Suami Misterius - Bab 516 Sedikit Pun Tidak Seperti Dia

Ketika Rahma melihat Ibu Rugos, wajahnya langsung menjadi pucat.

Ia ingin mendorong Gevin dengan panic.

Namun Gevin malah terlihat bingung, sampai Ibu Rugos menghampiri dan memukul Rahma hingga ke sudutan.

Tentu saja Gevin tidak mungkin melihat Rahma dipukuli begitu saja, dia langsung mencengkram tangan Ibu Rugos dan melemparnya kesamping.

“Wanita gila!”

Setelah Gevin mengumpat dengan kesal, ia langsung bertanya pada Rahma dengan khawatir, “Apakah kamu terluka?”

Namun Rahma malah langsung menepis tangannya, begitu takut bersentuhan dengannya, “Gevin, terima kasih karena telah mengantarkan uang ini padaku hari ini, pergilah, ini bukan urusanmu.”

Rahma tidak sabar mengusirnya pergi, ia tidak ingin membuatnya terseret kedalam masalah ini.

Namun Ibu Rugos malah tetap bersikeras menarik mereka, ia berteriak dengan suara yang keras, “Dosa apa yang sudah keluarga kami perbuat sampai bisa mempersunting menantu yang tidak tahu malu sepertimu, menggait pria liat di tempat umum seperti ini, apakah kamu masih tahu malu.”

“Siapa yang kamu sebut pria liar!” wajah Gevin sudak penuh dengan ekspresi marah.

Ibu Rugos bisa melihat kalau orang ini bukan orang yang bisa ia singgung, ia tidak berani mengarahkan amarahnya pada Gevin, hanya terus menunjuk Rahma sambil terus memaki dengan kejamnya.

Ekspresi wajah Gevin sudah begitu buruk, dia mengulurkan tangan dan menarik lengan Rahma, berkata dengan ekspresi yang begitu tersiksa : “Rahma, sebenarnya bagaimana kamu melalui beberapa tahun ini! Segera cerai dengan pria bermarga 郭 itu, aku akan membawamu pergi sekarang juga!”

“Gevin, kamu jangan bicara sembarangan bisa tidak.” Rahma kesal sampai menghentakkan kakinya.

“Kalian tarik-tarikkan didepanku seperti ini, tidak tahu berapa banyak hal menjijikka yang kalian lakukan di belakangku, benar-benar tidak tahu malu!”

Ibu Rugos maju dan memisahkan mereka.

Gevin sungguh emosi, sehingga langsung mendorong Ibu Rugos sampai terjatuh ke lantai.

Ibu Rugos terjerembab, ia langsung jatuh terduduk di lantai sampai tidak bisa bangkit berdiri lagi, ia berkata sambil menangis : “Semuanya lihat, pasangan zina yang tidak tahu malu ini sekarang tertangkap basah olehkul, dan mereka malah berani memukulku, aku sungguh tidak sanggup hidup lagi!”

didepn pintu rumah sakit banyak orang yang berlalu lalang, banyak orang yang mengerumuni mereka sambil menunjuk kearah mereka.

Rahma merasa harga dirinya sungguh sudah habis, dia berkata pada Gevin dengan nada memohon, “Gevin, kumohon cepatlah pergi, jangan membuatku semakin kesulitan bisa tidak.”

Gevin tidak berdaya, ia hanya bisa pergi.

Dia melangkah pergi sambil menoleh beberapa kali, melihat Rahma yang memapah Ibu Rugos dengan suara yang lembut dan lemah, dipukuli oleh Ibu Rugos juga tidak membalas, membuatnya begitu sedih ketika melihatnya.

Gevin mengendarai mobil dengan pikiran yang melayang, akhirnya mobilnya tiba di halaman mansion keluarga Sutedja.

Mobil Gevin baru berhenti, sudah bertemu dengan Clara yang sedang mengantar Rudy berangkat kerja.

Clara merangkul lengan Rudy dengan mesra, keduanya mengobrol sambil bercanda, bahkan saling merangkul dan cium tanpa khawatir, Clara mendekat ketelinganya entah mengatakan apa, senyum diwajah Rudy terlihat begitu lembut.

Dan senyum itu begitu menyebalkan dimata Gevin.

Sampai mobil Bentley hitam Rudy meninggalkan mansion, Gevin baru membuka pintu mobil dan turun.

Dia baru melangkah masuk ke dalam rumah, langsung melihat Clara yang sedang duduk di sofa menghias bunga di ruang tamu, ia terlihat begitu santai.

Ketika ia mendengar suara langkah kaki, refleks mengangka kepala dan melihat, dan yang muncul dihadapannya adalah Gevin yang pulang setelah sepanjang malam tidak kembali, ia hanya mengangguk pelan sebagai tanda menyapa.

Gevin berdiri diambang pintu dan menatapnya dengan dalam.

Hanya melihat rambutnya yang panjang tergerai, mengenakan pakaian rumah yang santai, satu tangannya memegang bunnga lili, satu tangannya memegang gunting dan menggunting daun juga batang bunga dengan serius.

Pembawaan Clara sangat lembut, cahaya matahari yang terpancar dari luar jendela membuatnya terlihat begitu cantik dan indah bagaikan lukisan.

Harinya sungguh berlalu dengan sangat nyaman dan indah.

Hidup yang begitu nyaman, seharusnya milih Rahma.

Begitu Gevin teringat pada Rahma, hatinya langsung terasa sakit.

Rahma merupakan gadis yang begitu baik, ia lembut dan hebat, hormat juga berbakti pada orang tua, juga sangat baik padanya juga Viona.

Rahma juga sangat pintar memasak, ikat yang dimasak olehnya, bahkan nenek Sutedja yang paling pilih-pilih dalam makan saja bisa makan sampai tambah-tambah.

Dan Clara sama sekali tidak sebanding dengan Rahma.

Bicara mengenai kehebatan memasak, Clara masuk dapur saja bisa dihitung pakai jari.

Apalagi dia berasala dari keluarga kecil, sama sekali tidak tahu tata krama, berani menantang yang lebih tua.

Sejak Clara menikah dengan Rudy, hubungan Rudy dengan Keluarga Sutedja menjadi semakin buruk, kemungkinan ini semua karena adu domba Clara.

Gevin sungguh tidak mengerti, apa yang membuat Rudy tertarik pada Clara, apakah karena wajahnya yang cantik sehingga bisa mempesona semua pria! Gevin terus menatap Clara, dan tatapannya itu sungguh membuat Clara tidak nyaman.

Dia merapikan barang ada di meja lalu bersiap kembali ke kamarnya.

Ketika meliewati Gevin, malah mendengarnya berkata dengan perkataan yang penuh dengan cibiran, “Kamu sedikit pun tidak seperti dia, sebenarnya apa yang Rudy suka darimu?

Dia?

Siapa ‘Dia’! Clara merasa bingung, baru ingin bertanya, Gevin sudah berbalik dan pergi.

Clara merasa sangat aneh.

Clara membawa vas bunga yang sudah di tata untuk kembali ke kamar, baru bersiap untuk tidur, ponselnya sudah berdering.

Itu merupakan telepon dari sel tahanan, Yanto ingin bertemu dengannya.

Setelah mematikan telepon, Clara tersenyum dengan sinis, setelah dikurung di penjara begitu lama, akhirnya ayahnya itu teringat pada putrinya ini.

Clara mengganti pakaian lalu mengendarai mobil ke sel tahanan.

Dia bertemu dengan Yanto di sel tahanan.

Wajahnya terlihat menua minimal 10 tahun, rambut putihnya bertambah begitu banyak.

Mengenakan baju narapidana, dengan tangan di borgol, ia duduk dibalik jeruji besi.

Meskipun sudah demikian, sikap Yanto dihadapannya tetap saja seperti seorang ayah yang begitu tegas, nada bicaranya tetap penuh dengan perintah.

“Kamu pasti sudah tahu masalahku, Yunita si durhaka itu, sudah membuat masalah masih menyeretku. Clara, cepat minta Tuan muda Rudy untuk menjaminku, aku sungguh tidak kuat tinggal di sel tahanan ini barang satu hari pun.”

Yanto melihatnya mengetatkan bibir tanpa bicara, mengira dia keberatan, sehingga ia lanjut berkata : “Uang jaminan sama sekali bukan angka buat Tuan muda Rudy.

Kalau dia tidak setuju, kamu menangis dan mengambek saja dihadapannya, toh kamu sudah melahirkan seorang putra untuknya, dia tidak akan berani bercerai denganmu.”

Setelah Clara mendengarnya, ia sungguh ingin tertawa.

Ia sungguh ayah yang baik, demi keuntungannya sendiri, ia bahkan mengajarinya untuk menangis dan mengambek dihadapan Rudy tanpa takut dia diusir oleh Rudy.

Oh, clara hampir saja lupa, dimata Yanto hanya ada dirinya sendiri, ia sama sekali tidak akan memikirkan orang lain, termasuk putrinya.

“Pa, tersangka pembunuhan tidak bisa dijamin.”

Clara berkata dengan datar, dalam nada bicaranya sama sekali tidak terdengar ekspresi apapun.

Namun Yanto malah terlihat begitu emosional, ia hampir melompat dari tempat duduknya.

“Tuan muda Rudy pasti punya caranya, asalkan dia bersedia, ia pasti akan bisa mengeluarkanku dari tempat laknat ini. Clara, apakah kamu mendengarnya, segera suruh Rudy untuk mengeluarkanku.”

Clara tetap terlihat begitu tenang, dalam ketenangannya ada cibiran yang terlihat samar.

“Apakah maksudmu mau meyuruh Rudy melanggar hukum? Dia hanya seorang pebisnis biasa, bagaimana mungkin memiliki nyali sebesar itu.”

“Clara, kamu jangan banyak alasan dihadapanku. Kamu jangan lupa, aku adalah ayahmu, kamu adalah putri Yanto, kalau sampai terjadi sesuatu padaku, maka hidupmu juga tidak akan berjalan baik.” Yanto berteriak sambil membelalakkan mata.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu