Suami Misterius - Bab 294 Horang Kaya Benar-Benar Sombong

Selesai mandi, Clara mengganti baju dan berbaring tertidur di ranjang, setelah orang-orang di dalam vila hampir semua kembali ke kamar masing-masing, barulah dia mengambil tas dan pergi.

Dia tidak sabar ingin pergi melihat keluarganya yang sebenarnya.

Ketika Clara kembali ke apartemen di jalan Gatot Subroto, Wilson dan Sus Rani sudah tidur, hanya lampu di ruang studi yang masih nyala.

Clara melepaskan sepatu hak tinggi di kakinya, pelan-pelan mendorong pintu dan berjalan masuk, datang ke belakang Rudy, mengulurkan tangan menutup matanya.

Mata Rudy tiba-tiba menjadi gelap, dia tersenyum, telapak tangannya memegang tangan Clara yang lemah tak berdaya. “Sudah usia berapa, masih main permainan yang begitu kekanak-kanakan.”

Rudy memegang tangannya, menariknya dengan lembut, dan menariknya ke dalam pelukan.

Clara jatuh ke dalam pelukannya, dan berekspresi malu, lengannya merangkul lehernya, “Apakah kamu merindukanku?” Dia bertanya.

“Ya.” Rudy memeluknya, dan mencium di bibirnya. “Pulang begitu cepat?”

“Begitu selesai syuting langsung bergegas pulang. Besok adalah ulang tahun Wilson.” Selesai berkata, Clara bertanya dengan semangat, “Apa rencana besok?”

Hanya ulang tahun anak kecil, sudah memesan kue, cukup membawanya ke taman bermain.” Rudy menjawab.

Wilson masih terlalu kecil, tidak cocok merayakan secara besar-besaran, tapi taman bermain terlalu ramai.

“Pergi taman bermain?” Clara berkata, “Kita sekeluarga pergi ke taman bermain, bagaimana kalau difoto paparazi atau penggemar, itu agak merepotkan.

“Tidak apa-apa, kita boleh pergi malam hari.” Rudy berkata.

Clara berpikir dan mengangguk setuju. Taman bermain di malam hari agak sepi, lagipula cahaya di malam hari agak gelap, seharusnya tidak ada orang yang akan memperhatikannya.

Clara bersandar di pelukannya, dan menguap, wajahnya terlihat lelah.

Rudy memeluknya keluar dari ruang studi, langsung menggendongnya ke ranjang besar di kamar tidur

“Menaiki pesawat sepanjang hari, lelah? Istirahatlah lebih awal.” Rudy mencium di dahinya, dan menutupi selimut untuknya.

“Kamu tidak tidur?” Clara menarik tangannya.

“Ingin tidur bersamaku?” Ada kemesraan di dalam senyuman Rudy yang sempurna.

Wajah Clara menjadi merah, dan segera melepaskan tangannya.

Telapak tangan Rudy membelai wajahnya yang lembut, dan berkata dengan lembut, “Kamu tidur dulu, aku masih ada kerjaan yang harus dilakukan.”

“Ya.” Clara mengangguk, berbalik dan tertidur.

Dia benar-benar lelah, seharian menaiki pesawat, dan bertarung dengan bijak di keluarga Santoso, dia benar-benar merasa lelah di tubuh dan pikiran.

Clara langsung tidur sampai hari kedua.

Langit mulai terang, waktu tepat di jam 6 pagi.

Clara tidur dengan nyenyak, begitu berbalik langsung jatuh ke dalam pelukan yang hangat. Dia membuka matanya yang masih ngantuk, langsung melihat mata Rudy yang gelap dan panas tanpa pemberitahuan.

“Bangun begitu pagi?” Clara bergumam, dia melihat rambutnya masih basah, seharusnya baru selesai mandi.

Tidak mungkin Rudy bangun pagi-pagi dan mandi, kalau begitu sangat jelas dia tidak tidur sepanjang malam.

“Sudah jam berapa? Clara bertanya.

“Jam 6, masih bisa menemanimu tidur sebentar.” Suara Rudy sangat lembut, lengannya yang kuat memeluk pinggangnya yang ramping dan berbalik menekannya di bawah tubuhnya.

Kesadaran Clara masih berada dalam kondisi ngantuk, di bawah tubuhnya lembut seperti air, lengannya merangkul lehernya dengan lembut, dan suaranya seperti anak kucing, membuat nafsu orang meningkat.

Rudy hanya melakukannya sekali, setelah berakhir, keduanya saling berpelukan dan tertidur.

Wilson biasanya bangun jam 7.30.

Sus Rani sangat pengertian, tidak membiarkan anak menganggu Rudy dan Clara. Dia menggantikan baju olahraga untuk Wilson, dan membawanya sarapan di luar gerbang komplek, kemudian bermain di sekitar apartemen.

Clara dan Rudy bangun di siang hari.

Clara dibungkus dengan selimut, terbaring malas di ranjang, tidak ingin bangun. Rudy sudah selesai mandi, berdiri di tepi ranjang mengenakan kemeja.

“Presdir Sutedja hari ini tidak pergi ke perusahaan?” Clara bertanya.

“Ya, aku memberikan liburan sehari untuk diriku sendiri.” Rudy menjawab. Kerjaan darurat telah diselesaikan tadi malam, hari ini bisa menemani mereka pasangan ibu dan anak.

Rudy mengenakan kemeja dan celana panjang, duduk di tepi ranjang dan bertanya pada Clara: “Apa yang ingin kamu makan di siang hari?”

“Tuan keempat masak sendiri?” Clara tersenyum menatapnya.

Rudy terlalu sibuk, sangat jarang memasak.

“Ya.” Rudy mengangguk.

“Masak makanan yang disukai Wilson.” Clara berkata.

“Dia hanyalah anak kecil, tidak banyak yang bisa dia makan, utamakan dirimu. Bukannya orang mengatakan, ulang tahun anak merupakan hari kesengsaraan ibunya.” Rudy berkata.

Perkataan ini sangat menyentuh hati, Clara tersenyum merangkul lehernya, dan mencium bibirnya.

Rudy mengulurkan tangan, mengelus kepalanya, “Ayolah bangun, jangan malas-malasan lagi.”

Clara membungkus dengan selimut dan bangun menuruni ranjang dengan lambat.

Makan siang sangat lezat, tapi bocah kecil sepertinya tidak tertarik dengan masakan ayahnya, matanya selalu tertuju pada kue ulang tahunnya.

Kue dipesan oleh asistennya, Johan sudah menikah selama 5 tahun, putranya lebih besar tiga tahun dari Wilson, dia adalah seorang ayah yang sangat berpengalaman. Johan memesankan kue Peppa pig yang dua tingkat, kue bagian atas adalah sekeluarga berempat Peppa pig terbaring bahagia di bawah payung, gayanya sangat realistis dan imut.

Rudy menyalakan lilin kembang api, bocah kecil mengenakan mahkota ulang tahun di atas kepala, bertepuk tangan dengan senang hati, dan menyanyikan lagu ulang tahun dengan ayah dan ibu.

Clara mengambil ponsel, dan membuka mode selfie, mengambil foto mereka sekeluarga bertiga.

Bocah kecil tersenyum senang, Rudy dan Clara mencium pipi kanan dan kirinya, sekeluarga bertiga manis dan bahagia.

Clara memotong potongan kue terbesar untuk Wilson, bocah kecil makan dengan senang, wajah dan tangannya penuh dengan krim kue.

Clara menyeka wajah Wilson, krim terkena jari tangannya, dia tiba-tiba mengoles krim ke wajah Rudy yang tampan.

Terhadap tindakannya yang kekanak-kanakan, Rudy tersenyum menggeleng kepala, benar-benar tidak tahu harus menangis atau tertawa.

Setelah makan siang, keduanya menemani Wilson menonton foto kartun, dan pada saat malam hari sekeluarga bertiga keluar rumah.

Taman bermain di malam hari, lampu neon berkedip, lebih indah dari siang hari.

Clara menggandeng tangan Wilson masuk ke taman bermain, kemudian terkejut menemukan tidak ada seorang pun di taman bermain.

“Rudy, jangan-jangan kamu membuat reservasi?” Clara terkejut, dan hampir menjatuhkan dagunya.

Horang Kaya benar-benar sombong, bisa melakukan apapun sesuka hati.

**(orang kaya)***

“Sutedja Group memiliki saham di taman bermain ini, dengan alasan perbaikan peralatan, menutup setengah hari.” Rudy menjawab dengan santai, menggandeng tangan Wilson, dan berjalan maju ke depan.

Taman bermain di malam hari sangat indah, taman bermain sangat menarik bagi gadis-gadis besar seperti Clara, tetapi ada beberapa permainan yang belum bisa dimainkan anak kecil seperti Wilson.

Mereka bermain kincir ria, bermain korsel dan bemper mobil, kemudian Wilson mulai menguap.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu