Suami Misterius - Bab 400 Kelemahan Rudy

“Lain kali pikir lebih panjang sedikit, jangan memprovokasi mereka. Dirimu menerima pukulan dengan Cuma-Cuma atau tidak, kamu lebih jelas dariku.” kata nenek Sutedja sambil memelototinya dengan tidak sabar.

Anak-anak di dalam keluarga ini, seberapa besar kemampuan dan karakter mereka, nenek Sutedja-lah yang paling tahu.

Kualifikasi Revaldo biasa-biasa saja, sementara pikirannya selalu ditempatkan pada jalan yang jahat. Gevin sedikit pintar, teta pi tempramen tidak stabil. Adapun Viona, haih, rasanya tidak ingin mengatakan apa-apa. Untungnya umurnya masih muda, berikan sedikit mahar, maka setelah dua tahun lagi sudah dapat menikahkannya

“Sudah, jika tidak ada hal lain kembalilah ke kamar masing-masing. Kurangi merusak pemandanganku.” Begitu nenek Sutedja selesai bicara, ia melihat Rudy dan Sus Rani berjalan masuk dari pintu.

Viona langsung berdiri dari sofa, ia membelalakkan mata merahnya, dan menatap mereka dengan kesal.

Namun, Viona sama sekali tidak dipandang Rudy. Rudy tidak melihatnya sama sekali, ia hanya membisikkan beberapa kata kepada Sus Rani, lalu Sus Rani bergegas naik ke atas, tidak lama kemudian, ia membawa dua koper turun.

“Rudy, apa yang kamu lakukan?” nenek Sutedja berdiri dari sofa dan bertanya dengan wajah yang tegas.

Ketika Nalan Vi mendengarnya, ia sedikit marah. “Rudy, kamu harus mengerti duduk masalah dengan jelas! istrimu telah memukuli Viona, lalu kalian masih merasa dirugikan!”

Rudy bahkan tidak memandangnya sama sekali, tatapan matanya dalam dan datar, meskipun nada bicaranya sopan, tapi auranya tampak dingin.

“Nenek, Wilson masih kecil sehingga terlalu berisik, jika kami masih tinggal disini akan mengganggu istirahatmu, juga mengganggu pemulihan kakak pertama, Clara memiliki sifat yang gegabah, aku rasa menyuruh mereka pindah sementara itu lebih cocok.”

Wajah nenek Sutedja terlihat dingin. Ia melihat Sus Rani dan dua buah koper di tangannya dan berkata dengan sinis, “Cocok atau tidak cocok semua terserah pada keputusan Tuan Rudy. Orang tua sepertiku ini tidak berhak berbicara.”

“Karena nenek tidak keberatan, maka aku pergi dulu, aku akan datang untuk menemuimu di lain hari.” Rudy selesai bicara langsung membawa Sus Rani pergi.

Kehormatan nenek Sutedja benar-benar diabaikan, membuat napas kacau sampai di dadanya naik turun. Nalan Vi mengambil kesempatan ini untuk mengomporinya.

“Nenek, lihatlah Rudy, dia sama sekali tidak memandang nenek dan ayah, apalagi Keluarga Sutedja. Ia hanya sibuk melindungi istrinya, takut kita akan mempersulitnya, sehingga langsung mengambil kesempatan ini untuk pindah. Ia bahkan mengabaikan peraturan di Keluarga Sutedja.”

“Apa sudah cukup kamu bicara!” nenek Sutedja memelototinya dengan garang. “Siapa yang memberikan kesempatan ini kepadanya, bukankah putri kamu yang bodoh itu pelakunya. Awalnya Arima dan aku berencana untuk membiarkan mereka tetap tinggal, lalu berbicara perlahan tentang perusahaan. Kemudian membuat rencana-rencana bagus untuk kerjasama kalian, sekarang semua rencana yang kami susun kalian buat berantakan sudah!”

Nalan Vi dimarahi sampai tidak berani melawan, Viona masih dengan wajah sedihnya.

Setelah nenek Sutedja marah besar, ia menghela napas berat.

“Waktu itu, aku sudah memperingatkanmu untuk lebih berhati-hati. Rahma tampak cerdas, tetapi ia tidak cerdik dan mudah dimanipulasi. Tapi kalian tidak mendengarkan nasehatku, masih dengan sengaja menyentuhnya. Clara ini adalah orang yang tanggap dan sangat cerdas, tidak begitu mudah berurusan dengannya. Selain itu, dia dan Rahma berbeda. Kasih sayang Rudy untuk Rahma adalah persahabatan dan rasa tanggung jawabnya pada teman yang tumbuh bersama sejak kecil. Sedangkan Clara, Rudy benar-benar tulus mencintainya. Namun……”

nenek Sutedja tiba-tiba merubah topik, “Namun, dengan adanya Clara ini adalah hal yang baik. Dia akan menjadi titik kelemahan Rudy, di saat yang menentukan, kalian berdua bisa memanfaatkan Clara untuk menekan Rudy. Namun, itu adalah pilihan terakhir, kalian tidak boleh mengambil resiko kalau tidak terdesak.”

Setelah nenek Sutedja mengatakan semua ini, ia menghela nafas panjang dan bangkit dari tempat duduknya untuk kembali ke kamar.

Kemudian, Nalan Vi dan Viona juga kembali ke kamar mereka di lantai dua.

Di dalam kamar yang besar, Revaldo setengah bersandar di tempat tidur, wajahnya pucat. Cuaca kurang baik dalam beberapa hari terakhir, dan ini membuat kondisi Revaldo memburuk.

“Revaldo, saatnya minum obat.” Nalan Vi menuangkan segelas air hangat, dan menuangkan dua pil putih dari botol lalu diberikan kepadanya.

Revaldo mengambil air dan obat itu lalu langsung mengangkat kepala dan menelannya. Sejak ia sakit, ia lebih banyak meminum obat daripada makan, sampai ia sudah lupa bagaimana rasa pahitnya.

Setelah Revaldo minum obat, punggungnya menempel di sandaran ranjang dan kembali terbatuk lagi. Viona duduk di samping ranjangnya dan dengan cepat mengelus punggungnya untuk membuat nafasnya lebih lega.

“ayah, apakah kamu sudah lebih baik?”

Revaldo meraih tangannya dan tersenyum tak berdaya, “Penyakit ayah tidak bisa disembuhkan, aku hanya bertahan sampai kakakmu mengambil alih perusahaan, dan kamu menikah lalu melahirkan anak, dengan demikian ayah bisa mati dengan tenang.”

“Ayah, jangan katakana hal seperti ini, ayah akan panjang umur.” Viona menggenggam tangan ayahnya dan tidak sanggup menahan air matanya.

“Sudahlah, jangan menangis. Kalau matamu bengkak karena menangis maka tidak cantik lagi.” Revaldo membujuk putrinya dan mengulurkan tangannya menyentuh wajahnya, tepat disaat ini ia menaydari bahwa pipi Viona agak merah dan bengkak.

“Ada apa dengan wajahmu?” tanya Revaldo dengan alis mengkerut.

Viona mendengus, ia menundukkan kepalanya, dan menceritakan tentang masalah ini sekali lagi. Di depan Revaldo, ia tidak akan menyembunyikan apa-apa, ia mengatakan yang sebenarnya dengan jujur.

Setelah mendengarnya, Revaldo hanya menghela nafas tanpa menyalahkannya, “Lain kali jangan terlalu gegabah, jika ingin melakukannya, jangan sampai orang lain mengetahuinya.”

Viona mengangguk tanpa membuat alasan.

“Anak baik, kembalilah ke kamarmu. Aku dan ibumu masih ada yang harus dibicarakan.” kata Revaldo sambil sedikit terbatuk.

Viona pergi dengan patuh. Nalan Vi duduk di sampingnya ranjang menggantikannya.

“Apa yang sudah nenek katakan?” tanya Revaldo.

Nalan Vi berkata dengan mendengus dingin, “Nenek tua itu, ia mengatakan hal seperti biasa, menyuruh kita untuk tidak memprovokasi Rudy.”

Revaldo juga tertawa dengan senyumnya yang agak jahat, “Kita dan Rudy sudah sejak lama memiliki pertikaian yang tidak ada habisnya. Bahkan jika sekarang berlutut di hadapannya, ia tidak akan pernah melepaskan kita, lebih baik kita yang mulai melangkah terlebih dahulu, meskipun itu akan sama dengan mati bersama. Dengan keadaanku seperti sekarang, tidak ada yang perlu kutakutkan.”

Dia bicara sambil terbatuk, Nalan Vi dengan sangat hati-hati menenangkannya. “Nenek juga mengatakan bahwa kita terlalu gegabah dulu dan tidak seharusnya menyentuh Rahma.”

Setelah mendengarkan itu, Revaldo mencibir, “Nenek tua itu tahu apa! Mata Gevin sudah jatuh pada Rahma. Jika dia tidak bergerak lagi, itu hanya akan menimbulkan skandal. perselingkuhan Rahma terkuak, itu tidak hanya baik untuk Gevin, tetapi juga bisa mengalahkan Rudy. Itu benar-benar langkah yang baik. Tidak disangka, Rudy ternyata adalah anak dari Keluarga Sunarya. Rencana manusia sungguh tidak bisa melawan rencana tuhan.”

“Sekarang untuk apa membicarakan ini? Setelah menembak panah, tidak ada cara untuk mendapatkannya kembali.” Nalan Vi membujuk dan berkata: “Nenek juga mengatakan bahwa Clara bisa menjadi kelemahan Rudy, kita bisa memanfaatkannya.”

Setelah mendengarkan, Revaldo berpikir sejenak, lalu tersenyum, “Nenek tua itu akhirnya mengatakan sesuatu yang berguna.”

Setelah selesai bicara, Revaldo menyerahkan setumpuk dokumen tebal kepada Nalan Vi, “Ini dokumen dari seseorang yang kamu minta untuk memeriksanya, itu dikirim kepadaku kemarin. Cobalah kamu lihat sendiri.”

Nalan Vi menerima dokumen itu, dan ia membukanya dari halaman ke halaman.

Ini tentang Clara dan Marco. Mereka sejak kecil tumbuh besar bersama, sampai hal-hal kecil mereka semua di periksa. Termasuk saudara tiri Clara, Elaine yang berselingkuh dengan Marco, sampai Clara yang dijebak oleh Elaine, hamil dan melahirkan anak.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu