Suami Misterius - Bab 781 Penipuan

Kasus Ezra saat ini sedang menemui jalan buntu, jadi beberapa informasi internal sangatlah penting.

Nyonya kedua Sunarya menepuk-nepuk dadanya dan berkata, “Clara, aku sengaja mencari tahu. Kasus pamanmu sekarang ada di bawah tanggung jawab Wakil Presiden Zhou. Secara kebetulan, putra Wakil Presiden Zhoudan Altria kami adalah teman sekolah, dan waktu dulu, ia sempat mengejar-ngejar Altria, mintalah Altria membawamu bertemu dengannya terlebih dulu, jalin koneksi dulu, dengan demikian baru bisa mendapatkan beberapa informasi dari orang dalam.”

Belakangan ini Clara sangat khawatir tentang kasus pamannya. Aeris baru saja menelepon kemarin, ia mengatakan bahwa kondisi Ezra telah stabil dan tim investigasi telah datang dua kali untuk mengajukan beberapa pertanyaan.

Setelah Clara mendengar kata-kata Nyonya kedua Sunarya, ia agak goyah, tetapi ia juga ragu.

Altria Sunarya itu sungguh tidak bisa diandalkan. Dan teman sekelasnya juga tidak akan bisa terlalu diandalkan rasanya.

Mungkin karena melihat Clara yang ragu, Nyonya besar Sunarya berkata: “Aku belum pernah mendengar bahwa Altria memiliki teman sekelas bermarga Zhou, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba. Jika itu tidak membantu, anggaplah sebagai menambah teman. Akan lebih baik jika itu bisa membantu.”

Nyonya kedua Sunarya mengangguk setuju, ia tidak banyak berbasa-basi.

Dia ingin membantu, jika ia terlalu agresif itu akan membuat orang merasa bahwa ia memiliki maksud tidak baik.

Clara mempertimbangkan sesaat, akhirnya ia memutuskan untuk bertemu dengan teman sekolahnya Altria yang bermarga Zhou.

Ini sudah darurat.

Altria mengatur pertemuan di malam ini.

Clara mengenakan setelan gaun santai dan keluar. Altria yang melihat bahwa dia berpakaian santai, wajah kecilnya langsung mengerut.

“Kakak ipar, mengapa kamu berpakaian asal seperti ini untuk pergi ke acara pertemuan?”

“Kenapa? Ini bukan kencan, juga bukan kontes kecantikan” Clara menjawab dengan tenang.

Altria mengangkat bahu dengan tidak berdaya, lagipula sekarang sudah tidak ada waktu untuk pulang dan menggantinya lagi, ia hanya bisa ikut bersama Clara naik mobil.

Clara mengemudi dan menanyakan alamat kepada Altria.

Altria menyebutkan sebuah nama hotel, Clara membuka navigasi mobil, dan kemudian mengikuti panduan navigasi.

Akhirnya Mobil berhenti di tempat parkir basement hotel.

Clara dan Altria turun dari mobil kemudian naik lift.

Altria mengulurkan tangan dan menekan tombol angka lift.

Setelah lift tiba, Clara baru menyadari bahwa tidak ada ruang VIP di lantai di mana mereka berada, melainkan sebuah ruang perjamuan dengan cahaya yang agak redup. Ada beberapa orang yang berkerumun menjadi kelompok kecil, para pria memakai jas yang rapih dan wanita berpakaian glamour dengan perhiasan lengkap.

Beberapa dari mereka ada yang bercanda, ada pula yang bersenang-senang, suasananya luar biasa ramai.

Di antara orang-orang ini, Clara samar-samar melihat sosok Su Loran. Dia mengenakan gaun merah panjang, rambutnya yang panjang disanggul, dan memperlihatkan lehernya yang jenjang dan indah, ia tampak cantik dan anggun.

Clara mengerutkan dahinya, tanpa sadar menoleh kearah Altria di sampingnya dengan wajah kesal.

Jelas, dia sudah dipermalukan oleh Nyonya kedua Sunarya dan Altria.

Tidak heran ketika ia keluar, Altria tidak mengeluh karena ia mengenakan pakaian santai, ia berdiri di antara kerumunan wanita yang berpakaian gemerlap dan mewah, ia benar-benar terlihat sangat biasa.

Tatapan Clara dingin sampai membeku, Altria menundukkan kepalanya dan berbisik, “Maaf, kakak ipar, aku sudah berbohong. Prins itu bukan teman sekelasku, tapi teman sekelas Kak Loran. Namun, Kak Loran juga berniat baik. Memanfaatkan acara reuni teman sekolahnya, agar bisa memperkenalkanmu dengan Prins .”

Setelah Altria selesai berbicara, ia meraih tangan Clara dan dengan wajah memelas melanjutkan perkataannya: “Kakak ipar, bukankah kamu khawatir tentang pamanmu? Prins mungkin benar-benar dapat membantu.”

Apakah Prins itu dapat membantu atau tidak, Clara sama sekali tidak tahu.

Tapi Nyonya kedua Sunarya dan Altria telah membohonginya, ini membuat Clara tidak dapat menahannya.

Terlebih lagi, ada Su Loran yang ikut campur, ini sudah pasti tidak memiliki niat yang baik.

Clara menepis tangan Altria, dan berjalan menuju lift tanpa berkata apa-apa.

Namun, ia baru ingin melangkah, Su Loran sudah melihat mereka dan berjalan menghampiri sambil tersenyum dengan ramah dan merangkul lengan Clara.

“Clara, kenapa kamu baru datang, kalau kamu masih tidak datang juga, Prins akan pergi. Sekarang dia adalah orang yang sangat sibuk.”

Clara tidak terbiasa dengan hal itu, dan dia tidak menyukai sikap Su Loran yang begitu sok akrab, tetapi ia tetap berkata dengan sopan, “Aku baru saja menerima telepon dari managerku dan dia memintaku untuk segera kembali. Sepertinya ada hal yang mendesak.”

“Hal apa yang lebih penting daripada masalah pamanmu. Aku harus menghabiskan banyak energi untuk mengundang Prins , tolong jangan sia-siakan pengorbananku.”

Setelah Loran selesai bicara, ia mengabaikan Clara yang keberatan, dan dengan sedikit paksaan menyeretnya masuk ke ruang pertemuan.

Tidak ada jendela di ruang pesta itu, hanya lampu disco sangat menyilaukan, berkedip-kedip di atasnya.

Clara menyipitkan matanya, ia tidak terbiasa dengan lingkungan seperti ini.

Pada saat ini, Clara dibawa ke ruang tengah perjamuan oleh Loran. Seluruh udaranya dipenuhi dengan asap rokok dan bau alcohol yang membuatnya tersedak. Clara meliriknya, dan langsung tahu bahwa orang-orang ini adalah para keturunan keluarga kaya yang tidak melakukan bisnis dengan benar.

“Semuanya tolong jangan ribut, berhenti.” Loran meninggikan nada bicaranya.

Begitu dia membuka mulutnya, semua orang berhenti berbicara, dan semua mata tertuju pada mereka.

“Kak Loran, siapakah wanita cantik ini, cepatlah perkenalkan kepada kami.”

Seorang pria yang mengenakan jas yang mencolok bertanya sambil tersenyum, meskipun dia sedang berbicara dengan Loran, tetapi soratan matanya lurus menatap kearah Clara.

“Kamu baru saja pulang dari luar negeri, tidak heran jika kamu tidak mengenalnya.”

Loran menjawab sambil tersenyum, ia dengan sangat serius memperkenalkan: “Ini adalah seorang Aktris yang populer, Clara Santoso, Puteri Cantik keluarga Santoso.”

Setelah Loran selesai bicara, ia dengan sengaja menurunkan nadanya, dan berkata kepada Clara: “Ini adalah Prins . Dulu adalah teman sekelasku, ia terlihat sedikit tidak bisa diandalkan, namun orangnya sangat baik, kamu jalinlah koneksi yang baik dengannya, mohonlah padanya, dia pasti akan membantumu.”

Loran sengaja mendorong Clara kearah Prins , berkata sambil tersenyum, “Sudah jangan berdiri saja, ayo duduk dan mengobrol.”

Kemudian, orang-orang itu lanjut mengobrol sa,bil bercanda.

Loran sibuk menyapa orang lain, bahkan Altria dibawa pergi oleh dua teman perempuan yang ia kenal.

Clara ditinggalkan begitu saja dengan Tuan muda Meldi.

Keduanya duduk disamping sebuah meja bundar.

Mata Prins menyapu seuluruh bagian tubuh Clara, dan tatapannya hampir menyapu bersih tubuh Clara.

Senyum di wajahnya sangat genit, “Namamu Clara ya, nama ini terdengar sangat enak didengar. Terdengar begitu anggun dan elegan.”

Clara mengabaikannya, ia mengeluarkan ponselnya dan menundukkan kepala sambil memainkan permainan.

Untuk saat ini, dia tidak melihat rencana apa yang disiapkan Loran untuknya. Lagi pula, dia sudah datang, ia harus menonton sampai habis.

Ketika Prins melihat Clara yang mengabaikannya, itu langsung merasa tidak sabar.

Hanya seorang artis wanita yang berpura-pura angkuh dan dingin saja, dan kenyataannya tidak tahu sudah berapa banyak ranjang pria yang dia naiki sebelum dia mendapatkan posisi yang stabil di dunia industri hiburan.

Prins berpikir di dalam hati, nanti ketika dia telah berhasil membawanya ke atas ranjang, dia harus baik-baik menyiksanya.

Pandangan Tuan muda Meldi kembali jatuh ke wajah Clara, berbeda dengan para artis wanita yang bermakeup tebal yang pernah bermain dengannya, yang bahkan tidak sanggup dia lihat ketika mereka menghapus makeupnya.

Wajah di depannya ini sangat bening dan bersih, wajah kecil tanpa riasan wajah yang begitu natural dan menarik.

Prins sungguh merasa penasaran, ia tidak sabar ingin segera mendapatkannya.

Dia mengulurkan tangan dan memindahkan gelas anggur, lalu perlahan menggesek pinggiran gelas anggur itu, sementara Clara menundukkan kepalanya sambil bermain dengan ponselnya, ia dengan cepat memasukkan sebutir pil ke dalam anggur itu.

Pil jatuh ke dalam anggur itu, dan mengeluarkan gelembung, lalu membaur dengan cepat.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu