak ipar ...”

“Aku akan membelikannya untukmu, cepat sana makan.” Diana menyumpit makanan lalu memasukkannya langsung ke mangkuk Keyra, dia berhasil membuat Keyra menutup mulutnya.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu