Suami Misterius - Bab 361 Kamu Terus Berada Di Sisiku

“Kamu ingin bertanya padaku tadi sore bertemu dengan siapa, sudah mengatakan apa? Langsunglah bertanya, berputar-putar seperti itu apa tidak lelah.”

Tatapan Rudy sedikit lebih dalam, tanpa sadar ia meraih tangan Clara dan menggengamnya dengan erat. Seolah ia akan menghilang jika dilepaskan.

Begitu dia menerima kabar bahwa Nalan Vi mencari Clara, entah kenapa ia langsung merasa panik.

Rudy tahu bahwa semakin krisis kondisinya, semakin dia harus tenang, dia seharusnya percaya padanya.

Namun, kemampuan Keluarga Sutedja untuk membalikkan fakta, dia benar-benar sudah cukup merasakannya. Awalnya, Rahma juga bukan seorang gadis yang bodoh, tapi dia akhirnya masuk ke dalam jebakan mereka juga. Terlebih lagi, Clara masih terlalu muda. ia memiliki pengalaman yang terlalu sedikit dan Rudy tidak mungkin tidak khawatir.

Clara menunduk sambil memainkan cangkirnya dan berkata dengan santai, “Pagi ini aku bertemu dengan Nalan Vi.”

“Hmm.” Rudy mengangguk. Lalu, tidak ada pembicaraan lanjutan.

Clara masih menunggunya untuk bertanya, hingga akhinya, ia menunggu cukup lama, namun tidak ada kelanjutan.

“Rudy, mengapa kamu tidak bertanya apa yang telah kami bicarakan?”

Rudy merangkul bahu Clara dan berkata, “Apa yang dia katakan sebenarnya tidak penting. Aku sudah bisa menebak apa tujuannya. Yang ingin aku tahu, yang aku perdulikan adalah sikapmu.”

Clara dengan kanebo menyeka cangkir, dan ia menjawab dengan santai: “Sikap apa yang bisa aku tunjukkan. Si bibi itu bicara dengan sangat heboh, itu hanya buang-buang waktuku saja. Aku tidak percaya pada kekasihku, haruskah aku percaya pada orang yang jelas-jelas berniat buruk! Apa aku terlihat bodoh dan mudah dibohongi?”

Mata Rudy menatap Clara dengan dalam, setelah ia terdiam sesaat, ia tiba-tiba menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

Nalan Vi berusaha keras untuk memisahkan mereka, ia khawatir Clara akan tertipu, namun akhirnya, nona ini sama sekali tidak menganggapnya. Dan ia masih punya suasana hati yang cukup bagus untuk berbelanja.

“Clara, aku benar-benar tidak tahu apakah aku harus memujimu pintar, atau harus mengatakan kamu memiliki hati yang begitu naif.”

Clara menatap matanya dengan tatapan tidak puas. “Aku ini memang tidak begitu pintar, tapi aku masih bisa menahan serangan Sutedja yang payah. itu jauh lebih payah daripada ibu dan anak Rina. Percayalah, setelah aku menikah masuk kedalam keluarga itu, lihat bagaimana aku membereskannya.”

Clara mengangkat dagunya dengan ekspresi puas di wajahnya.

Rudy tidak bisa berkata apa-apa dan memapah dahinya, “Baiklah, jangan sombong dulu. Kali ini Nalan Vi mungkin bisa diremehkan. Di masa depan, mungkin kamu belum bisa menaklukkannya dengan mudah. Berhati -hati tidak salah.”

“Ya..ya.. aku tahu, aku tahu, lihatlah, kamu mengomel seperti kakek tua.” Clara berkata dengan tidak sabar, lalu menyandarkan kepalanya di bahunya. Sambil menghitung jari-jarinya dan berkata :” Setelah kuhitung - hitung, orang di keluargamu hanya memiliki trik segitu saja, sama sekali tidak kreatif. Selama kita saling mencintai dan percaya satu sama lain, tidak ada yang bisa memisahkan kita.”

“Kamu percaya padaku begitu saja?” Rudy tertawa kecil, tatapannya penuh kehangatan..

Clara akhirnya meletakkan cangkir yang ada di tangannya, dan dengan sungguh-sungguh memegang telapak tangan Rudy yang hangat, ia menatap matanya dengan penuh perhatian, “Rudy, tidak perduli kapanpun dan apa yang orang lain katakan, itu tidak penting bagiku, aku hanya percaya dengan mataku, dan apa yang hatiku lihat. Aku percaya apa yang pernah kamu katakan: orang yang tulus bersatu hati, beribu tangan tidak akan bisa memisahkannya. Aku juga percaya bahwa paman tentara dari keluarga Sutedja yang menahan peluru untukku itu bukanlah seorang yang jahat.”

Setelah ia selesai bicara, Rudy menatapnya dengan sedikit bingung, “Kamu sudah tahu?”

Clara merentangkan tangan di lehernya, “Rudy, kamu pikir aku benar-benar bodoh. Waktu itu Nyonya Tubagus berkata: Aku menikahimu, sama dengan menyerahkan hidupku padamu. Lalu, kamu berkata lagi tanggal 15 Februari adalah hari dimana kita pertama kali bertemu. Bukankah 15 Februari adalah hari ketika aku menghadapi serangan teroris di Inggris.”

Hari itu, mungkin hari yang tidak akan terlupakan oleh Clara seumur hidupnya.

Pada hari pertama setelah Hari Valentine, ia dan ibunya berjalan-jalan bersama.

Ibunya memilih barang-barang di toko, ia merasa terlalu bosan di dalam, lalu ia berdiri di tepi jalan untuk mencari udara segar. Di jalanan negara lain, Clara memandangi gedung-gedung di jalan dengan rasa ingin tahu.

Tiba-tiba, sebuah bom meledak di sampingnya. Clara langsung panik saat itu, ia hanya mendengar dengungan keras di telinganya dan tanpa sadar berjongkok di tanah sambil berteriak.

Tiba-tiba di sekitar menjadi kacau.Ada dua kendaraan bersenjata lewat di jalan yang ada didepannya. Orang-orang di dalam kendaraan semua membawa senjata dan langsung menyerang siapapun yang dilihat.

Clara bersembunyi di balik tiang listrik, ia ketakutan sampai tidak berani bergerak, hanya menjerit dan memanggil ibunya.

Ada suara tembakan dan suara dengungan yang memekakkan telinga, ada juga suara teriakan dari kerumunan yang semakin kacau.

Ia bahkan tidak tahu sudah berapa lama itu berlangsung, tiba-tiba ia merasakan pelukan erat. Ia hampir tanpa sadar meronta untuk melepaskan diri, hingga tiba-tiba mendengar bahasa mandarin yang familiar.

“Nona, jangan takut, aku dari pasukan penjaga perdamaian.” Suara pemuda itu serak dan begitu gagah, entah kenapa memberinya rasa aman.

Ia membuka matanya dan melihat seorang pria mengenakan seragam militer hijau dengan pelindung wajah, membuat wajahnya tidak terlihat jelas.

Clara hanya seorang gadis kecil berusia lima belas tahun pada waktu itu, ia merangkul lehernya dan menangis tanpa henti, “Paman tentara, bawa aku untuk menemui ibuku.”

“Jangan takut, jangan takut. Ibumu akan segera datang.” ia tampaknya tidak pandai menghibur, dan dia hanya mengatakan itu berulang-ulang.

Tentara itu menggendongnya dan hendak membawanya ke tempat yang aman. Kemudian, para teroris dengan tank berlapis baja melihat mereka dan tiba-tiba menembaki mereka.

Dia menggunakan tubuhnya sebagai perisai, dengan kuat memeluk dan menlindunginya di dalam pelukannya.

Ketika mereka tiba di tempat yang aman, Clara melihat seragam hijau tentara itu berlumuran darah. Ia takut dan menangis. Setelahnya, ibunya menemukannya.

Tentara itu menyerahkannya kepada ibunya, dan kemudian pergi.

Clara hanya bisa melihat dirinya berjalan menjauh dengan tatapan yang kabur oleh airmata.

……

“Wajahmu sangat samar waktu itu, aku tidak bisa melihat wajahmu dengan jelas. Kemudian, beberapa kali aku pergi ke pasukan penjaga perdamaian untuk mencarimu, tapi aku tidak menemukanmu. Orang-orang itu terlalu kaku, hanya menjawab hanya satu kata. Dan menolak menyebutkan nama dan keberadaan kamu.” Clara berkata dengan kesal.

“Ya, ini memang peraturan tentara. Tugas para tentara adalah melindungi warga dan melindungi negara. Ini memang hal yang sudah seharusnya dilakukan, tidak boleh menerima pamrih.” kata Rudy dengan nada sungguh-sungguh.

Clara dengan tangan yang menopang pipinya menatapnya dengan serius, “Rudy, jika pada saat itu orang itu bukan aku, maukah kamu menyelamatkannya?”

“Hmm.” Rudy tanpa ragu mengangguk.

Lalu, Clara menjadi tidak senang. Merasa Rudy hanya murni menjalankan tugas. Sebaliknya, ia malah terbawa perasaan dan mencarinya selama bertahun-tahun.

Rudy yang melihat wajah Clara cemberut dan tidak senang, menghela dengan sedikit tidak berdaya. Rudy segera membujuknya, “Dalam situasi seperti itu, menyelamatkan orang adalah tugasku. Hanya saja ketika menyelamatkanmu, itu bukan hanya sebatas tugasku, tetapi tetapi aku rela melakukannya.

Rudy mengambil tangannya dan meletakkannya ke sisi dada kirinya. Ia membiarkan Clara merasakan detak jantung yang tulus dan berdetak kuat di dadanya.

Clara akhirnya tersenyum puas, meskipun Rudy jarang menyatakan cinta, namun jika ia mengatakannya sesekali, tetap sangat manjur.

Dia seperti kucing yang meringkuk di dadanya, mengeluh dengan suaranya yang sedikit manja.

”Rudy, aku sudah lama sekali mencarimu, aku sungguh tidak menyangka, kamu terus berada di sisiku.”

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu