Suami Misterius - Bab 962 Sulit Membantah

Tujuan dan motifnya juga sangat masuk akal, Su Loran adalah dalang kasus tersebut, polisi telah menemukan dana nominal besar yang ada di dalam rekeningnya.

Pada saat polisi bertanya mengenai keberadaan Yaya, Su Dalika berterus terang bahwa dia telah membunuh sanderanya, namun dia melakukannya sesuai dengan perintah Su Loran, permintaannya adalah Yaya harus mati.

Awalnya dia bermaksud untuk menipu uang dari Talia, namun pada pertengahannya justru terjadi masalah, sehingga dia tidak menerima uang tebusan dari Talia, demi menghindari permasalahan yang tidak diinginkan, dia mencekik anaknya dan langsung membuang mayatnya.

Setelah Talia mengetahui hal ini, awalnya dia tidak dapat menerima kenyataan bahwa anaknya telah meninggal dunia, setelah itu dia bagaikan telah gila dan menggali jenazah anaknya di dalam sungai.

Sementara saat ini Su Loran sedang merawat kandungan di dalam rumah sakit, namun tiba tiba menjadi tersangka dalam kasus penculikan dan dibawa ke kantor polisi.

Su Loran sangat kebingungan dalam menghadapi tuduhan Su Dalika .

Kejadian ini bagaikan sebuah bencana yang melimpah padanya.

Dalam menghadapi interogasi polisi, Su Loran sangat berhati-hati dalam berbicara dan hanya berkata :”Aku mau menghubungi pengacaraku, sebelum pengacaraku datang kemari, aku tidak akan menjawab pertanyaan apapun.”

Su Loran adalah seorang ibu hamil, sehingga tidak boleh dipukul maupun dimarahi, polisi juga tidak berdaya dalam bertindak.

Akhirnya hanya bisa mengurung Su Loran untuk sementara waktu.

Setelah itu pengacara Su Loran tiba di kantor polisi, dengan alasan bahwa Su Loran adalah seorang ibu hamil dan mengurus jaminan pembebasan, pada keesokan harinya, Su Loran sudah dibebaskan.

Kasus penculikan tersebut juga mengalami kondisi jalan buntu.

Akan tetapi, ketika Su Loran baru saja pulang ke rumahnya, Talia sudah datang mencarinya.

Kematian Yaya merupakan sebuah tekanan yang besar bagi Talia, Talia telah kehilangan elegan dan ketenangan seperti dulunya lagi, pada saat melihat Su Loran, dia langsung berkelahi dengannya, jika bukan karena ada pembantu rumah dan Ahmed yang sempat kemari, mungkin saja Su Loran sudah keguguran karena pukulan Talia.

Namun meskipun demikian, luka Su Loran juga lumayan parah.

Su Loran menerima beberapa tamparan dari Talia, pipinya telah bengkak, sudut bibirnya juga telah berdarah, kaki dan tangannya penuh dengan bekas biru memar.

Talia bagaikan orang yang telah gila, meskipun Ahmed memegangnya dengan mati-matian, namun dia tetap saja terus memberontak, dan terus mengancam bahwa akan membunuh Su Loran.

“Talia, kamu tenangkan diri dulu. Polisi masih belum tutup kasus, tindakan kamu sekarang sudah melanggar hukum.”

Ahmed menghabiskan tenaga besar untuk membawa Talia keluar dari rumah, lalu memasukannya ke dalam mobil.

Setelah itu dia memerintahkan supir agar dapat membawa Talia meninggalkan tempat.

Sebelum Talia meninggalkan tempat, tatapannya terhadap Ahmed terkesan sangat dingin dan bahkan sangat putus asa.

Setelah selesai mengurus Talia, Ahmed kembali ke apartemen lagi.

Saat ini Su Loran sedang menangis di atas sofa, kesannya sangat kasihan sekali.

Namun kali ini Ahmed tidak merasa simpati lagi terhadap Su Loran, malahan hanya merasa sangat memuakkan.

Dalam beberapa hari ini, wajah kecil Yaya terus terbayang di dalam benak pemikirannya, kadang kalanya dia akan kepikiran bayangan saat Yaya memanggilnya dengan sebutan ayah.

Dia mengetahui bahwa Su Loran bukan wanita yang mudah teratasi, juga mengetahui dengan niat liarnya.

Dia selalu sabar terhadap Su Loran, namun tidak menandakan bahwa Su Loran dapat bertindak seenaknya terhadap anaknya.

Su Loran mengangkat wajah kecilnya, lalu menatap Ahmed yang datang menghampiri dirinya, ketika baru saja ingin mengeluh, tamparan Ahmed telah melayang pada wajahnya.

Tenaga Ahmed jauh lebih besar daripada Talia, sehingga tubuh Su Loran juga terhuyung dan jatuh ke atas sofa, bagian telinganya masih ada suara yang bergema, pemandangan matanya juga semakin gelap.

Su Loran berbaring di atas sofa dan masih belum sempat tersadar kembali, Ahmed sudah terlanjur menarik bajunya dan mengangkatnya dari sofa, setelah itu dia menatap Su Loran dengan tatapan kejam dan berkata dengan nada emosi :”Dasar wanita jalang ! Kamu dapat keberanian dari mana, bahkan berani bertindak terhadap anakku ! Yaya sudah meninggal, kamu merasa kamu bisa mendapat apa !”

Su Loran sangat lemas dan hampir sesak nafas karena kerahnya yang ditarik oleh Ahmed.

Su Loran menangkap tangannya dengan susah payah, lalu berkata dengan nafas terengah-engah, “Bukan aku, aku tidak menculik Yaya, aku dituduh oleh orang lain, Su Dalika yang menuduhku ! Ahmed, tolong percayalah padaku, aku benar-benar tidak melakukan itu….” “Kamu masih berani mengelak ya ! Kamu memang wanita yang berhati iblis, aku sudah tahu kalau hal ini.

Aku hanya tidak kepikiran, ternyata kamu ada keberanian untuk menyentuh Yaya.”

Ahmed melototnya dengan mata yang kemerahan.

“Aku benar-benar tidak melakukan itu.”

Su Loran menangis dan berkata, tiba-tiba merasa sulit membantah lagi, “Kamu pikir baik-baik, kalau aku benar-benar ingin melukai Yaya, mana mungkin mencari orang yang memiliki hubungan saudara denganku, aku juga akan takut ketahuan.

Ini sebenarnya ada orang yang sedang menjebakku, Ahmed, kamu jangan terjebak.”

“Benar-benar pembicara yang hebat.”

Reaksi wajah Ahmed sangat seram, seolah-olah akan langsung mencekik pelaku yang membunuh anaknya.

Bagi seorang lelaki, wanita yang dicintainya tetap saja tidak dapat mengalahkan anak kandungnya.

“ Su Dalika sudah mengakuinya kalau kamu adalah dalang untuk kasus penculikan ini.

Lagi pula polisi barusan juga telah menyelidikinya, supir wanita pada saat itu adalah salah seorang penggemarmu, pada beberapa jam yang lalu, dia sudah dibawa ke kantor polisi dan juga telah mengakui semuanya, katanya kamu yang memohon padanya untuk sengaja menabrak mobil Yaya.

Mungkin saja kalau satu orang itu sengaja menjebakmu, tetapi kalau dua orang juga sengaja menjebakmu ?

“Su Loran, kamu menganggap aku sebagai idiot ya !”

Ahmed membentak dengan penuh amarah.

Su Loran menangis tersedu-sedu dan bahkan tidak ada kesan citra diri lagi.

Hingga pada saat ini dirinya masih sangat kebingungan.

Dia tidak tahu mengapa dirinya akan terlibat ke dalam kasus penculikan Yaya.

“Ahmed, kasus penculikan Yaya benar-benar tidak berhubungan denganku.

Aku masih mengandung, bahkan untuk bergerak saja sudah sangat susah, mana mungkin bisa ikut serta dalam kasus penculikan.”

“Kamu tidak perlu ikut serta, kamu hanya perlu merencanakan, sisanya ada Su Dalika yang menjalankannya.

Aku tiap bulannya memberikan begitu banyak biaya hidup padamu, takutnya kamu akan kesusahan, tetapi kamu malah menggunakan uang ini untuk membunuh anakku… Su Loran, kamu mempermainkanku dan menganggapku seperti seorang idiot, kamu pasti merasa sangat puas kan ?”

Ahmed selesai berbicara, langsung mendorongnya dengan hilang kendali.

Su Loran jatuh terduduk di lantai, kedua tangannya menahan pada bagian perutnya, setelah itu terus mendesah kesakitan.

“Kamu masih tahu sakit ya ? Yaya meninggal dunia, aku juga sangat sakit.”

Ahmed selesai berkata, lalu mengulur kakinya dan menendang dengan kejam pada tubuh Su Loran.

Akan tetapi, meskipun dia menendangnya dengan kejam, namun juga sengaja menghindari bagian perut Su Loran.

Bagaimanapun Su Loran sedang mengandung anaknya.

“Su Loran, aku kasih kamu dua pilihan. Setelah melahirkan anak kandunganmu, kamu masuk penjara saja atau langsung mati gantung diri saja.”

Setelah Ahmed meninggalkan tempat tersebut, pembantu langsung memanggil ambulans setelah melihat luka Su Loran yang semakin parah.

Su Loran dibawa ke rumah sakit untuk melakukan pertolongan, meskipun luka di tubuhnya sangat banyak, namun untungnya hanya luka luar, sehingga tidak terlalu membahayakan.

Akan tetapi dikarenakan terkejut dan terpeleset, sehingga anak kandungannya tidak terlalu stabil, oleh sebab itu dia mesti menginap di rumah sakit untuk menjalankan pengawasan.

Dia berbaring sendirian di atas sofa, setelah menenangkan diri, dia mulai merenungkan semua kejadian.

Dia tidak memerintahkan siapapun untuk menculik Yaya, dia sangat mengerti dengan kenyataan ini.

Kalau begitu siapakah yang menjebak dirinya ?

Su Loran berpikir sana sini, pada akhirnya dia tetap saja beranggapan bahwa Talia yang berakting sendiri.

Sepertinya bertujuan untuk menyerang anak kandungannya.

Jika tidak demikian, mengapa masih belum menemukan mayat Yaya yang katanya telah meninggal dunia ?

Takutnya Yaya hanya sekedar disembunyikan Talia untuk sementara waktu saja.

Akan tetapi, saat ini dia telah menjadi tersangka dalam kasus tersebut, Su Dalika terus menyeretnya dengan mati-matian, bagaimana dia bisa meloloskan diri dari kasus ini ?

Su Loran sangat kebingungan.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu