Suami Misterius - Bab 654 Rudy Tidak Akan Mengganggu Istrinya

"Lena, Clara sepertinya demam."

Kata Ahyon.

"Hah?"

Lena agak linglung. Dia berdiri dari kursinya dengan respon sedikit lambat lalu mengulurkan tangan dan menyentuh kening Clara sebentar, benar-benar cukup demam.

Hei! Cuma kehujanan sedikit saja sudah seperti kepiting rebus. Wanita yang begitu manja ini, memang hanya tuan muda keempat Keluarga Sutedja yang kuat membiayai dan merawatnya.

"Apa ada termometer dan obat penurun demam di rumahmu ini?"

Tanya Lena.

"Ada."

Ahyon mengambilkan termometer dan obat penurun panas.

Lena mengukur suhu tubuh Clara, Suhu tubuh Clara 38,4° tidak terlalu tinggi dan dia tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk saat ini.

Clara meminum obatnya dan minum setengah gelas air hangat lalu karena pusing, dia pun tertidur.

Efek alkohol di diri Lena juga mulai menghilang dan Lena mulai cukup sadar. Dia dan Ahyon pun membereskan dan mencuci mangkok dan sumpit.

Setelah mereka berdua membereskan dan membersihkan semuanya, mereka pun duduk dan mengobrol di ruang tamu.

“Aku sudah bantu kamu membuat janji periksa untuk jumat minggu depan, jangan lupa ya.”

Kata Lena mengingatkan.

“Em.”

Ahyon mengangguk lalu tampak keraguan di wajahnya. Dia pun berkata dengan terbata-bata. “Aku merasa akhir-akhir ini dadaku sakit. Tidak tahu kenapa.”

Ahyon mengatakan itu dengan sangat tidak jelas. Dada sakit yang dia katakan itu, sebenarnya yang dimaksud adalah payudaranya sakit.

"Bagaimana sakitnya?

Apakah itu sangat menyakitkan? "

Lena sudah terbiasa mengulurkan tangan untuk memeriksanya tapi Ahyon tanpa sadar menepisnya.

"Kenapa kamu begitu malu sih, kita semua kan wanita. Mana mungkin aku mencari keuntungan darimu.”

Lena tersenyum sambil menggodanya. Tapi dia pun menarik tangannya.

"Jika ketika disentuh tidak ada benjolan. Maka, itu mungkin merupakan stimulasi hormon.

Menstruasimu harusnya segera datang. Banyak orang memiliki gejala nyeri dada sebelum menstruasi, dan seharusnya bukan masalah besar.

Tentu saja, gejala ini juga dapat terjadi jika seseorang hamil. "

Kata Lena lagi.

"Aku tidak hamil, aku sudah tes menggunakan tespek."

Kata Ahyon.

"Oh, tunggu nanti hari Jumat, aku akan mengambil CT scan dadamu dan memeriksanya dengan baik."

Begitu Lena selesai berbicara, bel pintu tiba-tiba berbunyi.

"Ada paket?"

Tanya Lena.

"Aku jarang berbelanja online."

Jawab Ahyon.

Dia juga tidak bisa menebak siapa yang akan datang dan mengetuk pintunya di hari hujan seperti ini.

Jika itu adalah Ramzez. Dia punya kunci apartemen.

Apalagi, Ramzez tidak tahu kalau Ahyon sudah pindah kembali ke apartemen sehingga Ramzez tidak akan mungkin datang ke sini.

"Mungkin itu dari pihak manajemen apartemen, atau mungkin salah ketuk, sudah jangan pedulikan."

Selesai bicara, Lena pun pun berbaring dengan santainya di sofa.

Baru saja mengangkat kakinya tiba-tiba mendengar suara kunci.

Ternyata, orang di luar sana punya kunci! Lena dan Ahyon mengira itu adalah Ramzez.

Lena langsung duduk kembali di sofa. Lalu ketika dia bersiap untuk menggoda tiba-tiba dia malah melihat pintu dibuka lalu Rudy dan Hyesang berjalan masuk satu persatu ke dalam.

Ternyata, selain Ramzez, Hyesang juga punya kunci apartemen ini di tangannya.

Ahyon sangat terkejut ketika melihat mereka.

Sejak dia pindah ke apartemen lagi. Hyesang tidak pernah datang. Dia hanya menelepon Ahyon setiap malam sebelum tidur untuk memastikan Ahyon baik-baik, hanya sebatas itu saja.

Sedangkan Hyesang datang hari ini jelas juga bukan datang untuknya..

Tatapan mata Ahyon jatuh ke diri Rudy.

Rudy mengenakan setelan jas dan kemeja buatan tangan murni warna hitam dan sudut pakaiannya disetrika dengan sangat rapi.

Dia berdiri di sana terlihat begitu gagah dan berat, kesan pertamanya terlihat dingin dan sangat sangat terhormat.

Paras wajah Rudy sangat sempurna, hanya terlalu dingin dan tidak menunjukkan emosi apapun di wajahnya itu.

Pada saat ini, Rudy juga merapatkan bibirnya. dua matanya yang hitam terlihat begitu dalam sehingga tidak terlihat dasarnya.

"Rudy datang menjemput istrinya."

Kata Hyesang.

Ahyon sedikit mengernyit setelah mendengarkan ini.

Meskipun Clara tidak mengatakan apa-apa, tapi Clara berlari ke depan Ahyon menerjang hujan dan sosoknya saat itu seperti seorang anak kecil yang tidak punya rumah untuk pulang. Mata redup Clara terus memandangnya waktu itu. Walaupun dia tersenyum tapi tampak kesedihan yang samar dalam senyum Clara itu.

Ahyon tahu, pasti ada sesuatu yang sudah terjadi sehingga Clara tidak ingin pulang walau dia punya rumah dan keluarga.

"Clara demam dan tertidur setelah minum obat.

Dia tidak enak badan untuk pulang bersamamu sekarang. Dia juga mungkin tidak mau pulang bersamamu. "

Selesai mendengarkan ini, Rudy menatap Ahyon dalam-dalam, matanya yang dalam berpikir.

"Dia adalah istriku, tidak pulang bersamaku. Apa jangan-jangan kakak ipar mau terus merawat dan membiayainya?"

Ahyon tersenyum dingin, “Nyonya Sutedja begitu manja dan sangat berharga, bagaimana mungkin aku sanggup membiayai dan merawatnya?

Namun, Presdir Sutedja bukannya seharusnya kamu belajar untuk menghormati istrimu.

Aku sudah bilang, dia tidak ingin pergi denganmu sekarang."

"Sejak kapan kakak ipar menjadi juru bicara Clara?"

Rudy mengangkat alisnya dengan dingin.

Tidak heran kalau Rudy adalah seorang yang ahli dalam bidang negosiasi. Ucapan Rudy ini membuat Ahyon terdiam.

Ahyon mengerutkan kening, melihat Rudy berjalan ke arah kamar tidur. Ahyon mau melangkah maju menghentikannya naik tapi dia malah dihentikan oleh Hyesang.

Hyesang berkata, "Urusan rumah tangga orang, lebih baik kamu tidak usah ikut campur."

Ahyon mengerutkan kening lalu berkata, "Di luar, aku tidak akan ikut campur dan mengurusi ini. Tapi ini adalah rumahku, aku tidak akan pernah membiarkan Clara diganggu.”

Hyesang tersenyum sambil menggelengkan kepala setelah mendengar ini, “Tenang saja, Rudy tidak akan mengganggu istrinya sendiri.”

Di dunia ini orang yang sangat peduli dengan Clara, sepertinya adalah Rudy.

Clara hanya hilang selama beberapa jam tapi Rudy hampir saja membalikkan seluruh kota A ini.

Kesan Hyesang terhadap Rudy yaitu Rudy selalu menjadi pria yang sangat dewasa, tenang dan masuk akal.

Dan ini pertama kalinya dia melihat Rudy terlihat tidak tenang dan tidak masuk akal.

Di kamar, Clara berbaring di ranjang dan terbungkus selimut. Tubuhnya meringkuk. Dia tampaknya tidak enak badan sekali. Wajah kecilnya memerah dan keningnya mengerut kencang.

Rudy berjalan melangkah ke samping ranjang lalu bibir tipisnya merapat membentuk satu garis.

Dia mengulurkan tangan dan menyentuh kening Clara, masih sangat panas.

Tidak tahu apa efek obatnya yang belum bekerja atau fungsi obatnya tidak bekerja sama sekali.

Rudy merentangkan lengannya dan memeluk Clara ke dekapannya. Dagunya menunduk menyentuh keningnya, alis Rudy mengerut menunjukkan rasa kasian dan tidak tega kepada Clara.

Tiba-tiba ada rasa sakit yang hebat di dalam dadanya.

Clara terbangun karena dipeluk dan digendong oleh Rudy. Matanya terbuka perlahan lalu memandang Rudy. Kesadarannya masih agak kabur.

“Suamiku kepalaku sakit.”

Gumam Clara, lalu tanpa sadar meringkuh dalam dekapan Rudy dan wajahnya ditenggelamkan di dada Rudy.

"Sayang, aku akan membawamu pulang ya."

Kata Rudy di telinganya, lalu ciuman dingin dijatuhkan di lehernya.

Rudy menggendongnya lalu berjalan keluar dari apartemen Ahyon.

Meskipun masih hujan di luar, tapi hujannya sudah cukup reda.

Di depan gedung apartemen, dua pengawal berjas hitam berdiri di sana seperti dewa penjaga pintu.

Mereka memegang payung di tangan mereka. Ketika melihat Rudy keluar, mereka segera menghampirinya dan memayunginya.

Rudy membawa Clara ke dalam mobil. Ketika mobil perlahan melaju, dia pun memberi perintah dengan suara yang berat, “Hubungi dokter dan suruh datang ke apartemen di Jalan Gatot Subroto.”

Begitu mereka tiba di apartemen, Clara masih pusing, begitu dibaringkan di ranjang dia pun tertidur dengan lelap lagi.

Dokter memeriksanya dengan pemeriksaan sederhana dan seharusnya Clara demam karena kehujanan saja. Tidak ada masalah besar.

Terus diawasi saja setelah minum obat.

Ketika Clara tertidur, Rudy terus berada di sampingnya. AC di kamar diatur pada suhu yang cukup hangat. Dia meraih tangan Clara dan merasakan kalau Clara sudah tidur dengan nyenyak.

Lalu, tidak lama kemudian, demamnya turun.

Setelah demam Clara turun, keringat pun muncul di sekujur tubuhnya. Baju di tubuh Clara basah.

Rudy mengambil satu stel piyama bersih dari ruang ganti. Dia membuka selimut yang menutupi tubuh Clara lalu mulai membuka pakaian Clara.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu