Suami Misterius - Bab 184 Hampir Sempurna

Setelah diam sejenak, Wulan pun bertanya lagi, "Kamu sering bertemu dengan ayah Wilson?"

"Iya" Clara menjawab dengan jujur.

"Dia tidak mengambil keuntungan kamu kan?" Wulan bertanya lagi.

"Untuk sementara, tidak ada" Clara berkata.

Wulan mengangguk, sepertinya dia tidak memperhatikan kata 'untuk sementara' yang Clara tambahkan di depan kata 'tidak ada'

Wulan menghela nafas panjang dan berkata, "Kalau antara pria dan wanita sudah memiliki anak, akan sangat susah untuk mempertahankan jarak dengan jelas. Kalian sudah bersama begitu lama, bagaimana etikanya?"

Setelah berpikir sejenak, Wulan tetap merasa Clara masih terlalu muda, dia hanya melihat orang dari penampilan. Pada saat Clara melahirkan Wilson, Wulan ada bertemu dengan ayah Wilson, pria itu berpenampilan ganteng, pria seperti ini paling pintar dalam menbohong gadis. Berpikir sampai sini, Wulan tetap merasa khawatir dan ingin bertemu dengan ayah Wilson sekali lagi.

"Kamu cari waktu mengajak ayah Wilson keluar, aku ingin berbicara dengannya"

"Apa?" Mulut Clara terbuka dengan panik. Wulan bukanlah orang yang mudah dibohongi, Clara takut Rudy tidak bisa mengaturnya dengan baik.

"Dia adalah orang yang lumayan baik. Paman sudah pernah bertemu dengannya, ada pengawasan paman, anda tidak perlu merasa khawatir. Lagian, ayah Wilson sedang melakukan perjalanan bisnis di luar negeri, tunggu kapan-kapan baru aku mengatur kalian ketemuan saja"

Clara berharap Wulan bisa melupakan hal ini setelah beberapa saat berlalu.

Wulan mengangguk dengan terpaksa, setelah itu dia pun bertanya lagi, "Apakah kamu ada bertanya tentang kondisi keluarganya? Anggota keluarga dia ada siapa saja, pekerjaan mereka apa?"

"Aku bukan karyawan yang mencari tahu tentang kartu keluarga, buat apa bertanya begitu banyak?" Clara berkata sambil makan.

"Gadis bodoh" Wulan menodong jarinya ke bagian belakang kepala Clara, Clara yang merasa kesakitan pun berteriak.

"Bu Wulan, gerakan anda lebih lembut dong" Clara mengelus kepalanya dengan wajah yang sedih.

"Agar kamu bisa bersikap lebih teliti. Nyonya itu bagus dalam segala bidang, hanya saja dia tidak pintar melihat orang. Dia mengalami banyak hal yang membuat dia sakit hati karena mengikuti tuan, menikah adalah kelahiran kembali seorang wanita, pernikahan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap hidup selanjutnya" Setiap kali berkata tentang Evi Pipin, Wulan akan merasa sangat emosional.

"Bu Wulan, penglihatan aku bagus kok. Ayah Wilson benar-benar sangat baik, dia bahkan pernah menjadi seorang tentara" Sejak diselamati oleh paman tentara, Clara merasa kagum yang alami terhadap setiap tentara, sampai dia merasa semua orang yang mengenakan seragam tentara itu orang yang baik.

Lagian, Rudy yang pengangguran itu memiliki wajah yang tampan, tubuh dan personalitas yang bagus, bahkan keterampilan dan karakternya juga bagus. Rudy berkategori baik dalam apa saja, selain miskin, Rudy tidak memiliki kekurangan.

"Mau sebaik apa pun dia, kamu tetap harus mengatahui kondisi keluarganya. Kalau dia cuman sendirian, tidak apa-apa kalau kamu hanya mengasuh Wilson dan dia. Tetapi kalau dia memiiki tante, bibi dan sekumpulan saurara miskin yang sering meminta bantu kepada kalian, kamu memiliki gunung emas pun, suatu hari pasti akan dikosongkan oleh mereka semua"

"Lalu, apakah orang tua dia masih sehat? Mereka bekerja di bidang apa? Bagaimana dengan pendidikan terakhirnya? Kamu harus mencari tahu tentang semua itu. Bagaimana kalau kamu bertemu dengan ibu menantu yang berpersonalitas keras kepala? Kamu akan menderita di masa depan"

Ngomelan Wulan membuat Clara merasa agak pusing, bahkan tidak bisa makan dengan baik.

Meskipun Wulan memang agak cerewet, tetapi sebenarnya kata-kata dia juga tidak salah.

Mau bagaimana pun, pernikahan adalah urusan dua keluarga, kalau Clara ingin hidup bersama dengan Rudy selamanya, seharusnya Clara mengetahui latar belakang keluarga Rudy.

Clara memutuskan untuk menanyakan hal ini kepada Rudy pada saat mereka bertemu lagi.

Clara menghabiskan sarapan dan makan siang di bawah ngomelan Wulan, hal ini membuat dia merasa agak tidak enak. Setelah mandi, Clara pun memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke taman bunga.

Pada saat Clara selesai mengganti baju dan belum sempat berjalan keluar dari rumah, dia sudah menerima telpon dari Luna.

"Sudah bangun?" Luna tahu Clara memiliki kebiasaan tidur siang, biasanya hal pertama yang dia tanyakan setelah menelpon adalah bertanya apakah Clara sudah bangun.

Berkata tentang ini, Clara merasa tidak enak lagi.

Pertama kali Luna menelpon Clara, dia bertanya L "Sudah bangun?"

Clara menjawa: "Belum"

Kemudian Luna akan berkata, "Kalau begitu sekarang bangun saja"

Kalau Luna menelpon Clara pada malam hari, dia akan bertanya, "Sudah bangun?"

Clara akan menjawab, "Baru saja berbaring, mau tidur"

Kemudian Luna akan berkata: "Kalau begitu jangan tidur saja, cepat bangun"

.................

Berdiri di samping rak sepatu, Clara mengganti sepatu sambil berkata: "Aku tahu mau sudah bangun atau belum, ujung-ujungnya aku tetap harus bangun, mending kamu mengatakan hal yang mau kamu katakan saja"

"Akhirnya kamu sudah belajar dengan pintar" LUna berkata dengan nada suara yang bahagia.

"........" Clara merasa semakin tidak enak. Apakah sekarang masih sempat untuk mengganti manager?

"Aku telah mengirim alamat kepada kamu, cepat datang ke sini audit" Luna berkata.

"Audisi? Terlalu mendadak, aku bahkan belum mendapatkan naskah" Clara bergegas keluar dari rumah sambil bertanya.

"Tidak perlu naskah, berperan sesuai kondisi saja. Karakter sudah ditetapkan, hanya mendadak butuh sebuah audisi saja"

Clara mengemudi ke lokasi audisi dan menyadari tempat audisi adalah teatar milik 东娱传媒.

"Kenapa bisa audisi di sini?" Clara merasa agak bingung.

"Audisi dulu saja, cepat ikut aku, Sutradara telah menunggu kamu dari tadi" Luna menarik Clara masuk ke dalam teater.

Di atas panggung, ada beberapa aktor yang sedang gladi resik. Clara tidak begitu mengerti di bidang ini, sebelum sempat melihat dengan jelas, Clara sudah ditarik ke depan Sutradara.

Sutradara adalah seorang pria yang berusia 40 tahun lebih, dia terlihat ramah dan baik, sikap terhadap Clara juga sangat hangat.

"Baik, kesan gadis ini lumayan baik, sangat cocok dengan karakter yang ditawarkan, coba akting beberapa adegan dulu saja" Sutradara sembarang mengambil setumpuk naskah dan memberikannya kepada Clara.

Setelah membaca naskah, Clara merasa sangat kaget, naskah itu adalah naskah film. Clara meragukan apakah sutradara salah mengambil naskah.

Tetapi, aktor itu tidak memiliki hak unutk meragukan sutradara. Akhirnya Clara pun semabarang membuka satu halaman dan memilih sebuah adegan untuk dimainkan.

Sutradara tidak berkata bagus atau tidak, dia hanya mengucapkan beberapa kata sopan dan mengusir Clara untuk pulang.

Setelah mengikuti Luna keluar dari teater, Clara baru bertanya, "Kak Luna, bagaimana dengan akting aku tadi?"

Luna memegang dahinya dan menjawab dengan terpaksa, "hampir sempurna"

Clara juga tahu dirinya tidak memiliki talenta dalam akting, dia memasang ekspresi sedih dan menghela nafas panjang, "Hais, sepertinya dia tidak akan merekurit aku"

"Siapa berkata begitu? Aku sudah menandatangani kontrakmu" Luna mengeluarkan sebuah kontrak dari tasnya dan memberikan kepada Clara, "Audisi kali ini diadakan agar Sutradara Liu mengetahui kemampuan akting kamu secara dalam. Karakter kamu sudah ditetapkan dari kemarin, kamu akan memerankan pemeran utama kedua, adegan kamu tidak banyak, tetapi karakter ini lumayan bagus, sangat segar dan jelas. Kalau kamu bisa berakting dengan baik, reputasi kamu akan menjadi sangat luar biasa, kalau misalnya hasil akting tidak bagus, tidak apa-apa juga. Aku merasa karakter ini sangat cocok dengan kamu"

Clara mengangguk dan mulai membaca kontrak di tangannya, "Film Dongyu Entertainment?"

Clara menatap ke Luna dengan kaget dan berpikir : 'Tidak benar, aku bahkan tidak pernah menjumpai Aldio Vosh, mengapa karakter yang sebagus ini bisa jatuh kepada aku?"

"Iya, film hasil produksi Dongyu entertainment, banyak orang yang merebut untuk memerankan karakter di dalam film ini" Luna berkata.

"Kalau begitu mengapa mereka bisa memilih aku?" Clara bertanya.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu