Suami Misterius - Bab 359 Bibi

“Rina, kuingatkan ya, kalau sampai karirku hancur, tidak aka nada untungnya untungmu.” Yanto memperingatkannya, lalu pergi.

Didalam ruang tamu, hanya tersisa Rina yang kesal sampai gemetar dan Clara yang terus menonton pertengkaran mereka.

“bibi, bukankah kamu paling pintar merawat anak orang. Nanti setelah bibi melahirkan putranya, anda juga bisa mengasuhnya seperti anda membesarkanku, merawan dan membesarkan adik sepupu dengan baik.” Setelah Clara tersenyum denga dingin, dia bangkit dari sofa perlahan lalu berjalan keluar villa.

Clara baru berjalan keluar dari villa, didepan pintu, samping mobil Maseratinya, Melanie sudah menunggu dengan tidak sabar.

“Sudah kembali?” Clara bertanya dengan wajah tersenyum.

“ Wini saja sudah pulang, untuk apa aku menunggu ditempat yang terpencil itu.” Melanie berkata.

“Naik.” Clara membuka kunci mobil dengan remote, lalu masuk ke dalam mobil disusul oleh Melanie.

Clara menyalakan mobil, ia memutar setir sambil bertanya : “Kenapa kamu pulang begitu cepat, apakah kamu mendapat sesuatu menyenangkan disana?”

“Pasti dong.” Melanie berkata dengan wajah yang sombong.

“Cepat katakan, jangan membuat penasaran.” Clara memelototinya.

Melanie mendengus dengan kesal, lalu berkata : “ Wini membayar dokter di Puskesmas, bukan hanya memberikannya surat diagnosa yang palsu, juga memberikannya obat penggugur kandungan.”

Setelah Clara mendengarnya, ia hanya menjawab dengan datar, “Uhm, Wini tidak bodoh, kalau HPL tidak tepat, maka ketika anaknya dilahirkan pasti akan ketahuan, sehingga selagi usia kehamilan masih muda, ia memanfaatkan kesempatan untuk menggugurkan janinnya.”

“Bayinya sungguh kasihan.” Melanie menyayangkan.

“ Wini sama sekali tidak memandang janin dalam perutnya itu sebagai sebuah nyawa, kehamilannya ini hanyalah senjata yang bisa ia manfaatkan untuk bisa kembali ke Keluarga Santoso dan menjalani hidup yang enak. Anak ini lebih baik tidak dilahirkan, semoga ia bisa reinkarnasi di keluarga yang lebih baik.” Clara berkata.

Melanie mengangguk setuju.

“Beritahu Vivi, minta dia untuk mencari waktu dan membantuku mengajak Wini bertemu. Wini berusaha begitu keras untuk bisa tetap bertahan di keluarga Santoso, tentu saja aku harus mendukungnya.” Clara tersenyum dengan begitu jahat.

Setelah Melanie mendengarnya, ia mengangguk dengan kuat, “Kamu sungguh baik hati.”

Clara : “……”

“Kemampuan Wini terbatas, ia bukan orang yang teliti dalam bertindak. Kalau kamu saja bisa menemukan buktinya, maka Rina dan Yunita juga pasti bisa menemukannya. Miko sudah merapikan jejaknya?” Clara mengingatkan lagi.

“Kamu masih tidak tenang dengan kinerja kakakku. Dia sudah menyelesaikannya sejak awal, tidak perduli siapapun yang ingin memeriksa selanjutnya, Wini pasti tetap hamil 3 bulan.” Melanie berkata.

“Hm.” Clara mengangguk.

“Sudah berhasil diminta kartu keluarganya?’ Melanie bertanya lagi.

“Bagaimana mungkin!” Clara tersenyum dengan sinis. “Yanto bilang, dia ingin menyerahkannya langsung pada Rudy.”

“Sebenarnya ayahmu ingin menjualmu dengan harga berapa. Sekarang yang ingin membeli adalah Rudy, harga yang ia berikan pasti tidak murah.” Melanie berkata dengan kesal.

“Biarkan Rudy yang mengurusnya dengan Yanto, aku muak melihat Yanto, kalau sampai aku tidak tahan dan memukulnya, ini kurang etis, karena bagaimana pun dia sudah menyumbangkan sperma yang menciptakan diriku.” Clara menggeleng dengan tidak berdaya.

Melanie mengetatkan bibir, memperlihatkan simpatiknya pada Clara. Siapa pun yang mendapat ayah seperti Yanto, sungguh pantas mendapatkan belas kasihan. Melanir merasa, bahkan ayahnya yang suka bermabuk-mabukan dan suka mengemuk ketika mabuk saja jauh lebih baik daripada Yanto.

Clara ingin kembali ke apartemen, sehingga menurunkan Melanie didepan pintu masuk stasiun. Membuat Melanie kesal sampai menghentakkan kaki, tidak hentinya memukul pintu mobil.

“Clara, kamu sungguh orang hanya mementingkan pacar daripada teman.”

Clara menurunkan jendela mobil dan berkata dengan serius : “Di apartemen hanya ada Sus Rani dan Wilson, tapi, putraku memang sangat tampan.”

Setelah dia mengatakannya, dia langsung menancap gas, mobil melaju bagaikan anak panah yang melesat.

Melanie : “……….”

……

Clara dan Rudy akan mengurus surat nikah mereka di catatan sipil, jarang-jarang Luna memberikannya libur beberapa hari.

Libur hanya beberapa hari, waktu yang terbatas, namun hal yang harus diurus oleh Clara sangat banyak.

Yang paling utama, dia harus menemani anaknya dengan baik terlebih dahulu.

Lalu, dia dan Rudy sudah akan mengurus surat nikah, setelah menikah, urusan pernikahan juga harus dijadwalkan. Menikah adalah urusan seumur hidup, itu merupakan urusan yang sangat penting, pasti sangat sibuk.

Dan sebelum menikah, Clara berharap bisa menyelesaikan masalah Keluarga Santoso terlebih dahulu.

Memikirkan hal ini, Clara langsung merasa sibuk bukan kepalang, ingin rasanya satu hari yang memiliki 24 jam bisa menjadi 48 jam.

Waktunya saja sudah tidak cukup untuk melakukan semuanya, masih saja ada orang yang terus menhampirinya.

Didalam restoran western.

Clara menatap Nalan Vi yang duduk dihadapannya, bibi ini pasti datang untuk minta diomeli.

“bibi, ada urusan apa anda mencari saya?” Clara mengangkat cangkir kopinya dengan anggun, menyeruputnya dengan perlahan, bibirnya yang merona dan indah menyentuh pinggir cangkir yang putih, terlihat begitu menawan.

bibi! Begitu Clara bicara, langsung membuat wajah Nalan Vi berubah drastic.

“Aku adalah ipar dari Rudy, panggilan Nona Clara untukku rasanya kurang pantas.” Nalan Vi berkata sambil mengangkat dagunya.

“Aku dan Rudy masih belum resmi menikah, tidak perlu mengikuti sapaannya. Berdasarkan usia anda sekarang, aku memanggil anda bibi tidak keterlaluan. Atau anda lebih suka dipanggil ‘bibi’?”

Tangan Nalan Vi yang berada diatas lutut mengepal erat, berusaha menahan emosi agar, kemudian tidak melanjutkan pertikaian tentang panggilan lagi.

“Apakah Nona Clara tidak penasaran kenapa hari ini aku mengajakmu bertemu?”

“Tentu saja penasaran, kalau tidak penasaran, aku tidak mungkin masih duduk disini.” Tangan Clara menyilang di depan dada, mulutnya mengatakan penasaran, namun ekspresinya malah terlihat acuh tak acuh.

Nalan Vi menatapnya dengan amarah yang naik tak tertahankan.

Nalan Vi menghabiskan banyak tenaga untuk meredam amarahnya.

Clara melihatnya tidak bicara, ia sungguh sudah tidak sabar menunggu, menundukkan kepala melihat jam tangannya dan bertanya : “bibi, oh, bukan, Bibi, kalau anda ada urusan cepat katakan, aku benar-benar sangat sibuk.”

“Sibuk? Sibuk menikah dengan Rudy? Nona Clara, aku sarankan padamu, pernikahan adalah urusan besar, sebaiknya dipikirkan dengan baik, kalau sudah menikah baru menyesal, itu sudah terlambat.” Nalan Vi menatapnya dengan wajah yang begitu angkuh.

“Bi, urusanku seharusnya tidak perlu anda urus.” Clara berkata sambil memainkan cangkir kopinya.

“Anggap saja aku kurang kerjaan ikut campur urusanmu.” Nalan Vi berkata sinis.

Clara tidak sanggup menahan tangannya untuk menopang kepalanya. Dia sungguh ingin mengingatkan bibi ini, suamimu sudah sakit parah sampai masuk rumah sakit, bukannya mengurusnya di rumah sakit malah datang untuk mengurusi urusan orang lain, otaknya bermasalah ya.

Nalan Vi melihatnya tidak bicara, berkata lagi dengan santai, “Aku juga wanita, mungkin karena tidak tahan melihat ada gadis yang ditipu.”

Clara menatapnya dengan wajah bingung.

“Clara, jujur saja ya, Rudy tidak tulus padamu.”

Setelah Clara mendengar ini, ia tidak bisa menahan tawanya, mengulurkan jarinya untuk menunjuk matanya sendiri, “Bi, kalau ini tdiak perlu merepotkanmu. Aku punya mata, aku bisa melihat pria mana yang tulus padaku atau tidak.”

“Untuk gadis seusiamu, sudah berapa banyak pria yang kau lihat. Pria itu, merupakan makhluk yang paling pintar berpura-pura didunia ini.” Nalan Vi berkata dengan santai, membuat dirinya terlihat sangat professional.

Clara berpikir, bibi yang satu ini, pasti sudah berpengalaman dengan makhluk yang disebut pria ini.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu