Suami Misterius - Bab 1332 Ibuku Ingin Bertemu Denganmu

Mahen telah mencicipi mienya begitu dikeluarkan dari panci. Tidak sampai ke tingkat sangat tidak enak, namun juga tidak pantas disebut enak. Ini benar-benar cukup menyulitkan nona besar Keluarga Maveris ini.

“Kamu mempermainkanku ya.” Kata Diva tersenyum santai sambil menompang pipinya dengan kedua tangan.

“Bukannya ini adalah kalimat romantis yang suka didengar oleh wanita seperti kalian ya.” Kata Mahen.

Diva “....”

Diva yakin, Tuan Muda Kedua Keluarga Sutedja ini benar-benar tidak bisa pacaran.

Setelah makan, Tuan Muda Kedua Keluarga Sutedja pergi mencuci piring dengan rajinnya. Meski cipratan air memenuhi seluruh lantai, tapi piring-piringnya dibersihkan dengan sangat baik, ini adalah hal yang cukup langka.

Diva sedari tadi duduk di sofa dengan mata tertutup. Dua baris bulu mata tebal yang panjang memberikan bayangan samar di pipi putihnya. Ujung jarinya menekan lembut pelipisnya yang sakit.

Begitu Mahen selesai mencuci piring, dia duduk di samping Diva. Mengulurkan jemarinya yang panjang dan membantu Diva memijat pundak dan juga dahi Diva.

“Apakah akhir-akhir ini kamu sangat lelah?” Tanya Mahen.

“Em, sedikit lelah.” Jawab Diva santai.

Sejak dia sudah bisa mengingat, dia selalu saja sangat sibuk. Dulu sibuk dengan akademik, lalu sibuk bekerja. Yang disebut "anak ajaib yang hebat" selain modal bakat, mereka juga perlu kerja keras.

Diva sibuk seperti gasing yang tak berhenti-henti, begitu sibuknya sampai lupa bagaimana rasanya lelah. Tapi sekarang setelah hamil, semuanya tampak berbeda.

Dia sering merasa sangat mengantuk, kelelahan dan kurang energi.

“ Guan seharusnya tidak akan mungkin membuat masalah untukmu lagi kan.” Kata Mahen.

“Mungkin.” Jawab Diva sambil menutup matanya.

Guan telah melakukan beberapa hal buruk selama bertahun-tahun ini. Tapi harusnya dia tidak terlalu bodoh untuk melakukan hal bodoh melawan Mahen.

“Keluarga Bone, apa rencanamu menangani mereka?” Tanya Mahen lagi. Nada bicaranya terdengar ada kecemburuan di dalamnya.

Diva tersenyum, lalu menjawab “Aku akan memutuskan kontrak pernikahan dengan Iqbal dan mengakhiri perjanjian secepat mungkin."

“Hanya begitu saja?” Tanya Mahen sambil menaikkan alisnya.

“Kalau tidak mau bagaimana lagi?” Tanya Diva membuka matanya dan menatap Mahen.

"Keluarga Bone membuatmu pingsan lalu mengirimmu ke ranjang tidurku dan kamu hanya membiarkan mereka begitu saja? Kamu benar-benar sangat baik kepada Iqbal ya." Gumam Mahen sedikit kesal.

“Kamu masih tidak malu mengatakan ini. Siapa yang mengawali kejadian itu.” Diva memelototinya, tapi matanya yang indah tidak marah, tapi sedikit terlihat manja.

Selama bertahun-tahun, keluarga Bone telah mengalami kemunduran bisnis. Ayah Iqbal dan ibu Iqbal sangat serakah dan tak punya malu. Iqbal lemah dan tak punya pendirian. Tidak perlu bertahun-tahun untuk mereka jadi bangkrut. Diva merasa untuk apa dirinya mengulurkan tangan hanya untuk menangani mereka, itu malah hanya akan mengotori tangannya saja.

Mahen memijat pundak Diva. Tenaga pijatannya tidak terlalu keras maupun tidak terlalu ringan dan itu sangat pas dan nyaman sekali.

Diva memejamkan matanya menikmati layanan pijat ini. Hanya saja saat Mahen sedang memijatnya beberapa saat, tangan Mahen mulai merabai tubuhnya dengan tak beraturan.

Diva langsung membuka matanya, matanya bersinar dan bergoyang karena malu.

Dia memegang tangan Mahen lalu mencoba mendorongnya. Tapi Mahen malah meraih tangan kecilnya dan mengelusnya dengan telapak tangan besarnya.

Mahen menundukkan kepala dan menciumnya.

“Mahen, tidak boleh.” Diva panik dan menatap Mahen dengan tak berdaya.

“Kenapa tidak boleh?” Tanya Mahen dengan tampak seperti akan memakan orang. Dia seperti membabi buta, hanya bisa melihat tanpa bisa menyentuhnya. Mahen benar-benar takut dia bisa terluka mental jika terus menahan ini.

“Bukan begitu.” Diva menggelengkan kepala, pipinya memerah malu.

Mengenai kehamilan, Diva tidak pernah berpikir untuk menyembunyikan hal ini dari Mahen. Mahen adalah ayah bayi ini, jadi Mahen juga berhak untuk mengetahui keberadaan anak ini. Namun, cukup dengan beberapa kata, hal yang begitu mudah dikatakan dengan jelas, Diva malah tidak tahu bagaimana memberitahunya. Dia dulu tidak pernah tahu ternyata dirinya juga bisa malu.

“Mahen, aku, aku ha...” Diva baru bicara setengah, lalu tiba-tiba suara dering ponsel berbunyi dan menyela ucapannya ini.

“Siapa yang menelepon di waktu yang tak tepat ini sih.” Gumam Mahen. Dia pun duduk di sofa dengan kesal.

Jaket jasnya diselempangkan di kursi di ruang makan. Dan ponselnya ada di saku jas, terus berdengung dan berbunyi tak hentinya.

Mahen mengeluarkan ponsel dari sakunya dan melihat ke ID penelepon, itu adalah nomor ibunya.

Mahen menjawab telepon dan berjalan ke ruang tamu sambil berbicara.

Ahyon bertanya kepadanya apa yang sedang dia lakukan. Mahen pun menjawab dengan wajah menyeringai "Sibuk pacaran, aku sudah memberitahu dan melaporkan ini padamu. Kamu terus mengejarku memberimu menantu. Ini aku kan sedang lembur untuk itu. Aku jamin tugas ini akan selesai tepat waktu.”

“Kamu ini sebenarnya pacaran beneran? Atau hanya main-main? Tuan Muda Kedua Keluarga Sutedja berencana kapan bertunangan lain kali?” Cibir Ahyon mengejeknya.

“Tunangan apa. Mungkin saja, aku tiba-tiba langsung mendaftarkan pernikahanku di KUA. Kamu tinggal menunggu minum teh bersama menantumu saja.” Kata Mahen langsung menyeringai ke Diva yang sedang duduk di sampingnya.

Diva baru saja merapikan pakaiannya, pipinya sedikit merah dan nafasnya sedikit terengah-engah. Menatap ke samping pada Mahen yang sedang berbicara di telepon.

Wajah tampan Tuan Muda Kedua Keluarga Sutedja sangat begitu jelas. Tampak senyuman di antara alisnya dan dia terlihat seperti angin musim semi.

Di telepon, Ahyon mencibir dingin. Terlalu banyak wanita yang dibuat main-main oleh Tuan Muda Kedua Keluarga Sutedja dulu. Jadi, di hati ibunya sendiri, kepercayaannya sudah habis digunakan.

“Mau mendaftar di KUA, oke, cepat sana daftarkan dan perlihatkan buku nikahnya padaku.” Kata Ahyon.

“Oke, daripada menunggu-nunggu hal yang pasti. Kalau begitu hari ini saja!” Kata Mahen.

Setelah menutup teleponnya, Mahen menoleh untuk melihat Diva dan berkata sambil tersenyum "Ibuku ingin bertemu denganmu."

“Hari ini?” Diva menatapnya sedikit dengan heran.

“Iya." Mahen mengangguk.

“Tapi, aku sama sekali tidak ada persiapapan apapun.” Diva merasa kepalanya sakit lagi. Tuan

Muda Kedua Keluarga Sutedja bertindak benar-benar tidak ada aturannya.

“Tidak ada yang perlu dipersiapkan, orangnya pergi saja itu sudah cukup.” Kata Mahen sambil menyeringai dan melingkarkan lengannya di pundak Diva “Jangan takut, menantu jelek cepat lambat pasti akan bertemu dengan mertuanya.”

Diva "..."

Walaupun Tuan Muda Kedua Keluarga Sutedja menganggap menemui orangtuanya adalah hal yang sepele, namun bagi Diva, butuh keseriusan dalam hal ini. Setidaknya tidak boleh lupa dengan tata krama dan kebiasan yang berlaku dalam hal ini.

Oleh karena itu, pada sore harinya, Diva mengajak Mahen ke mall untuk membeli banyak hadiah.

Menghadiahi orang lebih tua, pada dasarnya adalah hal yang baik. Tapi jika buru-buru dalam membeli hadiah bagus, itu juga tidak mudah. Jadi, Diva memilih beberapa hadiah yang cukup pantas dan mahal.

Ini pertama kalinya dia berkunjung. Tidak masalah jika dia tidak memahami kesukaan orang yang lebih tua, yang penting bukan tidak sopan atau tidak punya tata krama.

Tuan Muda Kedua Keluarga Sutedja membawa kotak hadiah besar dan kecil dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil, dia memindahkan sambil bergumam "Orang tuaku tidak kekurangan barang-barang ini, lalu untuk apa kamu menyulitkan dirimu seperti ini. "

“Itu urusan mereka, apakah mereka kekurangan barang-barang ini atau tidak. Namun menghadiahkan sesuatu adalah urusanku. Kedepannya, pasti akan lebih sering bertemu. Jadi meninggalkan kesan baik pada orang yang lebih tua adalah yang paling penting.” Kata Diva santai.

"Sering bertemu dan bergaul. Em tidak heran seserius ini.” Kata Mahen sambil menyeringai dan melingkarkan lengannya di pinggang ramping Diva.

Pipi Diva memerah lagi begitu digoda seperti ini oleh Mahen. Dia pun memukul pelan dada Mahen.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu