Suami Misterius - Bab 192 Tidak Usah Khawatir Menjadi Orang Yang Merepotkan

Rosa mengenakan seragam sekolah yang sama dengan Clara, karena peran yang dia lakonin hanyalah gadis SMA biasa. Agar sesuai dengan alur ceritanya, rias wajahnya tidak begitu menonjol.

Tapi usia sebenarnya dari Rosa adalah lima atau enam tahun lebih tua dari Clara, jadi Clara bisa mengenakan seragam sekolah dengan pas dan nyaman-nyaman saja. Dan kesan yang diberikan Rosa kepada orang-orang disana adalah bahwa dia jelas-jelas berpura-pura menjadi lemah lembut atau sok imut.

Ketika mereka berdua berdiri bersama, nilai kecantikan Clara sangat menonjol.

Rosa tampaknya menyadari hal ini juga, dan wajahnya berubah menjadi tidak karuan. Terus-menerus mengeluh, "Make up artis seperti apa yang

dipekerjakan oleh para kru? levelnya terlalu biasa. Susan, kamu sekarang telepon make up artis pribadi khusus untukku dan minta dia terbang kemari sekarang juga."

Rosa berlaga seperti bos disana, ngambek dan hampir saja mogok kerja. Akhirnya, setelah manajernya berkomunikasi dengan banyak pihak, dan sutradara akhirnya mengizinkan make up artis untuk menambah riasan untuk Rosa lagi.

Sambil menunggu make-up artis merias wajahnya Rosa. Seluruh pengambilan gambar pun dihentikan, semua orang terpaksa harus menunggunya.

Tabiat dan temperamen sutradara Liu juga tidak begitu sabaran. Dia mulai marah dan menegur orang-orang disana. "Bintang besar macam apa yang belum pernah aku temui, ini pertama kalinya aku melihat yang begitu sombong dan egois. Dulu ada bintang besar, dia juga sampai merusak citranya sendiri dan berperan menjadi seorang wanita tua renta yang telah berusia lanjut. Kenapa orang lain bisa melakukannya? ! Aku tidak peduli jika dia adalah wanitanya putra ke tiga atau ke empatnya keluarga Sutedja, aktris seperti itu, aku pasti tidak akan pakai lagi kelak! "

Setelah semuanya dimarahi oleh sutradara, Rosa akhirnya kembali setelah berdandan. Riasannya sedikit lebih berwarna dan tebal dari sebelumnya. Sutradara tidak puas dengan itu, tapi dia terpaksa mulai ambil gambar dengan menahan amarahnya.

Taman bermain ini dipenuhi dengan para aktor dan aktris. Dalam sesi ini, semua siswa melakukan senam di taman bermain. Posisi Clara ada di tengah. Gusti ada di barisan depan, sementara Rosa ada di barisan belakang.

Setelah berdiri dalam posisi yang sudah diatur, suara musik senam terdengar di taman bermain. Ada instruktur senam di depan panggung. Mereka hanya perlu mengikuti gerakan instruktur saja.

Senam semacam ini sudah biasa bagi Clara, dia bisa melakukannya tanpa tekanan.

Sebenarnya, adegan ini tidak sulit baginya, tidak perlu ngomong, hanya beberapa gerakan dan ekspresi wajah. Dia cukup senyum saja setiap saat dan membuat gerakannya seindah mungkin, dia sudah bisa mencapai standar seperti kembang sekolah.

Kali ini Clara mendapatkan bidikan close-up kamera. Kamera bergerak lambat kearah dia. Clara hanya cukup menunjukkan senyumnya pada kamera, sangat sempurna, tidak perlu diulang, cukup satu kali langsung jadi.

Namun, mereka semuanya terpaksa berdiri di taman bermain dan diambil gambar lebih dari sepuluh kali berturut-turut. Karena gerakan gerakan senam yang sederhana, Rosa membuat banyak kesalahan berturut-turut, padahal mereka cukup mengikuti gerakan instruktur saja, beberapa aktor sudah mulai merasa tidak puas.

Sebelumnya di kru "Putri Duyung", Clara adalah orang yang banyak membuat kesalahan dan membuang banyak waktu orang lain. Sekarang dengan adanya Rosa, Clara akhirnya tidak perlu khawatir menjadi orang yang merepotkan lagi.

Syuting sesi pertama berakhir, hari sudah sore.

Supaya tidak membuang banyak waktu lagi, sutradara tidak membiarkan para pemain beristirahat, tetapi langsung syuting sesi kedua.

Adegan kedua untuk para guru dan proses belajar di dalam kelas. Para aktor yang memerankan guru dan murid segera bersiap-siap. Kursi yang tersisa disediakan untuk para kru dan artis lainnya yang berperan sebagai pemeran figuran.

Yunita duduk di barisan ketiga. Dia tidak perlu ngomong dalam sesi ini, cukup memperlihatkan wajahnya saja.

Clara dan Gusti duduk di baris pertama. Mereka duduk di meja yang sama. Rosa duduk di baris kedua, di belakang Gusti.

Pada sesi ini, pemeran pria yang diperankan oleh Gusti menyanyikan lagu cinta untuk kembang sekolah yang diperankan oleh Clara. Clara juga tidak perlu ngomong apa-apa. Dia hanya cukup menutupi telinganya dengan tangannya dan membuat ekspresi malu-malu.

Rosa dalam sesi ini memerankan tokoh yang cemburu dan menghantamkan kepala pemeran utama pria dengan sebuah buku. Kemudian, mereka bertengkar.

Semua bagian sudah siap. Sutradara Liu berdiri di samping kamera dan berteriak, "action."

Gusti mengambil mikrofon yang terbuat dari kertas putih dan bernyanyi dengan keras kepada Clara: "Kamu bertanya seberapa dalam aku mencintaimu, seberapa besar aku mencintaimu, perasaan cintaku sangat dalam, cintaku juga sangat dalam, bulan mewakili hatiku..."

Meskipun karakter Gusti tidak baik, aktingnya benar-benar kelas satu. Dia memiliki suara yang khas, bernyanyi dengan perasaan yang sangat dalam, dan ekspresi wajahnya sangat tepat. Dia menyipitkan matanya sedikit dan membuat tampilan wajah yang penuh dengan kasih sayang dan sedikit menggelikan.

Clara menutupi telinganya dengan kedua tangannya. Alis matanya yang indah sedikit berkerut. Wajahnya terlihat malu-malu. Wajahnya diekspresikan dengan tepat layaknya seorang gadis SMA yang sedang menghadapi pernyataan cinta dari seorang pria.

Sebenarnya, sangat mudah bagi Clara. Sejak dia mulai sekolah, Dia selalu menjadi kembang kelas, kembang sekolah dan kembang kampus. Dia sering mendapatkan perhatian dan godaan dari para teman-teman yang sedang puber di sekolahnya.

Dia hanya perlu membayangkan kondisi dan penampilan pada saat itu saja.

Sebelum Gusti selesai bernyanyi, Clara berlari keluar dengan kedua tangan menutupi wajahnya. Sesi ini sudah bisa selesai.

Dan pemeran utama Gusti melihatnya pergi, dan dia bingung dan berteriak, " Go Ara, kenapa kamu pergi?"

Dia berdiri dan bermaksud mengejar, tetapi kepalanya dihantam dengan keras dengan sebuah buku oleh Rosa yang duduk di belakangnya.

Setelah itu, Sutradara mengerutkan kening dan berteriak, "Cut!" setelah Rosa selesai memukul kepala Gusti.

Ini adalah pertama kalinya sutradara berteriak "Cut". Sutrada Liu datang dan menjelaskan dengan sabar kepada Rosa. "Jangan terlalu kaku. Jika kamu terlalu kaku, gerakan kamu akan terlihat berpura-pura dan palsu. Wajah kamu juga jangan tanpa ekspresi, tapi juga jangan kasih ekspresi marah, tetapi harusnya ekspresi tidak puas, karena kamu memukul pria yang kamu diam-diam suka dengan buku itu. Sekarang, bayangkan pria yang kamu sukai, sedang merayu wanita lain. Bagaimana suasana hatimu? Ekspresi seperti Itulah yang seharusnya kamu tampilkan di wajahmu. "

Setelah itu, sutradara duduk di posisi Rosa dan memperagakan apa yang dia jelaskan tadi.

Hasilnya, kedua kalinya masih tetap gagal. Rosa malah lupa dialognya setelah memukul kepala Gusti. Setelah itu, pengambilan gambar harus diulang berkali-kali, setiap kali pasti ada saja kesalahan yang dibuat oleh Rosa. Wajah sutradara Liu menjadi semakin hitam. Suara teriakan "cut" makin lama makin keras dan terdengar makin tidak sabaran.

Clara minum jus dan berdiri disamping sambil untuk menonton lelucon. Sekarang, jika ada satu bungkus kwaci akan lebih sempurna.

Hari semakin gelap. Terakhir kali, akhirnya dengan terpaksa dianggap selesai.

Setelah sutradara teriak selesai, para aktor mulai satu persatu meninggalkan tempat itu dan para kru mulai membongkar peralatan dan membersihkan tempat syuting.

Clara membungkuk untuk berterima kasih kepada staf dan kemudian minta Melanie pergi membeli minuman. "Kalian telah bekerja keras. Aku akan traktir minum."

Semua orang sangat ramah pada Clara. Reputasinya sangat baik sejak dia bergabung dengan industri film ini.

Setelah selesai, Rosa langsung duduk di kursi di area istirahat, wajahnya terlihat sangat jelek, dan dia terus-terusan mengeluh, "Aku harus mengulang lebih dari sepuluh kali untuk satu macam pengambilan gambar. Tangan aku sakit. Aku sampai sekarang belum sempat makan siang. Jika perutku tidak nyaman, besok aku tidak mau bekerja. "

Semua orang menatapnya dengan tatapan aneh. Bukankah itu salahnya dia sampai harus mengulang lebih dari sepuluh kali? Karena dia, seluruh pemain tidak ada yang sempat makan siang. Nona Rosa ini tidak hanya tidak merasa bersalah, tetapi masih begitu sombong, kulit mukanya setebal apa ya.

Sutradara Liu marah sampai menendang jatuh sebuah kursi.

Setelah selesai bekerja, Clara membawa Melanie kembali ke kamarnya. Clara berbaring di sofa dan tidak ingin bergerak. Melanie mengeluarkan ponselnya untuk memesan makanan siap antar.

"Aku ingin makan mie seafood."

"Dekat sini hanya ada mie Udon Yunan. Pesanan akan diantar dalam 30 menit." Setelah itu, Melanie langsung memesan, dan masih sempat mendapatkan sebuah kupon diskon.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu