Suami Misterius - Bab 3 Seperti Orang Bodoh

"Kenapa kamu kesini! Elaine, kamu masih berani mencari aku!" Clara melotot melihat dia, tidak tahu rasa sakit, atau marah, tubuhnya bergetar.

"Tenang, adik kesayanganku, baru selesai melahirkan, tidak boleh marah-marah." Elaine pura-pura bersikap baik, berbicara sambil berjalan sampai di samping tempat tidur.

"Aku tidak menyambut kamu disini, segera pergi tinggalkan tempat ini." Clara melihat dia, dengan tidak segan mengusir dia.

Elaine seperti tidak mendengar perkataan dia, perlahan mengeluarkan selembar undangan berwarna merah dari dalam tasnya, menyerahkan ke Clara.

"Minggu depan aku dan Marco akan tunangan, kami khusus mengundang kamu datang menghadiri acara tunangan kami. Acara yang begini penting, mana bisa dilangsungkan tanpa kehadiranmu."

Elaine tertawa, suara tawanya menusuk telinga.

"Merasa menang lalu sombong? Kamu tidak merasa kamu menang dengan memalukan?" Clara berkata sambil memegang undangan itu.

Awalnya, semua ini milik dia, cinta, pernikahan, dan juga Marco. Tapi semuanya direbut oleh Elaine dengan cara yang memalukan.

"Cara tidak penting, yang penting itu hasilnya…… Clara, jangan merasa terlalu sedih, kamu yang terlalu bodoh."

Clara merasa dirinya benar-benar sangat bodoh, membiarkan Elaine masuk.

Sedangkan saat ini, Elaine sudah berada di samping kasur, pandangan matanya jatuh pada bayi yang sedang tertidur.

"Ini anak haram yang kamu lahirkan?" Saat dia berbicara, jari tangannya menunjuk bayi itu, jari tangan yang panjang dan ramping, seperti jari tangan monster.

"Jangan sentuh dia!" Tangan Clara memegang pergelangan tangannya, menghempaskan tangannya.

Clara baru melahirkan belum lama, tenaganya masih belum pulih. Tapi dorongan ringan itu, membuat Elaine tiba-tiba jatuh ke lantai.

"Ah." Elaine terkejut dan berteriak, wajahnya sudah dipenuhi air mata.

"Clara, kamu jangan seperti ini terhadapku, aku ini kakakmu. Aku tahu aku yang salah, aku dan Marco tidak seharusnya…… Aku benar-benar tidak sengaja, kamu maafkan aku ya?"

Clara terpaku menatap dia, belum sampai Clara merespon, sebuah bayangan yang besar lewat, berlutut di depan Elaine.

"Elaine, kamu kenapa?" Marco dengan penuh kasihan melihatnya.

Clara membelakangi pintu, sama sekali tidak tahu kapan Marco datang, tapi Elaine melihat, dan berpura-pura jatuh kesakitan seperti ini.

"Aku sendiri yang tidak berhati-hati dan jatuh, Marco, kamu jangan menyalahkan Clara." Ucapan Elaine begitu lembut, membuat orang tidak bisa tidak salah paham.

Benar saja, Marco dengan tatapan yang dingin melihat Clara, "Clara, aku pasti akan bertanggung jawab terhadap Elaine, kalau kamu mau menyalahkan kamu salahkan aku saja."

Clara mendengar ucapan ini, tertawa dingin. Ternyata laki-laki yang dia sukai, begitu bertanggung jawab.

"Aku tidak menyalahkanmu, aku juga tidak meminta dia datang kesini."

Marco mengerutkan alis, bertanya pada Elaine: "Untuk apa kamu datang kesini?"

"Aku, aku mau minta maaf sama Clara, aku berharap dia bisa merestui kita, aku tidak ingin ada orang yang tidak merestui pernikahan kita."

Elaine dengan wajah yang memelas berlinang air mata, seperti seakan Clara orang yang paling kejam.

"Baik, aku merestui pernikahan kalian, semoga berbahagia sampai kakek nenek. Sudah cukup? Elaine, kalau kamu masih terus berbaring di atas lantai dan tidak mau berdiri, kamu tidak takut Marco akan meragukan kamu sedang bersandiwara?"

Raut wajah Elaine berubah, Marco ingin membantu Elaine berdiri, tapi Elaine berteriak kembali, darah mengucur dari tubuhnya.

"Marco, aku kesakitan, aku, anak kita……"

Raut wajah Marco juga berubah, dengan panik menggendong dia, berlari keluar. Sebelum keluar, masih berkata kepada Clara: "Clara, kenapa kamu berubah begitu menakutkan. Kamu tahu tidak, dia sedang hamil 9 bulan."

Hamil 9 bulan? Ternyata, mereka tidak hanya berhubungan sekali.

Clara tertawa dingin, tertawa sampai tubuhnya tidak berhenti gemetar.

Clara menundukkan kepala, tiba-tiba di celananya terasa panas. Setelah dia melahirkan, dia terus pendarahan, tubuhnya sangat lemah sekali.

Saat ini, Clara merasa tenaganya hilang, dia bersandar di tembok, berusaha untuk bangkit, tapi tidak bisa.

"Non, kamu kenapa!" Wulan datang dengan membawa ember berisi air hangat, melihat Clara yang terduduk diatas lantai, terkejut sampai pucat, menangis dengan kencang berteriak memanggil dokter.

Bayi yang tadinya tertidur pulas terbangun, bayi kecil yang tidak tahu apa yang terjadi, ikut menangis.

Clara yang setengah sadar, tangannya memegang erat pergelangan tangan Wulan, pandangannya kabur.

"Bi Wulan." Suaranya sangat lemah.

"Iya non, bibi disini, jangan takut non, bibi Wulan disini menemani kamu." Wulan menangis sampai matanya merah. Dia adalah suster Clara, merawat Clara dari kecil sampai besar, hubungan mereka sangat dekat.

"Bi Wulan, apa aku mirip dengan orang bodoh……" Clara tertawa pahit.

Sebelum kejadian malam itu, Clara selalu menganggap Elaine seperti kakak kandungnya sendiri, menganggap Marco sebagai kekasihnya seumur hidup. Tapi mereka berdua malah mengkhianati dirinya.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu